Salin Artikel

Bebalnya Warga yang Buang Sampah di Jalan Ciledug, Tak Mempan Dilarang, Malah Pindah ke Tempat Lain

TANGERANG, KOMPAS.com- Tabiat sejumlah warga membuang sampah sembarangan di jalan raya kawasan Ciledug, Kota Tangerang belum juga berubah.

Membuang sampah sembarangan seperti sudah menjadi hal biasa bagi sebagian masyarakat.

Meskipun tahu dampak buruknya, tetapi kebiasaan itu justru membuat pelaku pembuang sampah mencari berbagai pembenaran dan alternatif untuk tetap membuang sampah sembarangan.

Hal ini juga terlihat dari aktivitas masyarakat yang membuang sampah sembarangan di separator tengah jalan raya dan di pinggir jalan raya kawasan Ciledug, Kota Tangerang.

Penanganan Pemkot Tangerang

Sejak ramai diperbincangkan dan menjadi sorotan, Pemerintah Kota Tangerang pun telah melakukan sejumlah langkah untuk mengatasi persoalan ini.

Pemkot membangun dua posko pantau sampah di dua titik, yakni dekat jembatan Kali Parung Serab dan seberang Perumahan Griya Ciledug.

Sementara, di tengah jalan raya itu, dipasang plang peringatan untuk tidak membuang sampah sembarangan di sana karena itu bukan tempat pembuangan sampah (TPS).

Akan tetapi semua hal itu ternyata tak pelak membuat oknum-oknum pembuang sampah sembarangan di sekitar jalan raya itu berubah.

 

Kucing-kucingan dengan petugas

Posko pantau sampah yang dibuat oleh Pemkot Tangerang itu dijaga oleh sekitar 10 orang petugas gabungan setiap malamnya.

Namun, mereka hanya berjaga dari sekitar pukul 19.00 WIB hingga pukul 02.00 WIB.

Pada saat para petugas berjaga, posko di dekat Kali Parung Serab itu bersih dari sampah.

Akan tetapi saat para petugas gabungan tersebut pulang dari posko pantau tersebut, terlihat ada sebuah kantong plastik merah berada di tengah jalan seberang posko pantau tersebut.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Minggu (8/1/2023), pemandangan sampah kantong plastik merah itu terlihat di lokasi sekitar pukul 01.16 WIB, saat para petugas penjaga posko sudah tidak ada lagi.

Kantong plastik merah itu tepat berada di dekat tulisan larangan membuang sampah sembarangan.

Plang larangan tak berpengaruh

Sejumlah warga masih membuang sampah di tengah Jalan Raya Raden Patah, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, meski di sana sudah dipasang larangan membuang sampah.

Hal ini terlihat dari sampah yang masih berjejer di tengah jalan raya, sekitar Pasar Lembang, Rabu (18/1/2023).

Plang berwarna kuning itu bertulisan "Dilarang Membuang Sampah di Sini, Tramtib Kecamatan Ciledug".

Mansyur (48), tukang ojek pangkalan yang sering berada di area Pasar Lembang, mengatakan bahwa jumlah sampah berjejer di separator tengah jalan memang berkurang.

Akan tetapi, sampah masih tetap ada karena tidak ada sosialisasi tentang tempat pembuangan sampah di sekitar area itu.

“Iya, itu masih banyak sampahnya, soalnya setahu saya enggak ada sosialisasinya (tempat membuang sampah yang baru di area Pasar Lembang),” kata Mansyur di lokasi, Rabu.

Menurut Mansyur, selama ini sebagian besar dari masyarakat atau pedagang di Pasar Lembang telah terbiasa membuang sampah di tengah jalan raya.

Untuk itu, plang larangan buang sampah di sana tidak akan mengubah kebiasaan warga, terlebih di sekitar sana tidak ada tempat resmi pembuangan sampah.

"Iya, emang sih udah dipasang plang, tapi itu enggak ngaruh,” ujar dia.

Saat Kompas.com menyusuri Jalan Raden Patah, mulai dari simpang empat di depan Kantor Kecamatan Ciledug, terlihat ada sejumlah kantong plastik berisi sampah di tengah jalan raya.

Namun, sampah yang berjejer di tengah jalan tersebut lebih sedikit dibandingkan dua pekan lalu, saat unggahan soal sampah berjejer di tengah jalan viral di media sosial.

 

Buang sampah di pinggir jalan raya

Para pembuang sampah sembarangan itu juga tidak kehabisan akal. Ketika dilarang membuang sampah di tengah jalan, mereka malah pindah membuangnya ke pinggir jalan raya. 

"Iya sekarang makin ramai di sini (di pinggir jalan) buang sampahnya," kata Eko warga sekitar yang kebetulan sedang melintas kepada Kompas.com, Rabu.

"Iya kemarin-kemarin mereka pada buang di tengah (jalan raya), kan sekarang udah ada larangan, jadi mungkin mereka pindah (buang sampah) ke sini," tambah dia.

Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Selasa (17/1/2023) malam, di sepanjang tengah jalan raya Jalan Raden Patah Ciledug, tak ada lagi sampah berjejer di separator tengah jalan raya seperti sebelumnya.

Namun, usai diteliti lebih jauh, sampah-sampah masih banyak ditemukan di pinggir jalan.

Ada beberapa titik di jalan raya itu yang dijadikan masyarakat sebagai tempat pembuangan sampah.

Salah satu titik yang sampahnya menumpuk ada di seberang gang Kampung Pulo, Kelurahan Sudimara Selatan, Kecamatan Ciledug.

Sejak sekitar pukul 23.30 WIB hingga pukul 23.59 WIB, terlihat tiga pengendara sepeda motor yang berhenti untuk membuang sampah di sana.

Salah satu pengendara motor yang membawa istri dan anaknya saat membuang sampah.

Saat berhenti di titik itu, sang anak bergegas turun dan membuang sebuah kantong plastik berwarna merah.

Pengendara lain terpantau menjatuhkan kantong plastik berwarna hitam besar yang berisi berbagai jenis sampah rumah tangga.

Titik pembuangan sampah di pinggir jalan ini memang cukup jauh dari dua posko yang didirikan oleh pemerintah daerah.

Tidak terlihat adanya petugas yang berjaga atau berpatroli di sana.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/19/10093241/bebalnya-warga-yang-buang-sampah-di-jalan-ciledug-tak-mempan-dilarang

Terkini Lainnya

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke