JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Semper, Cilincing, Jakarta Utara terendam banjir.
Hal ini disebut karena permukaan tanah permakaman yang sangat rendah.
Menurut Kepala Seksi Pemeliharaan Drainase Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Utara Yursid Suryanegara, kondisi itu menyebabkan air terus mengalir di kawasan tersebut.
"Adapun untuk seterusnya pihak permakaman harus meninggikan lahannya, dikarenakan lahannya sudah sangat rendah dan sudah rata dengan tinggi muka air Kali Cakung Lama," kata Yursid kepada Kompas.com, Rabu (11/1/2023).
Solusi permanen untuk mengatasi banjir di TPU Semper, kata dia, adalah dengan meninggikan lahan kompleks permakaman.
Yursid menjelaskan, kondisi lahan yang rendah menyebabkan air tak bisa mengalir lewat drainase.
"Karena lahan di permakaman terlalu rendah jadi enggak bakal bisa (air) mengalir. Bakal kerendam terus kalau (lahan) belum ditinggikan," ucap Yursid.
Yursid mengaku tak mengetahui secara jelas bagaimana sistem peninggian lahan TPU Semper.
Namun, dia memastikan bahwa permukaan tanah di sana sudah lebih rendah dibandingkan area sekitarnya.
"Otomatis saat hujan deras, air berkumpul di kompleks permakaman," jelas dia.
Sementara ini, Sudin SDA Jakut sebatas menyiagakan pompa mobile untuk menyedot air agar banjir di permakaman bisa surut.
Berdasarkan pantauan di lokasi pada Selasa (10/1/2023), banjir sampai menutup nisan yang berjajar di unit islam AA II TPU Semper.
Terlihat pula rumput liar tumbuh di sekitar area permakaman yang terendam air itu.
Menurut penjaga makam bernama Husi Oji, ketinggian banjir antara 20 sentimeter di area pinggir dan 1,5 meter di bagian tengah TPU Semper.
"Sudah sering banjir, pokoknya tiap tahun," kata Husi saat ditemui di TPU Semper.
Husi menyebut, banjir di TPU Semper berlangsung sejak awal 2023 akibat curah hujan yang tinggi. Sejumlah nisan yang berbaris di TPU Semper pun sudah tak terlihat lagi.
"Dari malam tahun baru itu kan hujan sampai pagi. Nah sekitar jam 10.30 WIB baru reda itu (air) sudah mulai tinggi," ungkap Husi.
Husi memperkirakan ada sekitar 800 makam yang terendam air.
Peziarah kesulitan untuk menemukan makam di TPU Semper. Mereka harus melompati makam agar tidak terkena air.
"Kalau ada masyarakat yang ingin berziarah paling dia nyekar di pinggir jalan aja," tutur Husi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/12/05281921/tpu-semper-kerap-kebanjiran-sudin-sda-jakut-lahannya-sudah-sangat-rendah