Salin Artikel

Fakta Baru Pembunuhan Berantai Wowon dkk, Tega Bunuh Anak agar Cepat Sukses hingga Rekayasa Peran Aki Banyu

JAKARTA, KOMPAS.com - Anak kandung Wowon Erawan alias Aki, Bayu (20), turut menjadi korban pembunuhan berantai tiga bulan lalu.

Bayu yang juga anak dari Ai Maimunah tak lepas dari sasaran target demi angan-angan komplotan Wowon dkk. Jasad Bayu pun dikubur dalam lubang di rumah Wowon di Cianjur, Jawa Barat.

Motif Bayu yang ikut jadi sasaran Wowon dkk sempat jadi pertanyaan. Pasalnya, motif sejumlah korban yang dibunuh itu untuk menutupi penipuan dan pembunuhan yang dilakukan Wowon dkk.

Motif untuk menutupi kejahatan itu lah yang mendorong komplotan Wowon akhirnya membunuh Ai Maimunah dan anak-anaknya di Bantargebang, Kota Bekasi, pada Kamis (12/1/2023).

Tega bunuh anak agar cepat sukses

Kabid Humas Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya Komisaris Besar (Kombes) Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, Bayu (2) menjadi target pembunuhan untuk memberikan kesuksesan tersangka.

"Mengapa anak-anak menjadi bagian korban? Dari hasil pemeriksaan pengakuannya adalah untuk memberikan kesuksesan yang lebih lagi," kata Trunoyudo di Polda Metro Jaya, Selasa (24/1/2023).

Namun, penyidik sampai saat ini masih menyelidiki kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Wowon dkk dengan mengumpulkan sejumlah bukti-bukti dan keterangan saksi lain.

"Apa pun alasan pembenar, tidak ada alasan pembenar. Ini menjadi pertimbangan penyidik untuk diajukan ke criminal justice system daripada proses pengadilan," kata Trunoyudo.

Target meleset

Tak hanya Bayu, komplotan Wowon bersama Solihin alias Duloh (63) dan Dede (35) sebetulnya juga berupaya membunuh anak kandungnya, yaitu NR (5).

Dalam suatu kesempatan, Dede turut meracun NR atas perintah Wowon. Untungnya, NR selamat karena hanya meminum sedikit racun dari larutan kopi itu.

Adapun Bayu dan NR merupakan anak kandung Wowon dari Ai Maemunah (40) yang meninggal diracun Dede pada pertengahan Januari 2023.

Namun, upaya pembunuhan itu gagal. NR dinyatakan selamat. Kini NR tengah mendapat penanganan khusus oleh Kelompok Perlindungan Anak Daerah (KPAD).

Komisi Perlindungan Anak Daerah Bekasi Kota akan membantu menghilangkan trauma dan menghilangkan memori yang bersifat negatif dalam diri NR.

"Jadi, ada penanganan khusus (untuk korban selamat). Pihak keluarga sudah dihubungi dan berkordinasi dengan pihak Polres Metro Bekasi Kota,” kata Trunoyudo.

Perankan tokoh sakral bernama Aki Banyu

Segala upaya dilakukan oleh Wowon demi memperdaya para korban agar mereka percaya atas kekuatan supranatural ia miliki.

Dirkrimum Kepolisian Daeran (Polda) Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengungkapkan, tersangka pembunuh berencana Wowon selalu berperan tokoh fiktif, yakni sebagai Aki Banyu.

"Ternyata tersangka Wowon ini berperan sebagai Aki Banyu, selain atas nama Wowon. Ternyata yang bersangkutan ini berperan sebagai Aki Banyu yang figur fiktif," jelas Hengki, Selasa (24/1/2023).

Tipu daya ini dilakukan oleh Wowon dengan mengubah suaranya. Kemampuan Wowon untuk mengubah suaranya ini didapat dikarenakan ia berpengalaman sebagai seorang dalang.

"Jadi, si Wowon ini selain pekerjaan yang lain, profesinya adalah dalang. Jadi, suaranya bisa berubah. Ini dipraktikkan pada saat pemeriksaan kemarin," ungkap Hengki.

Tokoh fiktif ini sengaja dibuat Wowon untuk memperlancar aksi tipuan kepada korbannya. Sebab, peran Wowon sebagai Aki Banyu dianggap sebagai tokoh sakral oleh korban-korbannya.

Adapun pemeriksaan Wowon cs akan terus berlanjut. Polda Metro Jaya juga tak menutup kemungkinan bahwa akan ada pasal tambahan yang akan menjerat Wowon cs.

Setidaknya, kata Hengki, ada 11 tenaga kerja wanita (TKW) yang menjadi korban penipuan oleh Wowon cs. Dua diantaranya telah dibunuh saat menagih keuntungan yang dijanjikan.

Penangkapan Wowon cs dilakukan karena mereka terlibat dalam pembunuhan berencana di wilayah Bekasi, Kabupaten Cianjur, dan Garut. Sembilan orang disebut telah tewas di tangan komplotan itu.

Aksi keji mereka terkuak ketika satu keluarga ditemukan tergeletak lemas di rumah kontrakan daerah Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi.

Para korban di Bekasi diracun karena mengetahui penipuan dan pembunuhan yang sebelumnya dilakukan Wowon cs di Kabupaten Cianjur dan Garut.

Dalam aksinya, para pelaku mencampurkan pestisida dan racun tikus ke dalam kopi. Tiga korban tewas akibat mengonsumsi kopi beracun itu yakni Ai Maimunah (40), Ridwan Abdul Muiz (23), dan Muhammad Riswandi (17).

Mirisnya, Ai Maimunah merupakan istri Wowon sendiri, sementara dua korban tewas lain adalah anak Ai Maimunah dengan mantan suaminya.

Mereka sementara ini dijerat menggunakan Pasal 340 juncto Pasal 338 dan 339 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) terkait pembunuhan berencana.

Penyidik Polda Metro Jaya masih akan melakukan pengembangan untuk mengetahui apakah masih ada korban ataupun pelaku lain.

Posko aduan pun dibuka penyidik di Cianjur untuk menjaring para terduga korban penipuan atau bahkan pembunuhan berantai Wowon dkk.

(Penulis : Muhammad Isa Bustomi, Joy Andre | Editor : Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Jessi Carina, Ihsanuddin)

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/25/05000001/fakta-baru-pembunuhan-berantai-wowon-dkk-tega-bunuh-anak-agar-cepat

Terkini Lainnya

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Megapolitan
Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Megapolitan
Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel | Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran

[POPULER JABODETABEK] Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel | Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke