TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sempitnya peron jalur 3 dan 4 Stasiun Serpong membuat penumpang KRL yang turun di kaki gedung stasiun kerap kesulitan mengakses jalan keluar maupun menyeberang dari peron 1 ke 2.
Pada Jumat (26/5/2023), Kompas.com menjajal berjalan di peron sempit tersebut. Ukuran peron tidak lebih besar dari ukuran kaki orang dewasa.
Saat melewatinya, tubuh harus diposisikan miring sembari berpegangan besi tangga. Salah melangkah sedikit, penumpang bisa terjatuh ke rel kereta.
Penumpang yang melewati peron tersebut juga harus melambatkan langkah dan menunggu giliran karena tidak bisa dilewati dua orang sekaligus.
"Bahaya sih kalau menurut saya ya, apalagi kalau jam rush hour (jam sibuk). Peronnya kecil banget. Tadi saya lewat kan pelan-pelan takut jatuh," kata seorang penumpang bernama Windi (30).
Kecilnya ukuran peron tidak sebanding dengan bangunan tangga yang memiliki lebar hampir dua meter.
Alhasil, hanya tersisa sedikit peron yang bisa dilewati penumpang. Tidak ada pilihan selain melewati peron tersebut.
Tak cukup sampai di celah peron yang kecil, penumpang juga harus melewati 39 anak tangga apabila ingin keluar atau menyeberang ke peron 1 dan 2.
"Saya mau keluar ini, harus naik tangga dulu ke atas. Pintu tap (kartu) keluar kan di atas. Sayang banget enggak ada lift atau setidaknya eskalator untuk yang muda juga bisa pakai," kata Windi.
Tangga berjalan atau eskalator maupun lift memang tidak tersedia. Stasiun Serpong juga hanya memiliki satu akses pintu masuk dan pintu keluar.
Untuk penumpang prioritas yakni ibu hamil, lansia, penyandang disabitas dan ibu membawa anak, melewati jalur bawah yang dijaga petugas.
Namun, tidak semua penumpang prioritas mengetahui ada jalur khusus. Sebab, jalur itu tidak terlihat dari pintu masuk yang berada di atas.
Ada satu keluarga yang membawa dua anak tetap neik tangga. Mereka mengaku ingin bepergian bersama ke Tanah Abang.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/05/26/13310731/peron-3-dan-4-stasiun-serpong-terlalu-sempit-simpan-potensi-bahaya