Salin Artikel

Kepanikan Warga Tambora Padamkan Api dengan Air Comberan: Ayo, Jangan Sampai Nyamber ke Belakang

JAKARTA, KOMPAS.com - Ember demi ember berisi air comberan berwarna hitam pekat disiramkan ke arah api yang membara di atap rumah, oleh warga dengan tergesa-gesa.

Kamis (27/10/2022) siang itu, sejumlah bangunan tengah dilahap si jago merah yang mengamuk di daerah padat penduduk di Gang FF, Tanah Sereal, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.

Melihat api melahap rumah-rumah tersebut, sejumlah warga langsung berupaya memadamkan api dengan alat pemadam yang mereka miliki.

Kepanikan dan rasa sesak terasa di antara gang sempit yang telah dipenuhi asap kebakaran.

Dengan jarak pandang terbatas dan napas terengah-engah, warga melemparkan ember-ember kosong dari lantai atas.

Mereka berharap seseorang mengisinya kembali dengan segera.

"Minggir, bantuin, yang diem aja mending minggir, bahaya," teriak salah satu warga dari lantai atas sebuah rumah yang telah hangus.

Salah satu warga yang turut berjibaku memadamkan api bernama Santana menceritakan awal mula kebakaran itu.

"Tiba-tiba ada anak kecil yang teriak kebakaran. Api sudah besar di rumah katering. Kita langsung madamin api," ungkap Santana.

"Dapat APAR (alat pemadam api ringan) dari warga RT 7, tapi enggak mempan. Terus pakai dua APAR, tetap enggak mempan juga," tambahnya.

Gagal memadamkan api dengan APAR, Santana bersama puluhan warga bergotong-royong saling mengoper ember berisi air comberan hingga naik ke lantai 2 bangunan rumah.

"Warga ramai-ramai siram pakai air. Air apa saja yang ada, air comberan kek, seadanya. Alhamdulillah warga saling bantu," kata Santana.

Santana mengaku fokus di area belakang rumah dari lantai atas. Ia berupaya agar api tidak menyambar rumah-rumah di belakang rumah yang terbakar itu.

"Saya memang fokus pemadaman di area belakang, takut nyamber. Soalnya di belakang itu rumah-rumah terbuat dari seng sama kayu. Saya bilang, 'ayo jangan sampai nyamber ke belakang'," ungkap Santana.

Selagi kepanikan mengerumuni kepalanya, petugas pemadam tiba-tiba datang.

Sebanyak 21 unit mobil pemadam beserta 105 personel dikerahkan untuk memadamkan api di lokasi.

Santana sangat bersyukur petugas datang dalam waktu cepat sehingga api tak sampai menjilat lebih banyak rumah.

"Cepat bener untungnya mereka datang. Kalau enggak, habis semua mungkin," kata Santana.

Total, ada 5 bangunan yang terbakar dalam insiden kebakaran ini meliputi rumah industri konveksi, katering, dan rumah tinggal.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/27/17191141/kepanikan-warga-tambora-padamkan-api-dengan-air-comberan-ayo-jangan

Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembakaran 9 Rumah di Jalan Semeru Jakbar

Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembakaran 9 Rumah di Jalan Semeru Jakbar

Megapolitan
Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Megapolitan
Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Megapolitan
Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Megapolitan
Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Megapolitan
Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir 'Stunting' Meningkat

Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir "Stunting" Meningkat

Megapolitan
Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Megapolitan
Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Megapolitan
Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Megapolitan
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor Buka Pelayanan untuk Pecandu Judi Online

RSJ Marzoeki Mahdi Bogor Buka Pelayanan untuk Pecandu Judi Online

Megapolitan
Motif Anak Bunuh Ayah di Duren Sawit: Sakit Hati Dituduh Mencuri hingga Dikatai Anak Haram

Motif Anak Bunuh Ayah di Duren Sawit: Sakit Hati Dituduh Mencuri hingga Dikatai Anak Haram

Megapolitan
Fahira Idris: Bidan Adalah Garda Terdepan Penanggulangan Stunting

Fahira Idris: Bidan Adalah Garda Terdepan Penanggulangan Stunting

Megapolitan
Jaksa Minta Hakim Tolak Pembelaan Panca Pembunuh Empat Anak Kandung di Jagakarsa

Jaksa Minta Hakim Tolak Pembelaan Panca Pembunuh Empat Anak Kandung di Jagakarsa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke