Salin Artikel

Cegah Pelecehan Seksual Terulang, Pemprov DKI Pertimbangkan Angkot Khusus Perempuan

Hal itu dikatakan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di kawasan Jakarta Timur, Rabu (13/7/2022).

"Itu (angkot khusus perempuan) juga menjadi pertimbangan, nanti kami carikan solusi bertahap ya, itu juga pertimbangan," kata Riza.

Riza mengatakan, pihaknya akan terus meningkatkan jangkauan transportasi publik di Jakarta dengan sistem perlindungan terhadap pelecehan seksual.

Saat ini, menurut dia, hampir 90 persen daerah di Ibu Kota sudah bisa diakses oleh transportasi umum.

"Kami akan tingkatkan, termasuk tadi, apakah perlu pemisahan, apakah perlu disiapkan angkot perempuan khusus, itu nanti kami akan pertimbangkan," ujar dia.

Riza juga menjelaskan alasan di balik dibatalkannya rencana pemisahan tempat duduk antara laki-laki dan perempuan di dalam angkot.

Kata dia, rencana tersebut dibatalkan karena ternyata penumpang angkot didominasi oleh perempuan.

"Di angkot ini tadinya ingin kami berlakukan, tapi berdasarkan masukan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat, ternyata pengguna angkot itu lebih banyak perempuan," ungkap Riza.

"Jadi kalau dipisahkan, maka nanti kasihan yang perempuan ini tempatnya semakin terbatas, padahal jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki," lanjut dia.

Kendati demikian, Riza menegaskan, pihaknya sudah mempunyai cara untuk mencegah dan mengatasi tindak pelecehan seksual di angkot.

Salah satunya, ada rencana memperbanyak pemasangan stiker dengan nomor call center 112, yakni pengaduan bagi penumpang yang mengalami pelecehan seksual.

Kemudian, melakukan pelatihan terhadap sopir angkot serta menyiapkan kamera CCTV untuk memantau kondisi selama perjalanan.

"Selama ini kan ada di (hanya di bus) Transjakarta, nanti di angkot juga sedang dipertimbangkan akan diupayakan," ucap Riza.

Sebelumnya diberitakan, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta membatalkan penerapan pemisahan tempat duduk antara laki-laki dan perempuan di angkot.

Menurut Kepala Dishub DKI Jakarta Syafrin Liputo, kebijakan tersebut untuk saat ini belum bisa dilaksanakan.

"Dengan mempertimbangkan kondisi yang ada di dalam masyarakat, terhadap wacana pemisahan penumpang laki-laki dan perempuan di dalam angkot saat ini belum dapat dilaksanakan," kata Syafrin pada wartawan, Rabu (13/7/2022).

Adapun semua rencana ini mengemuka setelah adanya dugaan pelecehan seksual di dalam angkot M44 yang dialami perempuan berinisial AF pada 4 Juli 2022.

AF diduga diraba di bagian dada oleh penumpang laki-laki yang duduk di sebelahnya. Polisi pun tengah menyelidiki dugaan pelecehan seksual tersebut.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/07/14/11204821/cegah-pelecehan-seksual-terulang-pemprov-dki-pertimbangkan-angkot-khusus

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke