BEKASI, KOMPAS.com - Seorang warga yang juga tetangga Bripka Madih, Rasyid (62), mengungkapkan, orang-orang yang dibawa Madih ketika mengamuk di perumahan Premier Estate 2, Jatiwarna, Kota Bekasi, bukan warga sekitar tempat tinggalnya.
Rasyid mengaku sudah melihat rekaman saat Bripka Madih mengamuk, tetapi tidak ada satu orang pun yang ia kenal.
"Massa kemarin kayaknya bukan warga sini, enggak pernah lihat sama sekali saya," jelas Rasyid saat ditemui Kompas.com di lokasi, Senin (6/2/2023).
Anggapan Rasyid itu pun diperkuat dengan perilaku Bripka Madih di mata lingkungan sekitarnya.
Anggota Polri yang bertugas di Polsek Jatinegara itu disebut sebagai orang yang tak pernah bersosialisasi dengan warga sekitar.
"Jarang dikenal, enggak pernah tegur sapa sama warga di sini," ungkap Rasyid.
Karena sikapnya yang tertutup itu, ia pun menyebut bahwa tidak ada yang mengenal Madih secara akrab.
"Enggak pernah akrab saya. Dia ke mushala juga enggak pernah, dia ngobrol sama yang lain juga enggak," jelas Rasyid.
Hal senada disampaikan seorang warga lain, yang tak ingin disebutkan namanya.
Warga itu bahkan mengungkapkan, Bripka Madih beberapa kali datang ke perumahan Premier Estate 2 sambil menenteng girik tanahnya.
Diduga, aksinya itu dilakukan karena lahan milik orangtuanya telah diserobot.
"Dia memang pernah megang girik tanahnya terus datang ke perumahan itu. Tanyain 'mana pengembang Premier?'. Dari dulu emang gayanya tengil," jelas seorang warga itu.
"Yang kemarin itu bukan kejadian yang pertama. Cuma, yang sudah-sudah enggak seramai ini," sambung dia.
Sebagai informasi, kasus Bripka Madih mendadak ramai usai ia mengaku diperas rekan seprofesinya sendiri.
Madih mengungkapkan bahwa dia dimintai sejumlah uang oleh oknum penyidik Polda Metro Jaya, ketika melaporkan peristiwa penyerobotan tanah yang dilakukan pihak pengembang perumahan pada 2011 lalu.
"Saya ingin melaporkan penyerobotan tanah ke Polda Metro Jaya, malah dimintai biaya penyidikan sama oknum penyidik dari Polda Metro," ungkap Madih saat dikonfirmasi, Kamis (2/1/2023).
Tak hanya dimintai sejumlah uang, oknum polisi yang menerima laporan Madih, juga diduga meminta tanah seluas 1.000 meter persegi.
Bahkan, oknum penyidik meminta Madih untuk memberikan tanahnya sebagai bentuk hadiah.
Madih memastikan masih ingin memperjuangkan apa yang menjadi haknya. Terlebih, tanah milik orang tuanya memiliki luas hingga ribuan meter.
"Girik di nomor C 815 seluas 2.954 meter diserobot perusahaan pengembang perumahan. Sementara Girik C 191 seluas 3.600 meter diserobot oknum makelar tanah," pungkas Madih.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/02/06/18302601/bripka-madih-bawa-gerombolan-saat-datangi-perumahan-di-bekasi-tetangganya