Seperti yang diketahui, Arya merupakan siswa SMK Bina Warga 1 Kota Bogor yang tewas dibacok oleh pelajar dari sekolah lain di Simpang Pomad, pada 10 Maret 2023 lalu.
Pelaku yang berjumlah tiga orang telah ditangkap semua. Terakhir, pelaku utama atau eksekutor pembacokan, ASR alias Tukul (17), diringkus pada Kamis (11/5/2023) setelah buron selama dua bulan.
Tangis keluarga pecah
Tangis keluarga Arya pecah ketika polisi menghadirkan Tukul dalam konferensi pers yang mereka hadiri.
Umay, ibu korban, tampak tak kuat menahan air matanya yang terus bergelinang membasahi pipinya. Sesekali, ia menutup mukanya dengan tangan.
Umay masih tak percaya anak laki-lakinya itu telah tiada. Keinginannya saat ini hanya satu, yaitu meminta pelaku pembacokan diadili dan mendapat hukuman setimpal.
"Enggak kuat, kok dia tega sih bunuh anak orang," kata Umay seraya meneteskan air mata.
"Bawa saja dulu ke makam, suruh lihat dia makam Arya kayak gimana," sambungnya.
Sementara itu, ayah angkat Arya, Ruja'i, tak kuasa menahan rasa amarahnya ketika melihat pelaku yang sedang di BAP oleh pihak kepolisian.
Bahkan, Ruja'i mengakui bahwa dirinya sempat memaki pelaku karena emosinya sudah tak tertahankan lagi.
"Terus terang saja saya ngomong kasar tadi karena emosi sama dianya (pelaku)," ujar Rujai di kediamannya di Kampung Cijujung Tengah, Desa Cijujung, Sukaraja, Kabupaten Bogor, Kamis (11/5/2023), dilansir dari TribunnewsBogor.com.
Bahkan, karena rasa emosinya yang sudah memuncak, Ruja'i begitu bernafsu untuk memberi bogem mentah kepada Tukul.
"Saya sih pengen nonjok terus terang aja, saya udah kesel banget," katanya.
Namun, keinginan Ruja'i tidak dapat terwujud setelah ia diarahkan untuk menunggu di luar ruangan BAP oleh polisi.
Hal itu dilakukan karena polisi khawatir terjadi kegadugan yang berlebih.
Adapun peristiwa pembacokan Arya terjadi di lampu merah Simpang Pomad, Kelurahan Ciparigi, Kecamatan Bogor Utara, pada Jumat (10/3/2023). Saat kejadian, korban sedang menyeberang.
Dalam kasus ini, polisi sebelumnya sudah menangkap dua pelaku pembacokan lainnya, yakni MA (17) dan SA (18), pada Senin (13/3/2023) lalu.
MA ditangkap di wilayah Lebak, Provinsi Banten, sedangkan SA ditangkap di wilayah Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Para pelaku memiliki peran masing-masing saat menghabisi korban. MA merupakan pemilik senjata tajam gobang dan pengendara sepeda motor saat menyerang korban.
Sementara itu, SA berperan menghilangkan atau membuang barang bukti senjata gobang.
Dalam konferensi pers yang berlangsung pada Maret lalu, polisi menyampaikan, motif pembacokan dilatarbelakangi permasalahan lama antara sekolah korban dengan sekolah pelaku.
Konflik itu memuncak setelah para pelaku menerima sebuah pesan berisi tantangan yang dikirim melalui Instagram.
Para pelaku kemudian terprovokasi, kemudian mendatangi sekolah korban untuk mencari orang yang mengirim pesan tersebut.
Karena tak berhasil menemukan orang yang dicari, para pelaku melampiaskannya dengan melakukan pembacokan secara acak.
"Awalnya ada tantangan via Instagram yang dikirim oleh A dari sekolah yang sama dengan korban. Pelaku terprovokasi lalu membalas tantangan itu dengan mendatangi sekolah tersebut," ungkap Kepala Polresta Bogor Kota Komisaris Besar Bismo Teguh Prakoso, saat itu.
Unggahan soal kasus ini sempat viral di media sosial. Saat itu, korban tiba-tiba langsung dibacok oleh pelaku sambil mengendarai sepeda motor.
(Penulis: Kontributor Bogor, Ramdhan Triyadi Bempah, Muamarrudin Irfani (TribunnewsBogor.com) | Editor: Irfan Maullana).
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/05/13/10000011/tangis-dan-emosi-keluarga-korban-pembacokan-siswa-smk-di-bogor