Salin Artikel

Ponsel Sopir Truk di Cilincing Dirampas 2 Orang Saat Terjebak Macet, Polisi: Pelaku Kerap Beroperasi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menangkap dua orang pelaku yang merampas ponsel sopir truk di Cilincing, Jakarta Utara, setelah video yang memperlihatkan perampasan tersebut viral di media sosial.

Kapolsek Cilincing Kompol Robinson Manurung mengatakan, pihaknya langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) dan menangkap pelaku pada Kamis (17/3/2022) sesaat setelah melihat video tersebut.

"Setelah kejadian, kami lihat di media sosial, kami lihat ciri-ciri pelaku, ditanyakan kepada orang di sekitar TKP. Ada yang menyebut identitasnya, anggota kami mendalami dan ternyata kedua pelaku masih ada di sana," ujar Robinson, Jumat (18/3/2022).

Menurut Robinson, pelaku sudah kerap beroperasi dengan modus serupa di wilayah tersebut. WS bertugas merampas ponsel korban, yakni para sopir truk yang terjebak kemacetan.

Sedangkan DD mengancam korban dengan menggunakan senjata tajam jenis badik.

"Mereka baru pertama kali masuk ke Polsek Cilincing, tapi pengakuannya mereka berbuat di sana seminggu bisa tiga kali dan sudah beroperasi kurang lebih dua sampai tiga bulan," kata dia.

Menurut Robinson, para pelaku sengaja memanfaatkan kemacetan lalu lintas di Cilincing untuk melakukan aksinya setiap sore hari. Pelaku mengklaim, uang hasil perampasan ponsel tersebut digunakan untuk biaya makan.

WS dikenakan Pasal 365 UU KUHP, sedangkan DD juga dikenakan Pasal 21 UU Darurat Tahun 1959 tentang Senjata Tajam.

Dari video amatir yang beredar, tampak pelaku menghampiri truk boks merah yang kacanya terbuka. Satu pelaku merampas ponsel yang sedang dipegang sopir truk, dan pelaku lainnya tampak membawa senjata tajam.

Sempat terjadi tarik-menarik antara pelaku dan korban. Namun, pelaku tetap berhasil mengambil ponsel milik korban.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/03/18/15544411/ponsel-sopir-truk-di-cilincing-dirampas-2-orang-saat-terjebak-macet

Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke