Salin Artikel

Keluh Warga dengan Kemacetan Depan GIS Condet, Minta Sekolah Tambah Lahan Parkir dan Wajibkan Siswa Naik Bus Sekolah

Kemacetan yang terjadi disebabkan banyaknya siswa SD GIS yang diantar-jemput menggunakan kendaraan pribadi, khususnya mobil.

Kondisi kemacetan jadi semakin parah lantaran banyak orangtua siswa yang menurunkan anaknya dari mobil di pinggir jalan raya.

Ketua RW 03 Bale Kambang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, Aan Noermansyah mengatakan, kondisi lahan parkir di SD GIS tidak memungkinkan untuk menampung seluruh kendaraan yang mengantar para siswa.

Hal itu membuat mobil pengantar siswa tersendat di jalan raya dan mengakibatkan kemacetan lalu lintas.

"Saya kan suka makan soto dekat situ (GIS), kalau saya lihat parkirnya, buset deh," ucap Aan, Senin (5/6/2022).

Menurut Aan, jumlah siswa yang masuk SD GIS setiap tahun ajaran terus bertambah.

Karena itu, ia meminta pihak SD GIS untuk memperluas dan menambah lahan parkir agar bisa menampung masuk semua kendaraan yang mengantar siswanya.

"Kan sekolah elite, sekolah mahal. Memang sarana parkir pikirkan lah, kan sekarang banyak ya, sekolah elite yang posisinya di jalan utama, mereka juga pikirkan parkiran yang antar-jemput, jadi harus ada koordinasi antara para pihak yang berwenang di situ," ujar Aan.

Usulkan siswa GIS wajib naik bus sekolah

Selain minta lahan parkir sekolah ditambah, warga di lingkungan sekitar mengusulkan agar GIS mewajibkan siswanya naik bus atau mobil antar-jemput sekolah guna mengurangi kemacetan.

"Dari manajemen sekolahnya juga, diterangkan dari sekolah agar mewajibkan siswa naik bus sekolah," ucap Husin selaku Ketua RT 08/03 kepada Kompas.com, Senin.

Usulan serupa juga disampaikan oleh Zain, Ketua RT 01/03. Ia meminta agar pihak sekolah bisa memaksimalkan fasilitas antar-jemput yang dimiliki sekolah itu.

"Ya namanya sekolah mahal, satu orang satu mobil, sering lihat saya, padahal dia (GIS) kan punya mobil antar-jemput juga, kan aman kayak gitu (pake jemputan) kalau telat bukan tanggung jawab orang tua, tapi tanggung jawab yang jemput," ucap Zain.

Keduanya pun berharap, dengan dimaksimalkannya fasilitas antar-jemput ini bisa mengurangi kepadatan lalu lintas saat waktu rawan macet di area tersebut.

Rugikan orang yang sedang dalam keadaan darurat

Menurut Aan, kemacetan yang terjadi di area GIS karena aktivitas antar-jemput siswa bisa merugikan bagi orang baru yang kebetulan melintas di area tersebut.

Apesnya lagi ketika ada kendaraan emergency yang terjebak macet karena tidak tahu jam-jam padat kawasan itu.

"Itu bisa merugikan seseorang yang sifatnya emergency tapi orang itu enggak tahu lokasi," kata Aan.

GIS ogah disebut sebagai satu-satunya penyebab kemacetan

Mengenai kemacetan yang sering terjadi, manajemen GIS memberikan tanggapannya.

Nurul Hudha alias Nunung selaku Head of Public Relations GIS menolak bahwa keberadaan sekolahnya dianggap sebagai satu-satunya biang kemacetan.

Ia menyinggung demografi Jalan Raya Condet yang menurutnya kurang kondusif.

Ditambah lagi, selain GIS, kata Nunung, ada banyak sekolah lain yang juga berpotensi menyumbang kemacetan.

"Ada sekolah-sekolah lain juga yang mungkin juga jadi titik kemacetan. Condet itu banyak sekolah, kalau kita hitung dari Rindam itu sekolah swasta aja berapa, sekolah negeri, dari depan itu udah banyak, SD 12, SD negeri lagi, lalu ada SMK juga, di sebelah kita pun ada EMIISc," ucap Nunung saat ditemui Kompas.com di lokasi, Selasa (6/6/2023).

Menurut Nunung, Jalan Raya Condet kerap dilalui berbagai masyarakat dari segala penjuru sehingga menambah padatnya arus lalu lintas di area GIS, terutama saat pagi hari.

"Condet ini kan tidak besar jalannya, tapi trafiknya tinggi, orang yang mau ke TB Simatupang biasanya dari arah Cililitan, Sutoyo, Kramat Jati, Halim, sebagian lewat sini," papar Nunung.

"Jadi bisa dibilang ini arteri jalannya, tapi kecil. Beda halnya dengan Pondok Indah jalannya besar. Kita jalan utama, tapi enggak terlalu besar, jadi load kendaraannya juga banyak," sambungnya.

(Penulis: Wasti Samaria Simangunsong, Editor: Jessi Carina, Ihsanuddin, Ambaranie Nadia Kemala Movanita).

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/06/06/22290391/keluh-warga-dengan-kemacetan-depan-gis-condet-minta-sekolah-tambah-lahan

Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke