Salin Artikel

52 Tahun Berdiri, Denyut Aktivitas di GOR Bulungan Tak Pernah Surut

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar tahun 1969, kawasan Jakarta Selatan mencekam karena keberadaan gangster. Gangster remaja kala itu kerap terlibat tawuran.

Anggota gangster ini ciri-cirinya memakai celana cutbray, ada yang pencandu heroin, dan suka tawuran.

Pada tahun yang sama, di kawasan Bulungan terdapat tiga sekolah yang kerap bentrok yakni SMA Negeri 9 Jakarta, SMAN 11 Jakarta, dan SMAN 6 Jakarta.

Kondisi inilah yang membuat Gubernur DKI Jakarta, kala itu, Ali Sadikin, memutar otak agar energi besar anak-anak muda bisa tersalurkan ke kegiatan positif.

Itulah salah satu alasan Ali membangun Youth Center, gelanggang remaja pertama di Jakarta Selatan, yang lebih akrab disebut GOR (Gelanggang Olah Raga) Bulungan.

Berdasarkan arsip harian Kompas, GOR Bulungan yang punya nama resmi Gelanggang Remaja Jakarta Selatan ini berdiri di atas tanah seluas 5.110 meter persegi dengan luas bangunan 2.160 meter persegi.

Di dalam kompleks GOR terdapat berbagai sarana, di antaranya gedung olahraga, kolam renang, dan kegiatan umum. Lapangan di gedung olahraga bisa digunakan untuk bulu tangkis, basket, futsal, dan voli.

Pembangunan GOR dimulai pada 25 Juni 1969. Kemudian, pada 16 April 1970, gedung ini diresmikan Gubernur Ali Sadikin.

Akhirnya GOR Bulungan jadi percontohan Pemprov DKI dalam embangun gelanggang remaja tingkat kota administrasi lain di Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Jakarta Pusat.

Saat Ratu Elizabeth II berkunjung ke Indonesia tahun 1974, Gubernur Ali Sadikin membawanya ke Gelanggang Remaja Jakarta Selatan.

Ada berbagai tari, gerak indah teater, dan sanggar lukisan Garajas (Gelanggang Remaja Jakarta Selatan) yang ditampilkan di hadapan Ratu Inggris itu.

Lokasi yang strategis

GOR Bulungan dibangun di kawasan strategis. Lokasinya hanya sekitar 950 meter dari Terminal Blok M.

Menurut Pelaksana Pelayanan Kolam Renang Bulungan Suratman, sebelum dibangun, kawasan itu merupakan tanah aset dari Sekretariat Negara (Setneg). Pusat perbelanjaan seperti Blok M Plaza dan Pasaraya belum ada.

Perkantoran yang sudah ada hanya Kejaksaan Agung, Mabes Polri, dan Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia. Ada juga rumah dinas pegawai Pertamina di sekitar GOR.

”Karena di sekitar sini adalah kompleks perkantoran dan permukiman elite, pengunjung kolam renang justru orang-orang Ciledug atau Tanah Abang,” ujar Suratman yang 30 tahun bekerja di GOR Bulungan.

Diramaikan perantau daerah

Toto Prawoto (63), seniman yang sudah puluhan tahun aktif di GOR Bulungan bercerita, saat baru tiba di Jakarta dari Banjarnegara, Jawa Tengah, di awal tahun 1970-an, GOR bulungan sudah menjadi tempat berkumpul sesama seniman.

Sejak muda, Toto memiliki minat di bidang tulis-menulis dan teater. Ia menemukan teman-teman satu frekuensi seperti di GOR Bulungan. Puluhan tahun, mereka menempa diri di situ.

Adapun remaja Jakarta, terutama dari kelas sosial menengah ke atas, mulai berolahraga di gelanggang itu. Tahun 1970-an, olahraga yang digandrungi seperti kempo, karate, taekwondo, dan pencak silat.

Kolam renang Bulungan

Perenang spesialis gaya dada Muhammad Akbar Nasution punya kenangan di kolam renang Bulungan.

Selepas pindah dari Jambi tahun 1995, anak bungsu pelatih renang almarhum Radja Nasution itu kerap berlatih di kolam renang Bulungan. Sebelum terpilih menjadi atlet renang nasional, Akbar digembleng ayahnya di kolam renang ini.

”Seingat saya, di tahun 1996, kolam ini masih sedikit dilupakan. Airnya keruh, jarak pandangnya terbatas. Namun, karena pilihan kolam saat itu masih sedikit, jadi pilihan untuk berjuang, ya, di sini,” kata Akbar dikutip dari Kompas.

Kolam renang Bulungan sampai sekarang masih dipilih menjadi tempat latihan klub renang Parisakti yang berusia 22 tahun.

Kepala Unit Pengelola Gelanggang Remaja Jakarta Selatan Reinhard Pangaribuan menuturkan, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno juga rutin berenang di kolam renang Bulungan. Biasanya Sandiaga berenang pada Selasa dan Jumat pagi.

Karena kerap berenang di Bulungan, saat menjadi Wakil Gubernur, Sandiaga mengusulkan agar kolam renang itu direvitalisasi menggunakan dana pelampauan koefisien lantai bangunan (KLB).

Adapun pada tahun 2018 lalu, bersamaan dengan Asian Games 2018, lapangan di GOR Bulungan sempat untuk arena pertandingan bola voli.

Meski sudah berdiri selama 52 tahun, aktivitas Remaja di Gelanggang Remaja Jakarta Selatan masih tetap berdenyut kencang dan tidak pernah berhenti.

(Kompas: Dian Dewi Purnamasari)

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/12/28/05373831/52-tahun-berdiri-denyut-aktivitas-di-gor-bulungan-tak-pernah-surut

Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke