Salin Artikel

Kementerian PPPA: Bocah yang Disundut Rokok di Serpong Alami Luka Fisik dan Psikis

Menurut informasi yang dihimpun Kementerian PPPA, korban mengalami dua akibat, yaitu luka fisik dan bekas psikis.

"Kejadian ini dari laporan para pendamping di Tangsel sudah menimbulkan dua akibat, satu akibat fisik dan bekas psikis," ujar Deputi Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA Nahar di Kantor P2TP2A Tangsel, Selasa (31/5/2022).

"Di mana anak ada perubahan-perubahan psikis berdampak pada keluarga korban. Dia agak mengalami trauma ketika harus mengingat kembali peristiwa itu," lanjutnya.

Nahar menilai, kejadian bermain bersama antara pelaku anak dan korban anak itu mengarah ke situasi yang tidak diharapkan.

"Juga ada ucapan-ucapan yang akhirnya berdampak secara psikis, korban mengalami luka psikis. Inilah yang belum selesai sehingga belum menemukan kesepakatan," kata Nahar.

Sementara itu, Asisten Deputi Pelayanan Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus Kementerian PPPA Robert Parlindungan Sitinjak mengatakan, proses diversi antara keluarga korban dan keluarga pelaku gagal.

Akhirnya kasus ini dinaikkan ke tahap penyidikan.

"Orangtua (korban) berhak memilih untuk memaafkan atau ingin melanjutkan mengingat kondisi anaknya yang kemungkinan masih ada rasa trauma," kata Robert.

Kronologi kekerasan

Dalam kasus ini, korban MZA (16) dituding jadi biang keladi kekalahan pelaku saat bermain gim online. Emosi pelaku tersulut seketika kala itu.

"Pada saat kejadian, korban bersama para pelaku anak hendak begadang sambil bermain gim online di salah satu rumah saksi anak yang orangtuanya sedang tidak ada di rumah," ujar Kapolres Tangerang Selatan AKBP Sarly Sollu, Kamis (19/5/2022).

"Saat bermain gim online secara tim, ternyata akibat kesalahan korban, tim tersebut kalah," imbuhnya.

Kemudian, korban disalahkan oleh para pelaku. MZA lalu menerima tindak kekerasan, lidahnya disundut dengan rokok yang masih menyala hingga bara apinya ada di dalam mulut.

Setelah itu, korban yang diketahui fobia terhadap buah ditakut-takuti menggunakan buah pepaya oleh salah satu pelaku.

Lalu, korban diancam akan ditusuk menggunakan pisau.

"Pelaku anak (MR dan MAW) mengusir korban untuk pulang dengan cara menendang korban," ungkap Sarly.

"Pelaku anak (NVL) memanaskan obeng menggunakan korek untuk dipakai (B) menempelkan obeng panas ke tangan kiri korban sebanyak dua kali," lanjut dia.

Polisi telah meminta keterangan dari delapan terduga pelaku. Namun, polisi tidak menahan para terduga pelaku karena semuanya berusia di bawah umur.

Kasus kekerasan tersebut saat ini tengah dalam penyidikan polisi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/06/01/07222141/kementerian-pppa-bocah-yang-disundut-rokok-di-serpong-alami-luka-fisik

Terkini Lainnya

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke