JAKARTA, KOMPAS.com - Akses masuk ke Stasiun Cakung, khususnya yang berada di sisi Jalan Raya Stasiun Cakung, Jakarta Timur, "menyiksa" banyak orang.
Bagaimana tidak, anak tangganya berjumlah 45. Masing-masing anak tangga tersebut memiliki tinggi sekitar satu jengkal.
Meskipun lebar tangga sekitar empat meter alias cukup lapang, tetapi tetap saja membutuhkan tenaga ekstra saat orang menapakinya satu per satu.
Saat Kompas.com berkunjung ke stasiun itu pada Rabu (17/5/2023) siang, banyak orang tampak kepayahan menapaki anak tangganya.
Seorang pria muda terlihat percaya diri ketika melangkah di awal. Namun, baru saja setengah perjalanan, langkahnya melambat.
Ia kemudian berhenti sejenak dan mengeluarkan botol air mineral dari tasnya. Setelah menenggak minuman beberapa teguk, ia melanjutkan langkahnya.
Pria lain yang lebih tua juga sama. Di tengah tangga, ia berhenti sejenak dan berpegangan pada besi di sisi kanan sembari mengatur napas.
Seorang wanita lansia tak kalah kasihannya. Tangan kanannya membawa tas jinjing, sementara tangan kirinya berpegangan pada besi anak tangga untuk membantu menjaga keseimbangan.
Tidak sampai pertengahan tangga, ia sudah berhenti melanggkah. Napasnya sudah terengah-engah. Ia membungkuk sembari memegang dengkul.
"Aduh," kata dia meringis sembari menyeka keringat pada kening.
Sesampai di penghujung anak tangga, lansia itu duduk di sudut untuk beristirahat sejenak. Tidak ada bangku yang bisa dimanfaatkan untuk memulihkan kembali tenaga mereka.
Selain dari sisi Jalan Raya Stasiun Cakung, akses masuk ke stasiun itu sebenarnya bisa dari Jalan I Gusti Ngurah Rai, Bintara, Bekasi.
Akses masuk dari sisi Bekasi lebih manusiawi. Sebab, ada elevator yang dapat membantu orang lebih mudah masuk ke stasiun.
Namun, bagi warga Pulogebang, Rawa Bebek, Cakung, Klender, dan sekitarnya, untuk masuk Stasiun Cakung dari arah Jalan Raya I Gusti Ngurah Rai, cukup sulit karena harus berputar jauh.
Kondisi itu sebenarnya sudah banyak dikeluhkan penumpang kereta api yang biasa naik di Stasiun Cakung, terutama pada sisi Jalan Raya Stasiun Cakung.
Salah satunya Titin (52) yang kebetulan tinggal di dekat stasiun.
"Saya sering naik dari sini (pintu Jalan Raya Stasiun Cakung). Jangankan lanjut usia, saya saja capek ya lewat sini," ujar Titin.
Ia melanjutkan, kondisi tidak mengenakkan terjadi ketika pada saat berangkat dan pulang kerja. Bahkan, saat akhir pekan bisa jadi sangat menjengkelkan.
"Kalau mau kerja atau kondangan saat weekend (merugikan) ya. Tadinya sudah rapi, wangi, keburu capek dan bau karena keringatan naik tangga," ujar dia.
Apabila terdapat eskalator atau elevator, ia yakin orang akan lebih mudah mengakses stasiun itu.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/05/17/21412471/tersiksa-saat-menapaki-anak-tangga-stasiun-cakung