Salah satunya pedagang sembako bernama Anwar (19). Ia mengatakan bahwa omzetnya menurun drastis sebelum dan sesudah harga bahan pangan melonjak.
"Terjadi penurunan omzet, turun drastis. Sebelum corona mencapai Rp 10 juta sehari. Sebelum Ramadhan sekitar Rp 7 juta sampai Rp 9 juta. Kalau sekarang ramainya sekitar Rp 3 juta sampai Rp 6 juta," kata Anwar saat ditemui di Pasar Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (13/4/2022).
Ia mengatakan, pengunjung pasar semakin hari kian sepi. Pasar Jombang, kata dia, ramai pembeli hanya pada pagi ketika pasar baru buka hingga pukul 11.00 WIB.
Menurutnya, salah satu faktor pasar menjadi sepi dikarenakan daya beli masyarakat yang menurun imbas harga terus melonjak.
"Harapannya ke depan, harganya sesuai dengan ekonomi masyarakat. Supaya masyarakat enggak tertekan dengan harga pangan," ungkap Anwar.
Selain itu, Anwar juga menyebutkan bahwa stok minyak goreng curah di Pasar Jombang susah didapat.
Hal itu, kata Anwar, terjadi sebelum bulan Ramadhan, tepatnya setelah kebijakan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng dicabut.
"Biasa nyari di agen, kami pesan, dia bilang enggak ada minyak. Dari hari pertama puasa belum pernah ngambil (minyak goreng curah), di tempat yang biasa ngambil enggak ada, ya sudah malas nyarinya," jelasnya.
Selain itu, Anwar juga mengeluhkan bahwa subsidi minyak goreng curah belum sampai di Pasar Jombang.
Justru, saat ini, dia lebih mudah mendapatkan minyak goreng kemasan dibandingkan minyak goreng curah.
Anwar menjual minyak goreng kemasan merek Filma ukuran dua liter di toko sembakonya di kisaran harga Rp 48.000.
Harga tepung terigu Rp 9.000 per kg, gula pasir berkisar Rp 15.000 per kg, dan telur di kisaran harga Rp 25.000 per kg.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/04/13/17320481/pedagang-keluhkan-harga-pangan-mahal-sebelum-ramadhan-omzet-rp-9-juta