Salin Artikel

Kilas Balik Aktivitas di Rumah Irjen Ferdy Sambo dalam Sepekan Terakhir Terkait Penyelidikan Kasus Penembakan Brigadir J...

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyelidikan kasus penembakan Brigadir J di rumah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Irjen Pol Ferdy Sambo masih terus bergulir.

Brigadir J yang memiliki nama Nofriansyah Yosua Hutabarat selaku pramudi dari istri Irjen Pol Ferdy Sambo itu tewas dalam peristiwa itu.

Polisi yang menyelidiki kasus tersebut beberapa kali tampak masih hilir mudik ke rumah polisi bintang dua itu sepekan terakhir.

Rumah dinas dua lantai bernomor 46 itu berada di Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan.

Baku tembak terjadi karena Brigadir J diduga melecehkan istri Sambo, PC, yang sedang beristirahat di kamarnya.

Meski demikian, timbul kecurigaan dalam kasus ini, di mana ada banyak luka tak wajar di jenazah Brigadir J.

Kabareskrim pimpin olah TKP

Polisi sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pertama di rumah Ferdy Sambo pada Selasa (12/7/2022) atau satu hari setelah kasus dugaan baku tembak itu terkuak.

Adapun kasus dugaan tembak menembak itu terjadi lima hari sebelum polisi olah TKP atau Jumat (8/7/2022) sekitar pukul 17.00 WIB.

Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Agus Andrianto memimpin langsung olah TKP pertama yang dilakukan pada Selasa malam.

Pantauan Kompas.com di lokasi, sejumlah anggota kepolisian bersenjata bersiaga di area depan dan samping rumah Ferdy Sambo selama proses olah TKP berlangsung.

Terlihat mobil Inafis hingga dokter forensik terparkir di dekat rumah singgah Ferdy Sambo tersebut.

Garis polisi pun tampak terpasang di jalan menuju gerbang pintu rumah singgah Ferdy Sambo.

Agus dan sejumlah anggotanya yang sebelumnya berada di area luar rumah Ferdy Sambo, berjalan masuk melewati garis polisi.

Dia dan sejumlah polisi kemudian masuk ke dalam rumah.

Tak ada keterangan yang disampaikan Agus maupun anggotanya ketika berjalan melewati garis polisi dan masuk ke dalam rumah.

Agus masuk ke dalam rumah tersebut setelah Inafis membawa dua buah koper berwarna hitam dari dalam rumah singgah.

Koper-koper tersebut kemudian dimasukkan ke dalam mobil Toyota Land Cruiser berpelat B 8799 KP yang ditumpangi oleh dua anggota Inafis.

Hingga kini, belum diketahui secara pasti apa isi dari dua koper tersebut. Sejumlah polisi di lokasi itu juga tidak memberikan keterangan terkait barang yang dibawa.

Sehari setelahnya, polisi kembali menggelar olah TKP di rumah Ferdy Sambo. Garis polisi yang sebelumnya terpasang, saat itu dilepas sementara selama proses olah TKP berlangsung.

Ada penjagaan

Setelah terkuak dan rangkaian penyelidikan kasus dugaan baku tembak, rumah dinas Ferdy Sambo dijaga ketat oleh sejumlah polisi.

Polisi tersebut dari yang berseragam hingga berpakaian bebas. Mereka berada di dalam gerbang pintu samping rumah Ferdy Sambo dan di pos kompleks perumahan.

Sejumlah polisi yang berjaga tak jarang melarang para awak media untuk mendekat pintu samping rumah Ferdy Sambo, meski hanya foto.

"Mas sana mas," kata polisi saat meminta awak media menjauh dari pintu samping.

Tak jarang sejumlah polisi yang keluar masuk ke rumah Sambo dari pintu gerbang samping kerap memarkirkan kendaraan mereka di lokasi tersebut.

Adapun sejumlah awak media hanya diperkenankan mengambil gambar dari gapura masuk pos sekuriti kompleks polri tersebut. Lokasi itu hanya berjarak beberapa meter dari rumah Ferdy Sambo.

Polisi kembali olah TKP

Setelah sepekan berlalu, olah TKP kasus dugaan baku tembak kembali dilakukan polisi di dalam rumah Ferdy Sambo.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Senin (18/7/2022) pukul 14.30 WIB, polisi memeriksa kamera CCTV yang berada di halaman rumah Ferdy Sambo.

Polisi tersebut tampak memfoto kamera CCTV berwarna putih dengan menyertakan suatu benda yang bertuliskan "Puslabfor".

Olah TKP berlangsung sekitar 45 menit sejak kedatangan para polisi pada pukul 14.00 WIB.

Olah TKP kembali dilakukan tak lama setelah keluarga Brigadir J melaporkan kasus tersebut ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.

Kuasa hukum dari keluarga Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat, Johnson Panjaitan mengatakan, laporannya itu sudah diterima polisi.

"Laporan kita sudah diterima, tadi kita melaporkan sebagaimana dijelaskan. Laporan kita soal pembunuhan berencana Pasal 340 (KUHP), kemudian ada pasal pembunuhan, ada pasal penganiayaan juncto Pasal 55 dan Pasal 56, kemudian ada soal pencurian dan soal peretasan," ujar Johnson di Bareskrim, Senin.

Laporan itu teregister dalam laporan polisi (LP) bernomor LP/B/0386/VII/2022/SPKT/BARESKRIM POLRI. LP diterima AKBP Herminto Jaya pada tanggal 18 Juli 2022.

Johnson menjelaskan, polisi tidak menerima laporan atas dugaan pencurian dan peretasan.

Pasalnya, kata Johnson, mereka harus melengkapi bukti dengan cara menyerahkan foto dan ponsel yang diretas itu.

"Sementara yang tercantum di sini adalah soal pembunuhan berencana, pembunuhan dan penganiayaan," kata dia.

Kompolnas datangi TKP penembakan

Selain itu, Komisi Polisi Nasional (Kompolnas) turut mendatangi Irjen Ferdy Sambo di hari yang sama atau Selasa malam.

"Iya sudah. Sudah mendatangi. Jam 8 (malam)," ujar Komisioner Kompolnas, Albertus Wahyurudhanto saat dihubungi, Senin malam.

Albertus mengatakan, Ketua Harian Kompolnas Benny J Mamoto dan Komisioner Poengky Indarti yang mendatangi rumah Irjen Ferdy Sambo.

Kedatangan Kompolnas ke rumah dinas polisi bintang dua itu untuk mengawasi penyelidikan polisi yang sedang berlangsung sejak kasus tersebut mencuat ke publik beberapa waktu lalu.

"Sudah direncanakan sebetulnya. Kita sebetulnya pengawas kebetulan kita dapat informasi sesuai dengan schedule bahwa tim penyidik ke TKP," kata Albertus.

"Kompolnas tidak punya kewenangan menyidik, tapi sekarang kita tim untuk pengawasan. Kepentingan kita yang di sana akan kita awasi langsung, apakah ada kejanggalan, sehingga bisa langsung interaksi dengan penyidik," sambung dia

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/07/20/09073481/kilas-balik-aktivitas-di-rumah-irjen-ferdy-sambo-dalam-sepekan-terakhir

Terkini Lainnya

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke