DEPOK, KOMPAS.com - Belatung yang berasal dari gunungan sampah di tempat pembuangan sementara (TPS) mengerubungi warung di Pasar Kemiri Muka, Depok pada Selasa (30/5/2023).
Pasalnya, keberadaan warung itu bersinggungan langsung dengan TPS Pasar Kemiri Muka.
Belatung-belatung itu tersebar hingga mengelilingi di bawah area warung tersebut.
Pemilik warung makan bernama Ade (48) mengatakan, hanya pekerja di pasar, terutama petugas sapu yang mau makan di warungnya.
Selebihnya, tak ada satu pun pengunjung dari luar pasar yang membeli lauknya.
"Ini aja belatung sudah kayak gini, (pengunjung) sudah males kan. Karena ini juga orang-orang kami aja yang makan di sini, kayak pesapon (petugas penyapu pasar)," kata Ade saat ditemui Kompas.com, Selasa.
"Mereka sudah terbiasalah dengan kondisi kayak gini, kalau yang luar mah enggak bisa makan di mari," sambung dia.
Ade mengaku, sudah sering membasmi belatung-belatung yang mengerubungi area tempat usahanya. Namun, tetap saja hal itu sia-sia karena belatungnya kembali bermunculan.
"Sudah sering saya bersihin, cuma memang susah. Matinya bisanya pakai soda api sama bensin, tapi tetap aja nanti ada lagi," ujar dia.
Oleh karena itu, Ade berharap pihak terkait segera mengatasi persoalan sampah yang menggunung TPS itu.
Sebelumnya diberitakan, para pedagang mengeluhkan kondisi Pasar Kemiri Muka, Depok, yang semakin jorok.
Sampah-sampah yang menggunung di tempat pembuangan sementara (TPS) jarang diangkut petugas Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok.
Berdasarkan pengamatan Kompas.com pada Senin (29/5/2023), ketinggian tumpukan sampah sekitar 5 meter.
Tinggi tumpukan sampah itu bahkan nyaris sejajar dengan atap kios para pedagang Pasar Kemiri Muka.
Parahnya, kondisi sampah sudah membusuk. Hal itu ditandai dengan beberapa sampah yang sudah menghitam dan mengeluarkan air.
Belatung mengerubungi tumpukan sampah-sampah yang menggunung itu.
Kondisi itu tentunya menimbulkan aroma tak sedap yang mengganggu para pedagang maupun pembeli.
Karena itu, para pedagang memasang sejumlah banner berisi protes yang ditujukan ke DLHK Kota Depok.
Terpasang dua banner bertuliskan "Kembalikan fungsi TPS Pasar Kemiri Muka Depok seperti semula!" dan "Pasar Kemiri Muka Depok bukan tempat pembuangan akhir (TPA)".
Spanduk-spanduk itu dipasang di tembok pinggir rel kereta dekat TPS tersebut.
"Saya anggap sekarang ini TPS Pasar Kemiri seperti menjadi TPA. Kenapa? Karena yang membuang sampah di situ bukan dari lingkungan pasar saja," kata Ketua Kerukunan Pedagang Pasar Kemiri Muka Depok (KPPKMD) Karno Sumardo, Senin (29/5/2023).
Selain sampah pedagang, sampah-sampah di sana juga berasal dari enam RW di sekitar Pasar Kemiri Muka.
Karno meminta petugas DLHK segera mengangkut sampah yang sudah menggunung di sana.
"Tidak ada alasan bagi DLHK, misalnya longsor. Saya cross-check, aktivitas masih berjalan. Saya tidak mau keterangan sepihak," ucap dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/05/30/21560921/bersebelahan-dengan-tps-pasar-kemiri-muka-warung-makanan-dikerubungi