Salin Artikel

Kecelakaan Truk Maut di Bekasi, Orangtua Korban: Anak Saya Teriak Minta Tolong

Dalam kecelakaan maut di depan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kota Baru II dan III, Jalan Sultan Agung Km 28,5, Kota Baru Bekasi Barat, Kota Bekasi, dia sempat meminta tolong saat kejadian berlangsung.

"Katanya sempat teriak, anak saya sempat teriak (minta tolong)," ungkap ayah kandung korban, Mardani (35), saat ditemui Kompas.com di rumah duka, Kampung Rawa Pasung, RT 002 RW 004 Kota Baru, Bekasi Barat, Kamis (1/9/2022).

"Dia teriak, ‘Opah, tolongin aku opah’," lanjutnya.

Disebutkan bahwa anak berusia 10 tahun itu memanggil-manggil kakeknya, yang akrab disapa dengan panggilan opah.

"Karena kan yang sering antar jemput opahnya. Dia teriak, ‘Opah, opah’ mungkin pas habis lihat opahnya jemput itu dia istirahat keluar, lihat opahnya tadi kali. Sempat ngelihat opahnya jemput dia (adiknya) makanya teriak-teriak, 'Opah, opah, opah’," tutur Mardani.

Mardani turut menyampaikan, saat kejadian berlangsung dirinya tengah bekerja. Sementara ibu kandung korban, Ulpia (34) yang pertama kali mendengar kabar kecelakaan maut di Bekasi itu, berada di rumah.

"Habis pulang saya anterin les kejadian itu (tabrakan) abangnya. Katanya ada tabrakan, temennya yang kasih tahu ke saya, saya ada di rumah ‘mama Adul, katanya Adul kejepit’ saya buru-buru ke lokasi, ke RSUD," terang Ulpia.

Ketika sampai di lokasi, Ulpia belum mengetahui di mana anaknya berada. Sebab, posisi tubuh anaknya masih tergencet mobil.

"Dia kan posisinya pas di mobil masih kegencet mobil, mobil mundur (baru) ketahuan anak saya di situ. Saya langsung lemas," ucap dia.

Sementara itu, Mardani berujar sempat ingin membawa anaknya langsung ke rumah mereka untuk dimandikan dan dikafani di sana.

Namun, dia mengurungkan niatnya usai mendapatkan dokter di rumah sakit, yakni lebih baik Abdul dimandikan lalu dikafani di sana.

"Dokter nyaranin, saya dinasihatin, ‘Coba bapak lihat sendiri kalau emang bapak kuat, bapak mampu ya sudah enggak apa-apa. Kalau misalnya enggak bisa, enggak kuat biar pihak rumah sakit aja yang ngurusin'," katanya.

Mardani akhirnya memutuskan untuk menyerahkan hal tersebut ke rumah sakit, sedangkan proses shalat jenazah dilakukan di rumahnya.

Adapun Abdul yang masih duduk di kelas 5 SDN Kota Baru III, telah dimakamkan di tempat pemakaman milik keluarganya.

Sebagai informasi, insiden kecelakaan maut di Bekasi menyebabkan 33 orang menjadi korban, yang mana 10 di antaranya meninggal dunia.

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengatakan, truk yang menewaskan beberapa orang awalnya hilang kendali hingga masuk ke bahu jalan dan menabrak halte.

"(Awalnya) menabrak halte dan orang yang sedang menunggu di halte," jelas Latif.

Kala itu, halte di depan SD Negeri Kota Baru II dan III sedang dipenuhi oleh anak yang sedang menunggu jemputan sepulang sekolah.

"Ya memang kebanyakan anak sekolah, karena ini halte SD, lagi berkumpul di halte, tiba-tiba ada kontainer yang nyelonong ke bahu jalan," kata Latif.

Lebih lanjut, dia berkata, truk itu masih terus melaju hingga menabrak tower komunikasi. Tiang itu pun roboh dan menimpa sejumlah kendaraan lain.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/09/01/16070561/kecelakaan-truk-maut-di-bekasi-orangtua-korban-anak-saya-teriak-minta

Terkini Lainnya

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke