Salin Artikel

Kekecewaan Pemudik Gratis Pemprov DKI yang Ketinggalan Bus karena Jadwal yang Mendadak Berubah

JAKARTA, KOMPAS.com - Tatapan Hendro dan peserta mudik gratis dari Pemerintah Provinsi DKI tampa gelisah. Ia hanya bisa memandangi bus-bus yang berangkat di hadapannya menuju Jawa dan Sumatera.

Hendro dan sejumlah pemudik lain yang duduk tenda sedang harap-harap cemas karena bus tujuan kampung halamannya ke Wonogiri, Jawa Tengah, telah jalan sebelum mereka datang.

"Ini yang di sini semua itu yang ketinggalan bus," kata Hendro, dilansir dari TribunJakarta.com, Senin (17/4/2023).

Hendro mesti menelan kekecewaan lantaran keterlambatan itu bukanlah kesalahannya. Pasalnya, Hendro menerima informasi bus yang akan mengangkut pemudik berangkat pukul 10.00 WIB.

Pada kenyataanya, saat dia tiba pukul 09.00 WIB, bus menuju Wonogiri sudah berangkat.

"Makanya, kok jadi begini? Kalau tahu berangkat jam 08.00 ya tentu saya lebih pagi lagi datang ke sini," kata Hendro.

Setelah menunggu selama sejam, Hendro dan sejumlah pemudik lainnya akhirnya mendapat titik terang.

Mereka diakomodasi oleh petugas Dishub untuk menaiki bus yang tersisa namun hanya sampai tujuan Solo, Jawa Tengah.

"Ya, mau bagaimana lagi? Katanya yang kosong tinggal yang ke Solo. Ya sudah, daripada enggak ada sama sekali, mendingan naik saja ini," ucap Hendro.

Kekecewaan juga dirasakan Bambang, salah seorang pemudik yang hendak menuju Sragen, Jawa Tengah.

Usahanya untuk berlari dari pintu depan menuju area keberangkatan mudik gratis di silang Monas berujung sia-sia. Bambang juga ditinggal rombongan.

Musababnya juga sama, Bambang tak tahu bahwa bus yang akan membawanya ke kampung halaman ternyata berangkat lebih awal.

"Saya dikirim pesan Whatsapp dari teman, bus dia sudah di tol. Padahal, kemarin infonya pukul 10.00 baru jalan, tapi sekarang (pukul 09.00) sudah jalan," kata dia.

Bambang yang hampir tiap tahun mengikuti mudik gratis awalnya sudah putus asa jika tak bisa mudik dalam program mudik gratis yang diadakan Pemprov DKI Jakarta.

Beruntung, masih ada satu bus menuju Sragen yang berangkat di pukul 10.30 WIB. Ia pun diarahkan menaiki armada tersebut.

"Biasanya itu ngaret terus. Pernah berapa tahun lalu itu, di jadwalnya pukul 10.00 tapi baru jalan pukul 18.00 sore. Tadinya kalau memang sudah enggak ada bisnya, mau mudik naik motor saja," kata dia.

Kepala Seksi Angkutan Orang Tidak Dalam Trayek Dishub DKI Jakarta Ricky Sianturi membantah soal adanya perubahan jadwal keberangkatan bus secara sepihak.

Dia menyebut sudah memberikan informasi detil kepada para peserta mudik gratis soal waktu keberangkatan. Ia mengakui memang ada pemudik yang mengeluh ketinggalan bus.

"Mungkin pemudik itu salah informasi atau kebingungan tapi tidak mau bertanya. Kami sudah akomodasi semua naik bus yang tersedia sehingga mereka tetap bisa mudik ke kampung halamannya," kata Ricky.

Tak hanya mudik gratis, para peserta nanti juga akan mendapat fasilitas balik gratis dari Pemprov DKI Jakarta.

"Mereka nanti balik dari kampungnya ke Jakarta juga akan difasilitasi Pemprov DKI pada tanggal 28 April 2023.

Sedangkan untuk motor mereka yang sudah diangkut ke kampung pada Sabtu lalu akan diberangkatkan menuju Jakarta pada 27 April 2023," kata Ricky.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/04/17/14243531/kekecewaan-pemudik-gratis-pemprov-dki-yang-ketinggalan-bus-karena-jadwal

Terkini Lainnya

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke