Salin Artikel

PLN Buka Suara Soal Penyebab Tanah Bercampur Lumpur yang Penuhi Jalan Raya Gandul Depok

DEPOK, KOMPAS.com - PT PLN buka suara soal tanah merah yang menyembur akibat proyek pengeboran jalur kabel di Jalan PLN, RT 024 RW 005, Kelurahan Gandul, Kecamatan Cinere, Depok, Rabu (31/8/2022).

Senior Manager Pengembangan Sistem Transmisi PLN UIT JBB, Bambang Warsono, mengatakan, tanah menyembur ke jalan karena ada kebocoran pipa air yang sedianya digunakan untuk penggantian kabel saluran tegangan tinggi.

"Ada satu sebenarnya, tapi memang lubangnya cukup besar. Sehingga media air yang kita pakai ditambah kandungan air di tanah, menyembur ke badan jalan," kata Bambang kepada wartawan, Rabu.

Akibatnya, aliran air beserta tanah merah keluar hingga mengotori jalanan.

"Jadi ada keretakan atau tumpang tanah yang di mana di situlah air itu mengalir, memaksa keluar ke jalan," ujar Bambang.

Bambang mengaku, pihaknya menangani kendala itu sejak dini hari, Namun, petugas cenderung lamban sehingga menimbulkan kemacetan di jalanan tersebut.

"Memang saya akui tadi ada kendala teknis dimana bornya mengalami sedikit kemacetan, tarikannya berat, sehingga harusnya selesai di jam 5 pagi, tapi agak molor waktunya sampai jam kerja," kata Bambang.

Namun, Bambang berujar, pihaknya telah menyediakan sebuah mobil tangki untuk menyedot lumpur dan membersihkan ruas jalan tersebut.

"Upaya kami langsung kami kerahkan mobil tanki untuk menyedot lumpur beserta air, kemudian jalanannya kami guyur dengan air bersih, dan kami bersihkan," imbuh dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/08/31/18250331/pln-buka-suara-soal-penyebab-tanah-bercampur-lumpur-yang-penuhi-jalan

Terkini Lainnya

Polisi Gelar Audiensi Terkait Penjarahan Rusunawa Marunda, Libatkan Pengelola Lama dan Baru

Polisi Gelar Audiensi Terkait Penjarahan Rusunawa Marunda, Libatkan Pengelola Lama dan Baru

Megapolitan
Keroyok Pemuda di Tangsel Akibat Buang Air Kecil Sembarangan, Dua Pelaku Ditangkap Polisi

Keroyok Pemuda di Tangsel Akibat Buang Air Kecil Sembarangan, Dua Pelaku Ditangkap Polisi

Megapolitan
Polisi Buru Pemasok Sabu untuk Virgoun

Polisi Buru Pemasok Sabu untuk Virgoun

Megapolitan
Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Megapolitan
Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Megapolitan
Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Megapolitan
Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Megapolitan
Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Megapolitan
Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Megapolitan
Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Megapolitan
Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Megapolitan
Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Megapolitan
Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Megapolitan
Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke