Akibatnya, mobil berwarna putih mengalami ringsek karena terjepit di antara KRL dan pagar pembatas. Bahkan, mobil itu terseret 10 meter.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Pengemudi bernama Ahmad Yasin menuturkan, biasanya dia tidak pernah melewati pelintasan sebidang di Rawa Geni.
Namun, karena terburu-buru menuju lokasi suatu perlombaan, Ahmad mencari jalan alternatif.
"Saat berangkat saya buru-buru. Kemudian, dalam perjalanan dikirimkan map (peta lokasi dalam aplikasi penunjuk arah) dari teman-teman juri lain, biasanya kalau (berangkat ke) arah Depok lewat Balai Kota," ujar Ahmad saat ditemui di Pondok Pesantren Daarul Qur'an Fantastis, Rabu.
Setelah dikirimkan peta lokasi dalam aplikasi penunjuk arah Google Maps oleh kawannya, Ahmad memutuskan untuk putar arah menuju Jalan Rawa Geni yang sebelumnya sudah ia lewati.
"Saat membuka maps, mengarahkan ke arah yang lebih dekat, saya lewati berapa puluh meter, karena maps-nya lebih dekat lewat situ. Ketika putar balik, palang pintu terbuka," terang Ahmad.
Sesampainya di bibir pelintasan kereta, kata Ahmad, dia diberi peringatan oleh petugas di pintu pelintasan. Akan tetapi, Ahmad sudah tidak bisa menghindari kecelakaan tersebut.
"Ada petugasnya, begitu lihat saya, dia teriak 'kereta-kereta'. Saya sudah tidak bisa menyelamatkan diri dan pasrah saja. Lihat ke kiri sudah ada kepala kereta," ujarnya.
Petugas palang pintu sudah berikan seruan
Sementara itu, penjaga palang pintu pelintasan KRL Endi Rais mengatakan, saat itu palang pintu pelintasan sudah setengah tertutup, tetapi pengemudi mobil tersebut memaksa menerobos.
"Pas mobil sudah mau naik, saya sudah setop, (teriak) 'awas-awas', saya bilang gitu, tapi dia (sopir) main masuk (lewat) aja bawa mobil," kata Endi.
Endi menuturkan, dia telah memberi tahu pengemudi mobil bahwa ada kereta yang mau melintas dari arah Bogor menuju Jakarta.
Namun, pengemudi tak mengindahkan seruan petugas.
"Mobil dari arah Depok mau ke arah Jalan Rawa Geni, mungkin kaca ketutup, dia jadi enggak dengar, dia main masuk aja berbarengan kereta masuk jadinya kehantam," ujar Endi.
Lebih lanjut, Endi mengatakan, korban berhasil menyelamatkan diri meski mobil yang dikendarai telah tertabrak KRL hingga terseret 10 meter.
"Keseret sampai 10 meter tapi sopirnya kabur. Enggak, itu mobilnya sudah ketabrak, cuma pas saya lihat, dia (korban) langsung keluar dari mobil," imbuh Endi.
Ahmad menyatakan tidak melarikan diri dari kejadian tersebut. Ahmad hanya menyelamatkan diri setelah bagian depan sebelah kiri mobil terhantam KRL.
"Saya tidak kabur, tapi menyelamatkan diri, khawatir mobil terbakar, saya lompat saja inisiatif," ujar Ahmad.
Ahmad mengatakan, saat itu situasi genting sehingga dia memutuskan untuk melompati pagar.
"Keluar lewat pintu kaca depan, karena pintu kanan kiri sudah enggak bisa, ada pagar sebelah kanan, kiri ada kereta. Saya bismillah keluar saja, loncatin pagar," ujar Ahmad.
Setelah melompati pagar, Ahmad menepi ke sisi Jalan Raya Citayam untuk menenangkan diri sejenak akibat peristiwa itu.
Berselang satu menit, kakak kandung Ahmad melintas di tempat kejadian perkara dan mengantarnya ke pondok pesantrennya.
"Saya duduk di sebelah, begitu saya duduk, 1-2 menit kemudian, lewat abang kandung saya lewat situ. Karena banyak kerumunan, ya sudah deh saya diantar (ke pondok pesantren)," kata Ahmad.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/04/21/09112411/mobil-tertabrak-krl-di-depok-berawal-pengemudi-ikuti-google-maps