"Semua diagnosa kerja dengan gagal ginjal akut atipikal pada anak itu kami catat. Memang data per bulannya menunjukkan kasus tertinggi, mulai meningkat cukup tajam tercatat di bulan Agustus, September, dan Oktober (2022)," kata Widyastuti di Gedung DPRD DKI, Selasa (25/10/2022).
Data terbaru, ada 90 kasus gagal ginjal akut atipikal di DKI Jakarta. Data itu dihimpun sejak Januari 2022.
"Sampai dengan kemarin terlaporkan 90 kasus dengan diagnosa gagal ginjal akut atipikal," ujar Widyastuti.
Widyastuti melanjutkan, dari data tersebut, 49 persen di antaranya meninggal.
"Kemudian sedang dirawat 26, yang survive 15 anak," ujar Widyastuti.
"Waktu antara ada gejala pertama kali sampai tidak ada kencing sama sekali sekitar 5-9 hari," sebut Ngabila dalam webinar, Sabtu (22/10/2022).
"Dari gejala sampai dengan rawat inap rata-ratanya juga sekitar 5-9 hari," tambah dia.
Adapun gejala gagal ginjal akut misterius yang paling banyak dikeluhkan yakni demam, lemas, gangguan saluran pencernaan, muntah akut, penurunan kesadaran.
Kemudian, gejala lainnya yakni mual, kehilangan nafsu makan, gangguan saluran napas, diare akut, nyeri bagian perut, urine seperti teh, bengkak, dan myalgia (nyeri otot).
Ngabila meminta para orangtua mengawasi kondisi anak apabila dalam 10 hari terakhir mengonsumsi obat sirop.
Sebab, obat jenis ini diduga menjadi pemicu penyakit yang masih belum diketahui penyebabnya itu.
"Artinya ketika anak kita ada yang sudah meminum sirop obat, perlu kita melakukan pemantauan sampai 10 hari sesudah terakhir kali minum sirop obat tersebut," ungkap Ngabila.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/25/15582251/dinkes-dki-kasus-gagal-ginjal-akut-di-jakarta-meningkat-tajam-3-bulan