Salin Artikel

Soal Pungutan Tarif Layanan ERP, PDI-P DPRD DKI Sebut Kurang Elok, tapi...

JAKARTA, KOMPAS.com - Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta menilai pemungutan tarif layanan jalan berbayar elektronik (electronic road pricing/ERP) tidak pantas diterapkan ketika Tanah Air sedang dibayang-bayangi resesi ekonomi.

Ketua Fraksi PDI-P Gembong Warsono menyebutkan, pemungutan tarif layanan itu bisa saja membebani warga.

Akan tetapi, peraturan ERP juga belum tentu diterapkan dalam waktu dekat.

"Rasanya kurang elok dalam situasi saat ini, kemudian kami membuat aturan yang membebani warga Jakarta, saya kira kurang elok," tegasnya, melalui sambungan telepon, Kamis (26/1/2023).

"Tapi sekali lagi, itu (ERP) kapan mau diberlakukan?" lanjut Gembong.

Dia menyatakan, kepastian penerapan ERP akan tercantum dalam peraturan resmi soal jalan berbayar elektronik tersebut.

Adapun peraturan soal ERP secara umum tercantum dalam rancangan peraturan daerah (Raperda) Pengendalian Lalu Lintas Secara Elektronik (PL2SE).

Menurut Gembong, melalui Raperda PL2SE, ERP bisa jadi diterapkan 1-2 tahun ke depan.

"Kan ini, aturan itu akan dibuat untuk ke depan. Artinya mungkin (ERP baru diterapkan) setahun ke depan, dua tahun ke depan, kan kami belum tahu," urainya.

Ia menegaskan, Fraksi PDI-P akan meminta keterangan lebih lengkap berkait tarif layanan ERP hingga hal mendetail lainnya saat pembahasan Raperda PL2SE dilakukan.

Sebagai informasi, Raperda PL2SE kini masih disusun oleh Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD DKI Jakarta bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Gembong mengeklaim fraksinya akan mendengarkan aspirasi warga terhadap sistem jalan berbayar elektronik.

"Percayalah, Fraksi PDI-P pasti akan menyuarakan apa yang menjadi suara hati rakyat Jakarta," tambahnya.

Untuk diketahui, gelombang penolakan terhadap sistem ERP mulai bermunculan.

Terkini, pengemudi ojek online (ojol) yang menolak ERP diterapkan menggelar unjuk rasa di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (25/1/2023).

Mereka bahkan mengancam tak memilih kembali anggota legislatif Jakarta yang mendukung ERP diterapkan saat pemilihan legislatif (pileg) 2024.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/26/19312201/soal-pungutan-tarif-layanan-erp-pdi-p-dprd-dki-sebut-kurang-elok-tapi

Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke