Salin Artikel

Bersiap Hadapi Bencana Hidrometeorologi, Heru Budi: Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa!

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersiap menghadapi bencana hidrometeorologi yang diprediksi berlangsung hingga Februari 2023.

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, berbagai upaya telah ditempuh jajarannya untuk menghadapi bencana hidrometeorologi.

"Antara lain melakukan pengerukan sungai dan waduk, pengecekan drainase, pompa-pompa, sistem peringatan dini, serta kesiapan peralatan dan personel penanggulangan bencana," ujar Heru dalam siaran pers yang diterima, Rabu (9/11/2022).

Heru mengatakan jajarannya juga akan bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk TNI, Polri, dan para relawan.

"Ada dua prioritas penanganan bencana di DKI Jakarta. Yang pertama memastikan tidak ada korban jiwa. Kedua percepatan pemulihan agar kondisi segera kembali normal, sehingga semua yang terdampak dapat kembali menjalani kehidupan dengan baik," kata Heru.

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letnan Jenderal TNI Suharyanto mengatakan, ada 3.207 bencana di Indonesia hingga November 2022.

Dari jumlah tersebut didominasi oleh bencana hidrometeorologi basah, yakni banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem.

"Dari 3.207 bencana selama tahun 2022 kali ini, itu 95 persennya didominasi oleh bencana hidrometeorologi basah," kata Suharyanto di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Pramuka (Buperta) Cibubur, Jakarta Timur, Rabu (9/11/2022) pagi.

Sebelumnya, apel Kesiapsiagaan Nasional Menghadapi Bencana Hidrometeorologi dilangsungkan di Buperta Cibubur, Rabu pagi ini.

Apel itu dihadiri Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Suharyanto, dan Heru Budi.

Apel dimulai sekitar pukul 08.10 WIB.

Dalam laporan awal apel, Heru mengatakan bahwa apel itu dilaksanakan karena prakiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait adanya potensi cuaca ekstrem.

"Adanya informasi dari BMKG bahwa pada November 2022 hingga Februari 2023, ada potensi cuaca ekstrem, seperti halnya hujan lebat disertai petir dan angin kencang," ujar Heru.

"Pada periode tersebut, ada potensi bencana hidrometrologi berupa banjir, tanah longsor, dan angin kencang di Jakarta dan sekitarnya," ucap dia.

Setelah itu, barulah Muhadjir Effendy selaku inspektur apel, membuka apel tersebut.

Adapun, apel dilakukan secara hybrid. Jumlah peserta daring dari 10 provinsi dan 34 kabupaten/kota di Indonesia.

Sementara itu, ada 2.500 personel gabungan hadir dalam apel di lokasi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/11/09/14122911/bersiap-hadapi-bencana-hidrometeorologi-heru-budi-pastikan-tidak-ada

Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke