Pria asal Leuwiliang, Bogor, Jawa Barat mengatakan bahwa hal ini sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
"Kalau dagang sih enggak ada yang bisa menentukan. Jadi, dagang itu kalau lagi ramai, ya ramai. Cuma, kalau tahun sekarang itu, lagi susah-susahnya. Tahun ini doang, kalau tahun kemarin enggak," kata Alek kepada Kompas.com Kamis (20/4/2023).
Alek mengungkapkan, biasanya dua hingga tiga hari berjualan amplop Lebaran di Pasar Koja Baru ini sudah agak lumayan. Tetapi, sekarang sangat anjlok.
"Ibaratnya, kami satu hari Rp 100.000. Paling sekarang Rp 30.000. Anjlok jauh banget, lebih dari 50 persen," ujar Alek yang kebingungan soal penyebab dagangannya kurang laku keras dibandingkan era Covid-19 masih mewabah di Tanah Air.
Meski demikian, Alek memiliki analisis tersendiri. Ia meduga kondisi keuangan para pembelinya juga tengah tidak baik.
Terbukti, mayoritas pembeli membeli amplop lebaran secara satuan, bukan sekaligus satu pak.
"Ya ketahuan, mayoritas keuangan para pekerja sudah ketahuan dari situ. Dari daya beli amplop saja sudah berkurang. Orang-orang berarti keuangannya lagi macet," katanya.
Lebih lanjut, Alek mengungkapkan alasannya kenapa memilih berjualan amplop Lebaran di Pasar Koja Baru.
Ia menceritakan, bersama empat rekan yang lainnya bertolak dari Bogor ke Pasar Koja Baru pada Minggu (16/4/2023).
Setelah kelimanya sampai, kelompok mereka menjadikan Pasar Koja Baru sebagai rumah sementara untuk beristirahat sampai gema takbir tiba.
"Kami enggak mengontrak, masa cuma lima hari saja mengontrak. Ya kami tidur di sini, seadanya. Pokoknya, ini ibaratnya kamar kami," ujar Alek.
"(Enggak jualan di Bogor) Kan di sana juga banyak (pedagang amplop Lebaran), banyak pesaing. Makanya lebih ke kota dan di kota mayoritas masyarakatnya kerja," kata Alek.
Setiap pukul 05.30 WIB, mereka mulai berpencar dari Pasar Koja Baru untuk mencari pembeli di pasar pagi. Alek memilih Pasar Jalan Baru, Kali Baru, Jakarta Utara, untuk mencari sesuap nasi.
"Nanti Ashar, semuanya balik lagi ke sini (Pasar Koja Baru). Setelah Magrib, baru kami pindah lagi ke depan Jakarta Islamic Centre (JIC)," ujarnya.
"Nanti, sekitar pukul 23.00 WIB, balik ke sini. Kalau ada satu dari kami yang hilang, ya kami cari," kata Alek melanjutkan.
Berapapun keuntungannya, Alek memastikan akan tetap pulang pada malam takbir untuk merayakan momen Lebaran bersama keluarga.
"Iya (berapa pun penghasilannya). Intinya, kalau misalnya kami enggak punya uang untuk balik, ya bagaimana caranya bisa sampai Bogor, entah numpang dengan mobil bak terbuka," ujar Alek.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/04/21/12235961/penjualan-amplop-lebaran-menurun-alek-anjlok-jauh-banget-lebih-dari-50