JAKARTA, KOMPAS.com - Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Timur tidak menampik bahwa cagar budaya Jembatan Kereta Terowongan Tiga yang berada di RW 009 Kelurahan Palmeriam, Kecamatan Matraman, masih belum terurus.
Kepala Seksi Perlindungan Sudin Kebudayaan Jakarta Timur, Iyan Iskandar mengatakan, masih banyak pohon liar di sekitar cagar budaya serta sampah di aliran kali yang merusak pemandangan.
"Kami Dinas Kebudayaan (DKI) satu minggu lalu sudah menyampaikan ke PT KAI (Pesero) di Bandung sebagai pemilik aset, untuk mengatasi permasalahan tersebut," kata Iyan kepada wartawan, Selasa (21/6/2022).
Iyan menambahkan, lokasi cagar budaya sebenarnya juga tidak boleh berada di sekitar lokalisasi. Adapun Jembatan Kereta Terowongan Tiga terletak di samping lokalisasi Gunung Antang.
"Lokasi cagar budaya tidak boleh di lingkungannya yang ada tempat prostitusinya, karena jembatan tersebut memiliki nilai sejarah yang harus kita hormati dan hargai," ujar Iyan.
Iyan menuturkan, pihaknya rutin melakukan monitoring dan pengawasan terhadap Jembatan Kereta Terowongan Tiga serta cagar budaya lain di wilayah Jakarta Timur.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta baru-baru ini menetapkan 14 objek cagar budaya baru yang ada di Ibu Kota. Salah satunya adalah Jembatan Kereta Terowongan Tiga.
Berdasarkan pantauan di lokasi, Kamis (16/6/2022) siang, jembatan yang berada tepat di samping lokalisasi Gunung Antang itu baru saja dibersihkan rerumputannya.
"Ini baru dibersihkan (rumput-rumputnya), baru dua hari belakangan dibersihkannya," kata Ketua RW 009 Palmeriam, Sutrisno, di lokasi.
Sutrisno mengatakan, ia dan warga baru tahu bahwa jembatan tersebut merupakan cagar budaya.
"Kami warga sini tahunya ini bangunan Belanda. Masuk cagar budaya itu kami enggak tahu. Tahunya baru-baru ini ramai di media sosial," ujar Sutrisno.
Di bagian bawah Jembatan Kereta Terowongan Tiga dialiri oleh sungai, sementara di bagian atasnya terdapat rel kereta yang menghubungkan Stasiun Jatinegara dan Stasiun Manggarai.
"Ini aliran tembusan ke Kali Ciliwung. Ini sebenarnya dulu dibuat lomba perahu getek," kata Sutrisno.
Sutrisno berharap, Jembatan Kereta Terowongan Tiga ini bisa dikelola dengan baik oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
"Sebenarnya kalau dikelola ada manfaatnya buat warga, jadi cagar budaya. Ada nilai plusnya juga kalau dikelola. Minimal sampahnya dibersihkan. Bisa jadi tempat wisata lah," kata Sutrisno.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/06/21/12093721/cagar-budaya-jembatan-kereta-terowongan-tiga-berada-di-samping-lokalisasi