Salin Artikel

Cerita Slamet Riyanto Jadi Instruktur Karawitan di Sobokartti: Dulu Dibayar Puluhan Ribu, Kini Ratusan Ribu

SEMARANG, KOMPAS.com - Slamet Riyanto (24) telah menahbiskan dirinya sebagai seorang instruktur karawitan di Perkumpulan Kesenian Sobokartti lima tahun silam.

Meski saat itu usianya tergolong masih muda, kemampuan Slamet dalam memainkan seni gamelan dan seni suara yang bertangga nada slendro serta pelog itu tak bisa dianggap remeh.

Selain itu, pembawaan Slamet yang riang dan ceria turut menjadi faktor lain mengapa dirinya ditetapkan sebagai salah seorang instruktur karawitan di perkumpulan kesenian yang berdiri pada 1920 itu.

"Saya dari 2018 mulai mengajar di sini (Sobokartti). Saya diproyeksikan untuk mengajar karawitan kepada siswa-siswi SD, SMP, dan SMA," ujar dia di Aula Sobokartti, Selasa (30/5/2023).

Sayangnya, dedikasi yang diberikan Slamet seringkali tak sejalan dengan pendapatan yang diperoleh.

Ia mengaku pernah mendapatkan gaji hanya puluhan ribu dalam kurun waktu satu bulan.

"Dulu per pelatih gajinya hanya Rp 50.000. Kalau siswanya sedang banyak, mungkin bisa Rp 100.000 per bulan," ungkap dia.

Namun, Slamet mengaku hal itu tak berlaku lagi sekarang. Pasalnya, ia sudah pasti memperoleh upah ratusan ribu sejak akhir tahun lalu.

Kerja sama yang dilakukan Sobokartti dengan Dompet Dhuafa Jawa Tengah menjadi pembuka keran meningkatnya penghasilan per bulan.

"Mulai sekarang kami para instruktur sudah pasti memperoleh Rp 300.000 per bulan dalam empat kali pertemuan," tutur Slamet.

"Jadi saya sangat berterima kasih kepada Dompet Dhuafa. Kini para pelatih lebih semangat untuk mengajar," imbuh dia.

Sebagai informasi, ada 12 instruktur di Sobokartti yang memperoleh pendapatan serupa.

Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Tengah, Zaini Tafrikhan mengungkap, suntikan dana yang diberikan kepada para instruktur Sobokartti telah berlangsung sejak September 2022.

Sobokartti dipilih karena perkumpulan ini memiliki sejarah yang panjang dalam membangun dan melestarikan seni budaya jawa.

Sobokartti dibentuk pada 1920 sebagai bentuk perlawanan masyarakat Jawa atas teater eksklusif yang tak boleh diikuti semua kalangan saat masa penjajahan Belanda.

"Saat ini kami men-support Sobokartti selama setahun penuh. Setelah kontraknya habis, kami akan lakukan evaluasi lebih dulu. Kalau dampaknya bagus, Sobokartti lebih dikenal masyarakat, Insya Allah program bisa berlanjut," tegas Zaini.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/06/04/12555601/cerita-slamet-riyanto-jadi-instruktur-karawitan-di-sobokartti-dulu

Terkini Lainnya

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Megapolitan
Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Megapolitan
Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Megapolitan
Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Megapolitan
Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Megapolitan
Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Megapolitan
Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke