"Jadi konsep kami kan sekarang kupilah-pilih dan olah. Kalau dulu, kupang-kumpul, angkut, buang. Nah, kalau sekarang harus dikurangi dari sumbernya, dari rumah tangga," kata Pelaksana Tugas Kepala Suku Dinas (Plt Kasudin) LH Jakarta Pusat Edy Mulyanto, Senin (20/2/2023).
Di saung edukasi tersebut, warga dapat melihat langsung pengolahan sampah organik dan anorganik.
Sampah organik, khususnya yang matang seperti sampah organik dapur (SOD), akan digunakan sebagai pakan maggot BSF.
Sementara itu, sampah anorganik akan dimasukkan ke dalam mesin pencacah sebelum diserahkan kepada bank sampah.
Edy pun mengajak warga untuk memilah sampah. Dia mengaku salut apabila generasi muda turut berpartisipasi memilah sampah.
"Rumah tangga ada anggota keluarga. Ada ayah, ibu, anak, asisten rumah tangga. Keempat anggota keluarga ini ayo sama-sama memilah sampah di rumah. Minimal itu. Saya salut kalau generasi muda lebih menonjol di situ," kata dia.
Sebagai informasi, ada empat jenis sampah, yaitu organik, anorganik, B3 (bahan berbahaya dan beracun), serta residu.
Berdasarkan Pergub Nomor 77 Tahun 2020, warga diharapkan dapat memilah dan mengelola sampah berdasarkan jenis-jenis tersebut sebelum dibawa ke tempat pembuangan sampah (TPS).
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/02/20/22391671/ada-saung-edukasi-kupilah-di-gambir-tujuannya-untuk-edukasi-warga-pilah