Salin Artikel

Pemakaman Korban Pembunuhan yang Dicor di Bekasi, Sang Suami Tak Henti Menangis, Wajahnya Pucat

Jasad Yusi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Malaka, Kelurahan Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, pemakaman dimulai pukul 09.26 WIB ketika peti yang mengangkut jenazah Yusi diturunkan dari mobil jenazah.

Ada sekitar enam orang yang mengangkut peti Yusi. Sementara itu, Heri selaku suami korban mengikuti dari belakang.

Wajah Heri tampak masih pucat, sama seperti ketika ia mengintip jenazah istrinya di mobil jenazah di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (28/2/2023).

Peti jenazah tiba di area liang lahad pukul 09.27 WIB. Peti ditaruh di atas dua buah papan sembari menunggu beberapa orang menyiapkan liang lahad.

Pukul 09.28 WIB, peti jenazah mulai diturunkan. Adapun Yusi dimakamkan di makam yang sama dengan ayahnya, Sunadi.

Isak tangis mulai terdengar. Saat seorang ustaz bergamis hitam mulai melantunkan adzan, tangisan kian mengeras.

Liang lahad pun mulai diuruk. Tangisan masih terdengar di tengah lantunan ayat dari ustaz tersebut.

Setelah itu, batu nisan dipasang pada pukul 09.36 WIB, bersamaan dengan prosesi tabur bunga.

Pemakaman dilanjutkan dengan membaca doa. Anggota keluarga dan kerabat dekat Yusi turut berdoa.

Heri menangis tanpa henti, bahkan semakin tersedu-sedu menjelang akhir pemakaman.

Adapun jasad Yusi dan jasad satu korban lainnya bernama Heni ditemukan dalam kondisi dicor di sebuah rumah kontrakan di Bulak Sentul, Harapan Jaya, Bekasi Utara, Kota Bekasi.

Di rumah itu, warga setempat menemukan pria penghuni kontrakan berinisial P yang bersimbah darah.

P diduga mengakhiri hidupnya usai membunuh dua korban. Nyawa P tak tertolong setelah dia menyayat urat nadinya.

P dinyatakan meninggal dunia dalam perjalanan ke RSUD Kota Bekasi, Senin (27/2/2023) malam.

Seorang warga yang juga petugas keamanan di lingkungan sekitar bernama Adi (54) mengatakan, P diduga membunuh lalu mengecor korbannya di dalam rumah kontrakan.

Sebab, pada Minggu (26/2/2023), P terlihat membeli semen dan pasir setelah terdengar cekcok di rumah tersebut.

Polisi kemudian membongkar coran tersebut dan mengangkat jenazah kedua korban. Jasad kedua korban lalu dimasukkan ke dalam kantong jenazah berwarna oranye.

Jasad kedua korban kemudian dibawa ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, untuk diotopsi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/03/01/12150181/pemakaman-korban-pembunuhan-yang-dicor-di-bekasi-sang-suami-tak-henti

Terkini Lainnya

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke