Adapun rumah mewah di Jalan Selat Batam, Duren Sawit, digerebek terkait narkoba oleh anggota kepolisian pada Selasa (4/4/2023) pagi.
"Mereka (penghuni) enggak pernah ada kegiatan seperti buka pintu gerbang, dan lain-lain," ujar Eni di lokasi.
"Padahal anak-anak suka main di depan rumah itu, tapi enggak pernah ada aktivitas sehari-hari di rumah itu," sambung Eni.
Ia melanjutkan, pada malam hari pun rumah mewah itu tampak gelap.
Hanya satu lampu saja yang menyala di teras. Cahayanya pun kurang terang, sehingga membuat bangunan tampak seperti rumah kosong.
Eni menuturkan, rumah itu sudah dikontrak selama dua hingga tiga bulan oleh orang-orang yang terjaring dalam penggerebekan.
Namun, selama ini hanya dua orang saja yang tampak sering keluar dan masuk rumah itu.
"Tapi yang kelihatan cuma dua orang lokal (warga negara Indonesia), kayaknya mereka warga sini," terang Eni.
Dua orang itu pun jarang berinteraksi dengan warga setempat, meski kemungkinan tetap berinteraksi dengan penghuni di sekitar rumah kontrakan itu.
Eni melanjutkan, terkadang mobil katering dan ojek online datang untuk mengantarkan makanan.
Sebelumnya, rumah itu sempat kosong selama dua hingga tiga bulan sebelum dikontrakkan.
Namun, ada seorang pekerja yang menjaga rumah mewah itu.
Pekerja itu langsung pindah ke Garut ke tempat pemilik rumah itu kini berada setelah rumah dikontrakkan orang-orang yang digerebek
"Pekerja yang punya rumah nempatin (rumah), terus dikontrakin (orang-orang yang digerebek), dia pindah ke Garut. Baru masuk orang-orang itu. Kami enggak tahu (seramai) itu karena mereka enggak ada laporan," kata Eni.
Penggerebekan oleh anggota polisi
Eni mengungkapkan, penggerebekan rumah mewah itu terjadi pada Selasa (4/4/2023) pagi.
Ia mendengar kabar bahwa penggerebekan berkaitan dengan narkoba dan penipuan.
"Info awal dari omongan orang-orang katanya itu narkoba. Pas penangkapan berakhir, kami dapat info kalau itu soal penipuan. Cuma enggak tau penipuan apa," terang Eni.
Sebelum penggerebekan terjadi, ada beberapa orang mencurigakan berdiri di depan kediamannya.
Ia mengira, mereka adalah debt collector karena mereka terlihat seperti orang-orang yang sedang melakukan pemantauan.
Tidak lama, Eni melihat ada orang datang dan menelepon seseorang. Ia mendengar orang itu berkata, "Bang, anggota sudah bisa masuk."
Tidak lama setelah laki-laki itu menutup telepon, ada banyak mobil langsung memasuki gang rumah Eni.
"Mobil yang ketiga datang isinya ternyata rombongan Bareskrim. Mereka turun, terus pakai las punya tukang buat motong gembok pagar rumah mewah itu," tambah Eni.
Setelah pagar berhasil dibuka paksa, penyerbuan oleh anggota polisi berlangsung.
Beberapa saat kemudian, mereka membawa keluar sekitar 20 orang yang terlihat seperti warga negara asing.
Sebelumnya, sebuah video viral di media sosial tentang penggerebekan yang terjadi di Jalan Selat Batam, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Dalam video itu, tampak beberapa anggota polisi membawa keluar beberapa orang dari rumah itu.
Orang-orang tersebut menundukkan kepala saat berjalan keluar sambil diiringi anggota polisi.
Dalam video itu, dinarasikan bahwa penangkapan berkaitan dengan sindikat penipuan yang dilakukan oleh warga negara Taiwan.
Terkait kejadian ini, Kapolsek Duren Sawit AKP Sutikno mengatakan, pihaknya tidak ada giat penggerebekan pada Selasa pagi di kawasan perumahan itu.
"Kami tidak ada giat penggerebekan," ujar dia ketika dikonfirmasi terpisah.
Kompas.com mencoba mengonfirmasi kabar terkait keterlibatan Bareskrim Polri dalam penggerebekan itu, seperti yang dikatakan Eni.
Hingga berita ini ditulis, Sutikno masih belum memberi jawaban.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/04/05/20461951/tidak-pernah-tampak-aktivitas-di-rumah-mewah-duren-sawit-yang-digerebek