Sang ibu Hanifah (50) dan Fahrul Hidayatullah (27) kakaknya, ditemukan tewas berpelukan, Sabtu (4/3/2023).
Lidya mengaku tak bisa mendekati lokasi ketika api berkobar dan menghanguskan rumahnya di Tanah Merah, Koja.
"Saya pada saat itu enggak bisa pulang ke rumah karena apinya besar banget. Saya juga dicegat sama polisi," ungkap Lidya di Rumah Sakit (RS) Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Senin (6/3/2023).
Sebelum kebakaran terjadi, Lidya sedang berada di sebuah pusat perbelanjaan untuk kegiatan magang.
Sementara Hanifah dan Fahrul hanya berdua saja di dalam rumah.
Pada saat kejadian, Lidya mendapat telepon dari salah satu tetangganya yang mengabarkan bahwa telah terjadi kebakaran.
"Saya ditelepon sama tetangga saya, saya ditanya, 'Kamu di mana? Rumah kamu kebakar.' Saya kaget dan langsung tanya keberadaan mamah dan kakak saya," tutur dia.
Tetangga Lidya menjelaskan, ia sempat kabur bersama Hanifah dan Fahrul, sebelum akhirnya berpisah.
Sebab, Hanifah dan Fahrul kembali ke rumah. Kata tetangga, lanjut Lidya, ibu dan kakanya kembali untuk mengambil sesuatu.
"Mungkin mereka kejebak di situ atau sudah pingsan karena sesak dengan asap itu, saya juga enggak tahu. Jadi posisinya mereka sudah meninggal di tempat," jelas Lidya.
"Yang kemarin meninggal pada saat kebakaran Depo Pertamina itu kakak saya dan ibu saya," sambung dia.
Mencari kakak dan ibunya
Lantaran tidak bisa menemui ibu dan kakaknya imbas kobaran api yang besar, Lidya baru bisa mencari jasad keduanya pada Sabtu pagi.
Ia mencari-cari ke tempat pengungsian dan rumah sakit dengan harapan dapat melihat jenazah keduanya.
Akan tetapi, ia tidak menemukannya. Lidya pun meminta bantuan kepada sejumlah pihak untuk mengangkut puing-puing bekas rumahnya.
"Ternyata ketemu jasad ibu dan anak sedang berpelukan. Pada saat itulah saya ketemu dengan ibu dan kakak saya," kata dia.
Saat Hanifah dan Fahrul dievakuasi, Lidya tidak tahu kalau keduanya dibawa ke RS Polri.
Walhasil, ia kembali mencari-cari keberadaan jasad ibu dan kakaknya. Namun, pada akhirnya ia mengetahui lokasi keduanya berada.
"Saat saya ke RS Polri, saya ditanyain data-data kayak foto mamah dan abang saya, tes DNA, terus minta KTP dan kartu keluarga," terang Lidya.
Belum boleh pulang
Fahrul merupakan salah satu dari tiga jenazah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang sudah teridentifikasi, Sabtu.
Pada Minggu (5/3/2023), jasadnya sudah dibawa pulang oleh pihak keluarga dari RS Polri.
"Kemarin pas bawa pulang, jenazah langsung dibawa ke Madura untuk dimakamkan," kata Junaedi (50), saudara dekat Hanifah dan Fahrul.
"Rencananya, kalau ibunya boleh dibawa pulang hari ini, pihak keluarga bakal langsung membawanya ke Madura untuk dimakamkan," imbuh dia.
Lidya menuturkan kekecewaannya terhadap pihak rumah sakit.
Sebab, niatnya untuk membawa pulang ibu dan kakaknya secara berbarengan terhambat proses tes DNA yang dinilainya terlalu lama.
"Katanya harus nunggu dan bersabar. Orang rumah sakit bilangnya cuma sabar. Saya udah bilang, saya harus nunggu berapa lama lagi. Apakah seminggu atau 10 hari?" tutur dia.
Saat ini, pihak keluarga hanya bisa menunggu kabar selanjutnya dari RS Polri terkait waktu pengambilan jenazah Hanifah.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/03/06/17020891/ibu-dan-kakaknya-korban-kebakaran-depo-pertamina-plumpang-lidya-dicegat