JAKARTA, KOMPAS.com - Mural dengan dominasi warna oranye terlihat di kolong flyover Jalan Prof Dr Satrio, Kuningan, Jakarta Selatan.
Mural itu tergambar di dua beton penopang jalan layang. Tampak ilustrasi bajaj, naga, rel kereta, orang bermain skateboard, hingga gedung tinggi.
Di bawahnya dihiasi ilustrasi mainan ular tangga dan beberapa geometri tiga dimensi.
Andre (29) bersama rekannya, Shane, adalah orang yang mendesain mural tersebut.
Menurut mereka, ide mural itu muncul dari perusahaan minuman bersoda.
Perusahaan yang bersangkutan bekerja sama dengan manajemen artis, lalu dipilihlah Andre dan Shane sebagai pemural.
"Akhirnya kami dipilih dan dibantu sama manajemen artis. Kebetulan public space-nya di tengah kota, inisiasinya memang dapat ber-impact besar karena di tempat yang ramai. Kebetulan dapat di situ," kata Andre saat dihubungi, Minggu (27/11/2022).
Dibantu manajemen artis tersebut, Andre dan Shane kemudian mengurus perizinan ke Pemerintah Provinsi DKI.
"Izin itu mulai diurusi dari September (2022), kemudian dapat izin di akhir Oktober," kata Andre.
Pengerjaan pun dimulai pada 23 Oktober.
Desain dibuat oleh Andre dan Shane. Masing-masing dari mereka diizinkan membawa tiga orang tambahan untuk pengerjaan mural, sehingga totalnya menjadi delapan.
Kedelapan orang itu, termasuk Andre dan Shane, tidak terikat dengan pihak manapun.
"Kebetulan kami satu passion. Manajemen artis hanya membantu," kata Andre.
"Pemprov lebih ke izin sama koordinasi di lapangan," ujar Andre menambahkan.
Pengerjaan pun rampung pada 5 November.
Mural tersebut memiliki dua tema berbeda. Desain Andre bertema "Jakarta dan Orang-orangnya", sedangkan Shane "From Nostalgia to New Media".
Dua desain itu disatukan sehingga menjadi titik temu, yakni "We are All Kids from Different Generations".
"Jadi yang ada konsepnya itu lebih yang di pilar. Sementara yang di bawah itu permainan nostalgia saja. Dibikin karakter sesuai gambar kami berdua," ujar Andre, yang sudah bergelut di dunia grafiti dan mural selama 16 tahun.
Merasa terapresiasi
Andre merasa terapresiasi dengan mural yang ia hadirkan itu. Menurut dia, mural tersebut bisa dinikmati masyarakat luas.
"Ibarat kalau kami misalnya dibikin di kanvas itu buat beberapa orang doang yang bisa lihat," kata dia.
"Tetapi kalau di ruang publik, dengan izin pemerintah itu kan semua yang lewat, semua yang melihat itu bisa menikmati. Jadi, ya positif banget," tutur Andre.
Bagi Andre, "menyulap" sesuatu di ruang publik merupakan hal yang menyenangkan.
"Dengan kerja sama yang sesuai sih pasti senang untuk menjalani proyek menyulap sesuatu di ruang publik. Pasti interested. Diapresiasi segala macam," kata Andre.
Menurut Andre, mural yang ia bikin bersama Shane bisa merawat ruang-ruang publik yang selama ini terabaikan.
"Menurut aku bisa dibilang memberi impact yang positif bagi masyarakat luas. Karena dalam artian, kami mengeksplore media-media atau tempat baru yang sebelumnya mungkin terabaikan," ucap Andre.
"Lalu dengan izin pemprov atau pemerintah bisa mulai memberi warna atau entertainment atau art ke publik," kata dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/11/28/06160801/cerita-seniman-mural-beri-warna-ruang-publik-yang-terabaikan-di-kuningan