Salin Artikel

Nonton Bareng "Keluarga Cemara 2", Bioskop Inklusif Ajak Industri Film Ramah Disabilitas

JAKARTA, KOMPAS.com - Atmosfer berbeda dirasakan di salah satu studio layar lebar One Bellpark XXI, Cilandak, Jakarta Selatan, pada Minggu (24/6/2022) siang.

Sebanyak 100 orang yang terdiri dari penyandang disabilitas dan relawan mengikuti program Bioskop Inklusif yang diinisiasi Yayasan Matahatiku Berdaya Mandiri.

Bioskop Inklusif atau yang selama ini dikenal dengan bioskop "berbisik" mengajak peserta dan relawan untuk nonton bareng film Keluarga Cemara 2.

Setiap peserta disabilitas didampingi oleh setidaknya seorang relawan dengan kemampuan berbeda yang akan membantu "menonton" film.

Untuk peserta tunanetra, mereka didampingi oleh relawan bisik yang akan membantu membisikkan jalan cerita hingga dialog yang terjadi dalam film. Sementara peserta tuli didampingi juru bahasa isyarat yang akan menerjemahkan isi film melalui bahasa isyarat.

Adapun peserta tunadaksa didampingi relawan fisik yang akan membantu masuk dan keluar bioskop. Untuk tunakesehatan mental didampingi oleh orang terdekat atau keluarga masing-masing.

Pendiri dan Ketua Yayasan Matahatiku Berdaya Mandiri Amin Shabana mengatakan, Bioskop Inklusif merupakan program yang memberikan ruang kebebasan berekspresi kelompok lintas disabilitas dalam menikmati karya film yang selama ini masih sangat sulit diakses.

"Bioskop Inklusif memberikan kesempatan yang sama kepada kelompok disabilitas merasakan atmosfer menonton film di bioskop," kata Amin dalam keterangannya yang dikutip pada Rabu (29/6/2022).

Amin menyatakan bahwa program juga menjadi langkah advokasi agar industri perfilman nasional lebih inklusif kepada kelompok disabilitas.

"Semua pemangku kepentingan mulai dari sineas, ekshibitor, production house, distibutor film, dan pemerintah semestinya menyediakan keadilan dan kesempatan yang sama bagi kelompok disabilitas mengakses suatu karya film, khususnya film nasional," ungkap dia.

Amin meminta mitra sineas dan rumah produksi mulai membuat film yang dilengkapi dengan audio description atau deskripsi suara.

“Kelengkapan audio description ini menggambarkan narasi-narasi adegan film yang tidak memiliki dialog. Sementara bagi tunatuli, sebaiknya memasukkan subtitle bahasa Indonesia pada setiap dialog dalam film. Sementara bagi tunadaksa dan mental, kehadiran relawan pendamping menjadi sangat vital sejak awal film," ujar Amin.

Selain menonton bersama film Keluarga Cemara 2, program serupa telah digelar dengan menonton film KKN di Desa Penari pada bulan lalu.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/06/29/15344471/nonton-bareng-keluarga-cemara-2-bioskop-inklusif-ajak-industri-film-ramah

Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke