Salin Artikel

Soal Usulan RS Khusus Anak di Jakarta, Kadinkes: Kami Sudah Mulai Merintis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI sudah mulai merintis rumah sakit (RS) khusus anak.

Itu disampaikan Widyastuti untuk merespons usulan dari anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Merry Hotma.

"Sebenarnya kami sudah mulai merintis, dengan bahasanya bukan rumah sakit khusus anak, tapi adalah rumah sakit dengan penguatan untuk anak," kata Widyastuti di Gedung DPRD DKI, Selasa (25/10/2022).

Widyastuti mengatakan, ada tiga RS khusus anak yang sedang dirintis yakni di Tebet, Jakarta Selatan; Koja, Jakarta Utara; dan Duren Sawit, Jakarta Timur. 

"RS khusus anak itu kekhususan, terpisah ya. Jadi kalau kami nanti membuat, tentu harus melakukan visibilitas, seberapa besar kebutuhannya di DKI Jakarta," ujar Widyastuti.

"Kalau memang ternyata (angka pesakitan) besar, artinya kami melihat tren angka pesakitan pada usia anak dibandingkan kecukupan RS dan kecukupan tempat tidur. Ini menjadi sangat penting kami memutuskan sesuatu," kata dia.

Adapun Merry Hotma mengusulkan Pemprov DKI agar mendirikan RS khusus anak.

Usulan ini disampaikan menyusul mencuatnya kasus gangguan ginjal akut pada anak yang meningkat di Ibu Kota serta penyakit anak lainnya.

Ia menyatakan, Pemprov DKI sejatinya telah memiliki program untuk anak melalui posyandu.

Namun, pengobatan melalui posyandu itu dinilai tak terlalu efektif ketika sang anak terkena penyakit seperti gangguan ginjal akut.

"Fakta di lapangan, saya sudah 13 tahun jadi anggota dewan, ketika kita ingin merujuk atau meminta anak untuk masuk ke PICU atau NICU, (itu) begitu sulitnya," papar Merry di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa ini.

"Belum ada RS yang khusus memperhatikan bayi berpenyakit akut," sambungnya.

Ia menggambarkan, pasien bayi yang sudah menuju sembuh di ruang PICU/NICU tak mungkin dikeluarkan saat ada pasien bayi lain dengan kondisi lebih parah yang juga harus dirawat di ruangan sama.

Sebab, bisa jadi ketika dikeluarkan dari ruang perawatan, pasien bayi yang menuju sembuh justru tak kunjung bugar.

"Yang agak-agak sembuh keluarin dulu supaya ini (bayi sakit lain) masuk. bayi lho, agak-agak sembuh dilepas alatnya bisa jadi bahaya," kata Merry.

Berdasar gambaran itu, Merry meminta Pemprov DKI agar segera mendirikan RS khusus anak.

Katanya, alat kesehatan beserta tenaga kesehatan di RS itu akan difokuskan untuk anak.

"Walaupun ini (RS khusus anak) memang belum ada di provinsi lain, DKI lah pioneer-nya. Why not? APBD kita tinggi, ini Ibu Kota Negara," ucap Merry.

Diberitakan sebelumnya, data terbaru dari Dinkes DKI, tercatat hingga kini ada 90 kasus gagal ginjal akut.

"Data yang kami himpun mulai Januari (2022) sampai dengan kemarin terlaporkan 90 kasus dengan diagnosa gagal ginjal akut atipikal," ujar Widyastuti di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa ini.

Widyastuti menambahkan, dari data tersebut, 49 persen di antaranya meninggal.

"Kemudian sedang dirawat 26, yang survive 15 anak," ujar Widyastuti.

Sebelumnya, data per 22 Oktober 2022, tercatat ada 86 kasus yang sudah dilaporkan Dinkes DKI Jakarta.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/25/20443701/soal-usulan-rs-khusus-anak-di-jakarta-kadinkes-kami-sudah-mulai-merintis

Terkini Lainnya

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke