Salin Artikel

Tawuran di Gang Mayong Kini Jarang Terjadi, tapi Pelaku Semakin Banyak

Pada saat itu, tawuran terjadi beberapa minggu sekali. Namun, kini tawuran semakin jarang terjadi. Meski begitu, jumlah remaja yang mengikuti aksi tawuran justru semakin banyak.

"Makin ke sini sebenarnya makin jarang, tapi besar. Dulu cuma antara RW 07 dan RW 08, sekarang makin besar karena kedua belah pihak ada aliansi," kata Muhammad di Asrama Leoni Blok C, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (9/6/2023).

Muhammad menjelaskan, orang-orang dalam aliansi yang dimaksud, yakni teman-teman remaja setempat yang berasal dari luar Gang Mayong.

Biasanya, mereka diajak oleh para remaja untuk mengikuti aksi tawuran di Gang Mayong.

"Sebenarnya jarang kejadian semakin ke sini, tapi sekalinya kejadian ya besar (banyak) anggotanya. Dulu palingan cuma 20 orang dari masing-masing kelompok, sekarang lebih," ujar Muhammad.

Muhammad menduga, para remaja terlibat tawuran karena kurangnya aktivitas di sekolah saat pandemi Covid-19.

Saat itu, kegiatan pembelajaran masih dilakukan dari rumah. Para remaja memiliki banyak waktu luang dan kemudahan untuk mengakses internet.

"Dari situ mungkin. Karena banyak waktu luang, akses internet semakin gampang, dan mungkin karena kurang pengawasan dari orangtua, jadi bisa lakukan hal-hal negatif seperti tawuran," ujar Muhammad.

Ia mengungkapkan, warga sudah berusaha menghentikan aksi tawuran, salah satunya dengan memperketat pengawasan terhadap anak-anak.

Namun, Muhammad tidak mengelak bahwa anak-anak itu masih memiliki cara untuk ikut tawuran tanpa diketahui orangtuanya.

"Di sini banyak warga yang udah tua dan penyakitan, di sana (RW 07) juga begitu. Kami semua enggak ada yang suka tawuran," ungkap Muhammad.

"Anak-anak sekarang enggak mikir ke situ. Mikir tetangga yang sudah tua, mikirin orangtuanya. Karena mungkin mereka bisa ikut tawuran karena faktor dalam rumah yang kurang tegas bimbingannya dan pantauannya," imbuh dia.

Sebagai informasi, sebagian besar orang lebih mengenal Jalan Bekasi Timur IV sebagai Gang Mayong.

Mayong sebenarnya adalah nama salah satu gang di RW 07, dekat Jalan Bekasi Timur IV.

Namun, tawuran antara warga Gang Mayong RW 07 dan warga RW 08 sering terjadi di sana. Karena itu, kawasan tersebut sering dilabeli Gang Mayong.

Terbaru, tawuran besar terjadi pada Sabtu-Minggu, 20-21 Mei lalu. Tawuran pertama terjadi pada Sabtu sekitar pukul 15.45 WIB. Pemuda RW 07 disebut menyerang pemuda RW 08.

Dua orang mengalami luka serius akibat disabet senjata tajam sehingga harus dirawat intensif di Rumah Sakit Persahabatan.

Kemudian, tawuran berlanjut pada Minggu pukul 16.00 WIB. Aksi tersebut menyebabkan terbakarnya kendaraan roda dua dan sangkar burung.

Atas peristiwa itu, polisi meringkus total tujuh orang yang terlibat penganiayaan dan perusakan kendaraan.

Rupanya ada pelaku yang tak berdomisili di daerah itu, melainkan warga Matraman dan Kampung Makassar.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/06/12/05463551/tawuran-di-gang-mayong-kini-jarang-terjadi-tapi-pelaku-semakin-banyak

Terkini Lainnya

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Megapolitan
Sesuai Namanya sebagai Seni Jalanan, Grafiti Selalu Ada di Tembok Publik

Sesuai Namanya sebagai Seni Jalanan, Grafiti Selalu Ada di Tembok Publik

Megapolitan
Panik Saat Kebakaran di Revo Town Bekasi, Satu Orang Lompat dari Lantai Dua

Panik Saat Kebakaran di Revo Town Bekasi, Satu Orang Lompat dari Lantai Dua

Megapolitan
4 Lantai Revo Town Bekasi Hangus Terbakar

4 Lantai Revo Town Bekasi Hangus Terbakar

Megapolitan
Revo Town Bekasi Kebakaran, Api Berasal dari Kompor Portabel Rumah Makan

Revo Town Bekasi Kebakaran, Api Berasal dari Kompor Portabel Rumah Makan

Megapolitan
Jalan Jenderal Sudirman Depan GBK Steril Jelang Jakarta Marathon

Jalan Jenderal Sudirman Depan GBK Steril Jelang Jakarta Marathon

Megapolitan
Rusunawa Marunda Dijarah, Ahok: Ini Mengulangi Kejadian Dulu

Rusunawa Marunda Dijarah, Ahok: Ini Mengulangi Kejadian Dulu

Megapolitan
Ahok Sudah Berubah, Masih Membara, tapi Sulit Maju di Pilkada Jakarta

Ahok Sudah Berubah, Masih Membara, tapi Sulit Maju di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Ditanya Soal Kaesang Bakal Maju Pilkada Jakarta, Ahok: Enggak Ada Etika Saya Nilai Seseorang

Ditanya Soal Kaesang Bakal Maju Pilkada Jakarta, Ahok: Enggak Ada Etika Saya Nilai Seseorang

Megapolitan
Bukan Lagi Ibu Kota, Jakarta Diharapkan Bisa Terus Lestarikan Destinasi Pariwisata

Bukan Lagi Ibu Kota, Jakarta Diharapkan Bisa Terus Lestarikan Destinasi Pariwisata

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 23 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 23 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Megapolitan
Ada Jakarta Marathon, Sepanjang Ruas Jalan Jenderal Sudirman Ditutup hingga Pukul 12.00 WIB

Ada Jakarta Marathon, Sepanjang Ruas Jalan Jenderal Sudirman Ditutup hingga Pukul 12.00 WIB

Megapolitan
Ahok Sentil Kualitas ASN: Kalau Bapaknya Enggak Beres, Anaknya 'Ngikut'

Ahok Sentil Kualitas ASN: Kalau Bapaknya Enggak Beres, Anaknya "Ngikut"

Megapolitan
Perayaan HUT Jakarta di Monas Bak Magnet Bagi Ribuan Warga

Perayaan HUT Jakarta di Monas Bak Magnet Bagi Ribuan Warga

Megapolitan
Ada Kebakaran di Revo Town, Stasiun LRT Bekasi Barat Tetap Layani Penumpang

Ada Kebakaran di Revo Town, Stasiun LRT Bekasi Barat Tetap Layani Penumpang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke