JAKARTA, KOMPAS.com - Revitalisasi trotoar Jalan Margonda yang beda tinggi dengan permukaan lahan SDN Pondok Cina 1, Beji, Depok, telah menjadi sorotan di media sosial.
Pengecoran trotoar ini menghalangi akses menuju sekolah tersebut. Berdasarkan pantauan Kompas.com, permukaan trotoar dengan akses masuk ke SDN Pondok Cina 1 berbeda tinggi sekitar 120 sentimeter.
Situasi ini berimbas pada relokasi kegiatan belajar-mengajar SDN Pondok Cina 1 yang dipindahkan ke SDN Pondok Cina 5 dan SDN Pondok Cina 3.
Para orangtua siswa khawatir, perpindahan lokasi dan waktu sekolah dapat mengaganggu ritme belajar dan psikologis anak-anak mereka.
Perwakilan orangtua murid berinisial K mengatakan siswa SDN Pondok Cina 1 terkendala oleh jam belajar di SDN Pondok Cina 5 dan SDN Pondok Cina 3 yang terbagi menjadi empat sesi.
"Jadi 362 siswa akan dipecah (regrouping) ke dua SD yang berbeda. Jam masuk pun terbagi 4 sesi dengan belajar 6 hari. Tentu ini sangat mengganggu psikologi dan bioritme anak-anak," ujar K.
Ia dan para perwakilan orangtua siswa mengaku telah berkonsultasi dengan perwakilan dari Kemendikbud terkait relokasi sekolah. Akan tetapi, hingga kini belum menemui titik terang.
"Kami sudah berkonsultasi dengan utusan Kemendikbud, tapi belum ketemu solusi yang terbaik," ujar dia.
Alih fungsi bangunan
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Depok Citra Indah Yulianty mengatakan sejak tahun 2016 Pemkot telah memutuskan lahan SDN Pondok Cina 1 dialihfungsikan menjadi masjid agung.
Keputusan ini juga telah disosialisasikan berulang kali secara berkala kepada pihak sekolah dan para orangtua siswa.
"Para orangtua siswa-siswi sebetulnya sudah mengetahui rencana pengalihfungsian lahan tersebut," ujar Citra.
"Jadi seharusnya revitalisasi trotoar Jalan Margonda yang menghalangi akses sekolah bukanlah sebuah persoalan," lanjutnya.
Terlebih lagi, beberapa waktu lalu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Wali Kota Depok Mohammad Idris meninjau SDN Pondok Cina 1 untuk menindaklanjuti rencana pengalihfungsian sebagai masjid.
Sebagai perwakilan orangtua murid, K mengaku para wali murid tak penah menolak rencana Pemkot Depok mengalihfungsikan lahan tersebut menjadi sebuah masjid.
Namun, mereka menolak jika siswa dan siswi SDN Pondok Cina 1 dilebur di sekolah lain.
"Kami tidak menolak alih fungsi, tapi yang kami tolak tempat relokasinya, tidak ke satu gedung," kata K.
Revitalisasi sudah sesuai
Citra memastikan pengerjaan revitalisasi trotoar Jalan Margonda sesuai detail engineering design (DED) yang telah tentukan.
"Kenapa kami meninggikan trotoar tersebut, karena memang sesuai arahan dari Dinas Rumkim dengan gambar desain DED yang ada," ujar Citra
Selain itu, Citra mengatakan, sebelumnya Pemerintah Kota (Pemkot) Depok telah menyosialisasikan terkait revitalisasi trotoar yang bakal menghalangi akses sekolah tersebut.
Surat sosialisasi itu juga menginformasikan bahwa lahan SDN Pondok Cina 1 bakal dialihfungsikan untuk pembangunan masjid agung.
"Kalau enggak salah suratnya itu dari tanggal 4 November itu sudah disosialisasikan dari kepala sekolah ke orangtua murid. Jadi dari informasi yang kami peroleh bahwa semuanya sudah diinfokan," kata Citra.
(Penulis: M Chaerul Halim/Editor: Jessi Carina, Ambaranie Nadia Kemala Movanita)
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/11/10/20251131/buntut-panjang-revitalisasi-trotoar-di-depok-kegiatan-sdn-pondok-cina-1