Salin Artikel

Kisah Mural di Tembok Stasiun Jatinegara, Kusam tetapi Dicintai karena Informatif

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinding area luar Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur, dihiasi oleh mural informatif.

Mural itu terbentang sepanjang sekitar 1 kilometer menuju Halte Transjakarta Pasar Enjo dari pintu masuk stasiun.

Di sana, ada berbagai macam gambar yang dilengkapi dengan informasi tentang kebudayaan Betawi dan transportasi di Ibu Kota.

Seorang warga Jakarta bernama Yusuf (59) mengatakan, mural ini memudahkan cucunya yang berusia 8 tahun untuk belajar sejarah.

"Saya ajak (cucu) lihat-lihat mural biar dia belajar soal kota kelahirannya dan budaya yang ada. Informatif menurut saya karena bantu cucu belajar sejarah," tutur dia di kawasan Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (16/1/2023).

Yusuf yang kebetulan tinggal di dekat kawasan stasiun mengungkapkan, mural tersebut sudah ada cukup lama dibuat.

Ia sudah sering melihatnya setiap kali turun di Stasiun Jatinegara, atau saat mengajak cucunya jalan-jalan naik motor.

"Ada beberapa juga informasi yang saya baru tahu, kayak bemo singkatan dari becak motor. Dari dulu saya nyebutnya bemo saja," ujar dia.

Yusuf mengatakan, ada satu mural yang sering ia tunjukkan kepada cucunya itu setiap kali berkunjung, yakni soal makanan tradisional khas Betawi bernama gabus pucung.

Yusuf mengungkapkan, gabus pucung adalah makanan kesukaannya.

"Kalau lewat situ, saya suka sambil nunjuk biar cucu saya tahu makanan kesukaan kakeknya. Siapa tau pas (cucu) sudah gede, dimasakin gabus pucung," imbuhnya.

Senada dengan Yusuf, Gia (28) yang berdomisili di Jakarta juga mengatakan bahwa mural di kawasan stasiun sangat informatif.

Sebab, mural tidak sekadar menampilkan karya seni lukis, tetapi juga dilengkapi informasi seputar gambar tersebut.

"Jadi, yang lihat mural enggak cuma dimanjain matanya sama visual yang warna-warni, (tapi) sekalian belajar," kata Gia di lokasi.

Jadi spot foto

Gia menuturkan bahwa seluruh gambar yang terpampang bagus, salah satunya yang berada di kolong flyover Jatinegara.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, Senin, mural di kolong jembatan ini berukuran cukup besar dan memenuhi seluruh dinding.

Mereka menggambarkan dua karakter yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Masing-masing mengenakan pakaian adat khas Betawi.

Di tengah dua karakter ini adalah beberapa bangunan ternama yang tersebar di Kota Jakarta, salah satunya Tugu Monas.

"Gambarnya juga bagus-bagus bisa jadi objek foto. Apalagi yang di kolong flyover walau masih kurang bagus difoto karena kurang pencahayaan pas siang," jelas Gia.

Terkait gambar informatif tersebut, Gia mengungkapkan bahwa mural tidak menghiasi seluruh area tembok.

Ia sering mengunjungi Pasar Enjo untuk bertemu dengan kakaknya yang bekerja di wilayah tersebut.

Menurut Gia, mural informatif hanya sampai halte bus di dekat Halte Transjakarta Pasar Enjo saja.

"Gambar informatif cuma sampe halte itu aja. Selebihnya cuma tembok warna-warni saja. Bagusnya digambar di sepanjang tembok ini biar kesan belajar sambil jalan-jalan lebih kerasa," tutur dia.

 

Warga lebih mengenal Jakarta

Neni (32), warga Jakarta lainnya, mengungkapkan bahwa ia sering melewati area penuh mural di Stasiun Jatinegara.

Namun, ia sebelumnya tidak menyadari bahwa tembok tersebut dipenuhi mural informatif alih-alih hanya sekadar tembok warna-warni.

Menurut Neni, kehadiran mural yang dipenuhi informasi seputar Jakarta dan kebudayaan Betawi sangat bagus.

Selain memperkenalkan sejarah kepada warga yang melintas, tetapi juga membuat mereka semakin mengenal kota tempat tinggalnya.

"Karena saya baru sadar kalau sepanjang tembok ini ada banyak gambar soal kebudayaan Betawi dan Jakarta, saya enggak bisa banyak komentar," terang Neni.

"Tapi kalau kayak gitu (penuh informasi soal Jakarta dan budaya Betawi), informatif sih. Langkah yang tepat dari pemerintah setempat buat memperkenalkan ke anak-anak masa kini biar lebih kenal sama kotanya," sambung dia.

Warna-warni, tetapi kusam

Ketika Kompas.com mengunjungi kawasan Stasiun Jatinegara, terlihat beberapa mural memiliki tampilan kotor, kusam, dihiasi beberapa coretan, bahkan catnya mengelupas.

Yusuf menyayangkan hal tersebut. Pasalnya, mural dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran tambahan bagi cucunya untuk mengenal kebudayaan Jakarta.

"Yang saya sayangkan cuma beberapa tembok yang catnya mengelupas," ungkapnya.

Adapun kondisi tersebut tampak di salah satu mural daftar makanan Betawi yang langka.

"Gambar gabus pucung yang saya ceritain itu, bagian bawahnya sudah mengelupas catnya. Kalau bisa ya dicat ulang," imbuh dia.

Yusuf menjelaskan, tampilan mural yang kotor sebenarnya bukan lah masalah berarti selama tidak menutupi informasi yang ditampilkan.

Sebab, menurut dia, tujuan dihadirkannya mural ini adalah untuk membagikan informasi seputar kebudayaan Jakarta kepada masyarakat.

"Kalau kotornya cuma di bawah tembok ya wajar karena dekat tanah. Ada coretan dikit enggak apa-apa lah selama bukan gambar atau kalimat kotor yang bisa dilihat anak-anak," tuturnya.

Meski demikian, Yusuf tetap berharap agar mural dibersihkan atau diperbarui. Ia tidak menampik bahwa anggaran yang dibutuhkan mungkin besar.

"Tapi pendapatan pemerintah setempat saya rasa masih cukup untuk sekadar pemugaran gambar di dinding. Niat awalnya kan supaya gambar informatif itu bisa mengedukasi orang-orang yang lewat jalanan ini," ujar Yusuf.

Jadwal pembersihan rutin

Neni mengatakan bahwa mural menjadi kotor dan kusam adalah hal wajar.

Letaknya yang berada di pinggir jalan membuat mural mudah terpapar debu dari kendaraan.

Perempuan yang sering melewati area bermural di Stasiun Jatinegara ini menambahkan, dinding informatif itu pun bisa kotor karena tangan orang-orang iseng.

"Menurut saya alangkah baiknya pemerintah bikin jadwal rutin untuk pembersihan. Sayang aja tembok informatif begini dibiarin kotor, informasinya nanti ketutup dong," kata Neni.

"Bisa dibersihin dua minggu sekali, kayak digosok aja yang kotor atau dicat ulang biar warnanya enggak pudar," sambungnya.

Gia pun mengatakan hal yang sama. Beberapa mural yang tampilannya kotor dirasa sangat mengganggu.

Ia mengungkapkan, ada beberapa mural yang dicoret-coret, dan memiliki cat yang terkelupas.

"Buat yang cat tembok putih, sudah kotor itu gambarnya. Kalau menurut saya saja nih, kayaknya harus rutin dibersihin kalau dicat ulang belum bisa," ujar Gia.

"Sayang banget sudah capek-capek nyari informasi, nge-gambar, tapi hasil akhirnya kotor. Informasinya jadi kurang enak dilihat," imbuh dia

 

Perlu dihadirkan di stasiun lain

Terkait kehadiran mural informatif di stasiun lain, Yusuf menyetujui hal tersebut.

Menurut Yusuf, informasi kebudayaan di Ibu Kota tidak perlu harus melalui program televisi maupun internet.

Sebab, penyebaran informasi melalui mural seperti yang terpampang di tembok area luar Stasiun Jatinegara pun bisa dilakukan.

Namun, ia mengimbau agar mural lebih rajin dibersihkan supaya tetap bersih bila dihadirkan di stasiun lainnya.

"Sesederhana gambar di tembok juga bisa jadi medium yang baik. Rajin dibersihin aja biar enggak kotor kayak yang di Stasiun Jatinegara," ujar Yusuf.

Neni menuturkan hal yang serupa. Menurut dia, warga Ibu Kota tidak hanya tinggal di sekitar Stasiun Jatinegara.

Demikian juga dengan stasiun kereta api di Jakarta, bukan hanya Stasiun Jatinegara saja.

"Mungkin enggak perlu ngecat tembok sepanjang ini karena enggak semua stasiun punya. Tapi bisa kasih satu tembok besar, atau sesuaikan aja sama tembok yang ada," jelas Neni.

Ia melanjutkan, alih-alih membiarkan dinding kosong dan tampilannya membosankan, sebaiknya mereka dibuat menarik dan informatif melalui mural seperti di Stasiun Jatinegara.

Untuk Gia sendiri, ia setuju bahwa mural perlu dihadirkan di stasiun lain, tetapi harus rutin dibersihkan.

"Buat apa bikin banyak mural di setiap stasiun kalau ujung-ujungnya kotor?" ucap dia.

Menurut Gia, mural yang bersih dapat membuat stasiun tampak lebih bagus.

Masyarakat yang melihatnya pun dapat menjadi penasaran akan informasi yang ditampilkan.

"Habis penasaran kan pasti foto, pulangnya bisa ke stasiun yang sekarang bangunannya pada bagus-bagus, terus naik kereta. Bisa narik minat masyarakat naik kereta," pungkas Gia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/18/06460431/kisah-mural-di-tembok-stasiun-jatinegara-kusam-tetapi-dicintai-karena

Terkini Lainnya

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke