Langkah itu diambil setelah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) terdeteksi menjangkiti hewan ternak yang ada di rumah potong hewan tersebut.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, penutupan arus keluar masuk itu tidak terlepas dari kondisi saat ini di mana semua hewan ternak di RPH Bubulak dinyatakan suspek PMK.
"Kami ambil kebijakan ini karena melihat kondisi yang terjadi di RPH Bubulak. Ini langkah cepat kami untuk mengantisipasi PMK agar tidak menyebar," kata Bima, Selasa (21/6/2022).
Bima menyampaikan, selama masa penutupan, petugas akan memberikan vitamin dan suplai obat-obatan untuk semua hewan ternak yang ada di RPH Bubulak.
Hal itu dilakukan agar semua hewan yang ada terhindar dari PMK dan sehat kembali sehingga layak dikonsumsi oleh masyarakat saat perayaan hari raya Idul Adha.
Ia menuturkan, setelah masa penutupan berakhir, akses keluar masuk hewan ternak di RPH Bubulak akan dibuka kembali dengan pengawasan yang lebih ketat.
"Pengawasan khususnya di wilayah akan tetap dilakukan agar tidak terjadi penjualan hewan ternak yang tidak termonitor," ungkap Bima.
Adapun sebanyak 488 ekor sapi yang berada di RPH Bubulak, Kota Bogor, Jawa Barat, dinyatakan suspek penyakit mulut dan kuku.
Sementara itu, ada 54 ekor sapi yang menunjukkan gejala PMK dan satu ekor mati setelah terserang penyakit tersebut.
Saat ini ratusan hewan ternak yang berada di RPH Bubulak sedang dalam masa karantina dan pemulihan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/06/21/21085911/ratusan-sapi-suspek-pmk-rph-bubulak-bogor-ditutup-sementara