Salin Artikel

Bang Pi'ie, Preman Senen yang Jadi Menteri

KOMPAS.com - Betawi terkenal dengan banyaknya jawara di era dahulu. Salah satunya yaitu Bang Pi'ie.

Bang Pi'ie yang memiliki nama lengkap Imam Syafi'ie ini merupakan salah satu tokoh legendaris betawi. Imam Syafi'ie atau Imam Safe'i terkenal karena menampung para pedagang kecil, buruh, preman, gelandangan, dan pencopet di Senen.

Ia juga mengumpulkan para jawara dari berbagai tempat di Jakarta. Termasuk jawara yang bukan dari asli betawi.

Dari sana, Ia kemudian mendirikan organisasi yang dinamakan Oesaha Pemoeda Indonesia (OPI). Bukan melakukan tindakan negatif namun justru perkumpulan ini sering membantu melakukan perlawanan kepada pasukan NICA, penjajah dari Belanda.

Berkat itu, Bang Pi'ie kerap dianggap sebagai pemimpin di organisasi tersebut. Ia pun dikenal karena jasa-jasanya.

Berjuang melawan Belanda

Bang Pi'ie merupakan anak Betawi asli kelahiran Pejaten, Jakarta Selatan. Tidak diketahui waktu persis kelahirannya.

Menjelang kemerdekaan, Bang Pi'ie mengumpulkan para jawara di Pasar Senen yang dahulu namanya Pasar Snees. Mereka diajak bergabung dalam Pasukan Istimewa (PI) yang langsung di bawah komandonya.

Berbagai pertempuran dilakukan pasukan ini di berbagai tempat di Jakarta yang sedang bergolak melawan pasukan NICA. Seperti pertempuran di belakang bioskop Rex, bioskop Rialto yang kini bernama Gedung Wayang Orang Senen, Kwitang, dan Gang Sentiong.

Berkat bantuan anak buah Bang Pi'ie di bawah komandonya, banyak serdadu Belanda yang tewas hingga akhirnya kemerdekaan diperoleh seutuhnya.

Menguasai Senen

Pascakemenangan melawan pasukan NICA, tidak ada satu pun anak buah Bang Pi'ie yang mendapat penghargaan. Hanya Bang Pi'ie, berpangkat kapten merupakan perwira yang diperbantukan di Komando Militer Kota Besar Djakarta Raya (KMKBDR).

Bang Pi'ie kemudian menghimpun para pejuang kemerdekaan itu dalam organisasi Cobra. Di sana, Bang Pi'ie mendidik anggotanya dengan disiplin. Jika kedapatan anggota yang melakukan kejahatan maka akan diberi hukuman.

Namun jika ada anggota yang melakukan kejahatan karena tidak memiliki pekerjaan dan uang maka Bang Pi'ie memberikan modal usaha. Bila anggota tersebut sudah mendapat bantuan modal namun tetap melakukan kejahatan, maka ada hukuman berupa cambukan buntut ikan Pari yang berduri tajam dan bergerigi.

Hukuman ini lebih baik bila dibandingkan dipukul dengan tangan, karena konon tangan kiri Bang Pi’ie merupakan pukulan maut yang tidak seorang pun tahan dengan pukulannya.

Kedekatannya dengan para ulama menjadi salah satu alasan keberhasilan organisasi Cobra dalam menumpas kejahatan di Jakarta. Bang Pi'ie terkenal dekat hubungannya dengan para ulama.

Bahkan konon banyak jawara Betawi yang mendapat ilmu kanuragan sebagai perlindungan diri yang didapatkan dari para ulama. Kedekatan Bang Pi'ie dengan para ulama dapat dilihat dari hubungannya dengan Majelis Taklim Kwitang.

Menjadi Pejabat

Bang Pi'ie merupakan lulusan Sekolah Staf Komando Angkatan Darat (SSKAD) 1958 dengan pangkat Letkol. Berkat kemahirannya melawan penjajah, Bang Pi'ie sering mengawal perjalanan Presiden Sukarno.

Oleh Bung Karno itu, Bang Pi'ie pernah ditawari jabatan Komandan Cakrabirawa, tapi ditolaknya. Namun pada 24 Februari 1966, Bang Pi'ie dilantik sebagai Menteri Pertahanan Nasional dalam Kabinet Dwikora oleh Bung Karno.

Bang Pi'ie pernah menikahi bintang film cantik era 1950-1960, Ellya Rosa.

Saat Bung Karno tidak ada lagi dalam pemerintahan, Bang Pi’ie sempat dituduh terlibat gerakan komunisme hingga membuatnya ditahan pada 18 Maret 1966.

Ketika dibebaskan dari tahanan militer, Bang Pi'ie sakit parah hingga kemudian meninggal pada 9 September 1982 di usia 59 tahun.

Bang Pi'ie disemayamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan dengan nama Letkol Imam Sjafeei.

Referensi: 

  • Imam Syafe'i. https://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/. 

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/05/06/00150001/bang-pi-ie-preman-senen-yang-jadi-menteri

Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke