JAKARTA, KOMPAS.com - UH (65), lansia di Cipayung yang memperkosa bocah perempuan berinisial NHR (9), hingga kini masih menghirup udara bebas.
Padahal, orangtua korban sudah melapor ke Polres Metro Jakarta Timur sejak tiga bulan lalu, tepatnya pada 6 Maret 2023.
Sejak awal, pelaku juga sudah sempat mengakui aksi bejatnya memerkosa korban.
Pengakuan itu disampaikan UH di hadapan warga, termasuk ketua RT setempat.
Oleh karena itu, Farida (32) selaku ibu korban pun merasa heran kenapa pelaku tak kunjung ditangkap.
"Pelaku juga sempat masih nyantai-nyantai aja di rumah (sejak dilaporkan)," kata Farida, Rabu (14/6/2023).
"Yang saya bingung, pelaku enggak langsung ditahan pas jujur di pak RT. Pas lapor ke polisi kenapa enggak langsung ditangkap, kan udah ada korban dan saksi. Saksi yang dengar keterangan UH pas di rumah RT juga banyak," imbuh dia.
Sejak laporan polisi dibuat, kata Farida, korban dan beberapa saksi sudah dipanggil beberapa kali untuk pemeriksaan.
Sementara itu, sepengetahuannya, UH baru dipanggil sekali pada April.
Ia pun hingga kini belum mendengar kabar terbaru soal kelanjutan laporannya.
Di sisi lain, ia mendapatkan kabar bahwa pelaku sudah pindah rumah.
Kabar itu didapat Farida dari keluarganya yang tinggal di dekat rumah pelaku di kawasan Lubang Buaya, Cipayung.
Sementara Farida saat ini tinggal di Pinang Ranti.
"Sekarang ini, dengar-dengar katanya sudah pindah sekeluarga. Enggak ada yang tahu ke daerah mana," sambungnya.
Kompas.com masih berupaya mengonfirmasi ke polisi terkait keterangan Farida ini.
S alias UH (65) diduga memerkosa NHR sepanjang 2021-2022 di Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur.
Pemerkosaan dilakukan sebanyak lima kali di tempat yang berbeda-beda.
Aksi bejat pelaku itu baru terungkap pada 6 Maret 2023, tepatnya setelah NHR buka suara kepada temannya, DH (12).
Kala itu, mereka berdua sedang bermain sebelum NHR tiba-tiba mengaku pernah diperkosa oleh UH.
"Dia cerita, 'Aku pernah ditindihin sama kakek-kakek itu sampai dimasukin punyaku'. DH langsung cerita ke ponakan saya, AP (15)," ungkap Farida.
Akhirnya, kabar itu pun sampai ke nenek NHR dan keluarga besar.
Farida pun menerima telepon dari keluarga yang mengabarkan soal kekerasan seksual yang telah dialami NHR.
Farida yang tinggal di Pinang Ranti langsung berangkat ke Lubang Buaya dalam keadaan terkejut dan menangis.
"Setelah itu (bertemu dengan keluarga), baru ke pak RT. Pelaku (UH) dipanggil juga, dan dia mengakui perbuatannya," ucap Farida.
Menurut pengakuan UH, NHR diperkosa sebanyak lima kali. Pertama, ia memerkosa NHR di rumahnya sendiri.
Empat kali berikutnya, UH memerkosa NHR di gudang di depan rumahnya.
Sebenarnya, NHR hampir kembali menjadi korban pemerkosaan untuk yang keenam kalinya pada Desember 2022.
Namun, aksi UH digagalkan oleh DH, yang tidak sengaja melihat NHR bersama UH di dalam gudang.
Setelah pertemuan di rumah Ketua RT, Farida sekeluarga langsung melapor ke Polsek Cipayung.
Laporan langsung dibuat dengan nomor LP/B/621/III/2023/SPKT/POLRES METRO JAKARTA TIMUR/POLDA METRO JAYA pada 7 Maret pukul 00.15 WIB.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/06/14/18002151/lansia-pemerkosa-bocah-di-cipayung-tak-kunjung-ditangkap-padahal-sudah