Salin Artikel

Pencabulan Bocah oleh Lansia di Cipayung Terang Benderang, tapi Pelaku Belum Juga Ditangkap, Mengapa Polisi Abai?

JAKARTA, KOMPAS.com - Penegakan hukum dugaan pemerkosaan terhadap seorang bocah berinisial NHR (9) yang dilakukan tetangganya S alias UH (65) jalan di tempat.

Padahal UH sudah mengaku saat dipertemukan dengan keluarga NHR di rumah Ketua RT pada 6 Maret 2023. Orangtua korban juga sudah melapor ke Polres Metro Jakarta Timur sejak tiga bulan lalu.

Namun, hingga kini UH masih menghirup udara bebas. Bahkan, pelaku yang diduga memerkosa NHR sebanyak lima kali sepanjang 2021-2022 disebut sudah pindah rumah.

Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Edwin Partogi berujar, Polres Metro Jakarta Timur sebaiknya menyerahkan penanganan kasus ke Kepolisian Daerah (Poda) Metro Jaya jika tak mampu menanganinya.

"Saya rasa kalau Polres tidak sanggup menangani itu (kasus pemerkosaan), diambil alih saja oleh Polda Metro Jaya," tegas Edwin, Jumat (16/6/2023).

Sensitivitas rendah

Edwin menilai, lambannya laporan diproses dan pelaku yang tidak kunjung ditangkap menunjukkan bahwa sensibilitas penyidik terhadap perkara ini rendah.

Padahal, kasus kekerasan seksual yang dialami NHR dianggap lebih "terang benderang" dibandingkan yang dialami korban lainnya.

"Seharusnya sudah bisa diambil tindakan. Kalau dilaporkan dari Maret, seharusnya di bulan Juni ini sudah masuk pengadilan," ucap Edwin.

Lambannya penanganan kasus ini, kata dia, bertentangan dengan perhatian negara terhadap kasus kekerasan seksual yang masih marak terjadi.

"Kami berharap kepolisian segera melakukan penindakan terhadap pelaku," tegas Edwin.

Harus dihukum berat

Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra mengatakan, tidak ada alasan untuk tidak segera menangkap UH.

Pasalnya, kata Jasra, Kepolisian sudah gelar perkara dan menyatakan peristiwa tersebut memenuhi unsur pidana.

"Artinya sudah sepatutnya pelaku segera ditangkap dan dijatuhi hukuman berat karena sudah mengakui perbuatannya," sambungnya.

Jasra mengatakan, UH harus segera ditangkap untuk kelancaran proses penanganan kasus pemerkosaan NHR. Demi pembuktian unsur pidana, polisi harus segera segera menangkap pelaku.

Mengenai pelaku yang saat ini sudah pindah rumah, Jasra mengatakan bahwa hal itu dapat memengaruhi proses penangkapan nantinya.

Kejanggalan

F (32), ibu korban, mengungkapkan, NHR diperkosa di dua tempat yang berbeda, yakni di rumah dan gudang milik UH.

Semua ini terungkap pada 6 Maret ketika NHR bercerita kepada temannya, DH (12). DH kemudian menyampaikan informasi itu kepada keluarga NHR.

Mendengar cerita itu, keluarga langsung mengadukan dugaan pemerkosaan kepada Ketua RT setempat. Pelaku sempat dipanggil oleh pengurus RT dan mengakui perbuatannya.

Mendengar pengakuan itu, F dan keluarga pun hendak melapor ke polisi. Namun, seorang pengurus RT meminta F agar tak melapor dan masalah diselesaikan secara kekeluargaan.

F dengan tegas menolak saran itu dan tetap melapor ke polisi. Laporan teregistrasi dengan nomor LP/B/621/III/2023/SPKT/POLRES METRO JAKARTA TIMUR/POLDA METRO JAYA tanggal 7 Maret 2023.

Tiga bulan berlalu, F pun merasakan berbagai kejanggalan lainnya. Ia bingung mengapa pelaku yang sudah mengakui aksi bejatnya tak kunjung ditangkap.

Bahkan, menurut dia, pelaku baru dipanggil sekali oleh polisi sejak laporan terbit. F, korban, dan beberapa saksi sudah dipanggil beberapa kali untuk pemeriksaan.

Sementara itu, UH hanya dipanggil satu kali pada April. Hingga kini, F belum mendengar kabar terbaru soal keberlangsungan laporannya. Bahkan ia mendengar UH sekeluarga sudah pindah.

"Yang saya bingung, pelaku enggak langsung ditahan pas jujur di Pak RT. Pas lapor ke polisi kenapa enggak langsung ditangkap, kan udah ada korban dan saksi. Saksi yang dengar keterangan UH pas di rumah RT juga banyak," ucap dia.

Kejanggalan lain dirasakan F saat ia berupaya bertanya mengenai perkembangan kasus pemerkosaan anaknya ke Polres Metro Jakarta Timur pada akhir April lalu.

Bukannya mendapatkan jawaban, F justru dimarahi polisi. Polisi itu menegur F agar dia tidak bicara ke mana pun soal penanganan kasus pemerkosaan terhadap anaknya.

Hingga berita ini ditulis, Kompas.com sudah berupaya menghubungi sejumlah pejabat kepolisian di Polres Metro Jakarta Timur dan Polda Metro Jaya.

Dari sejumlah pejabat itu, hanya Kepala Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Timur Ipda Sri Yatmini yang merespons.

Ia meminta Kompas.com untuk datang langsung ke Polres Metro Jakarta Timur dan berjanji akan memberikan jawaban secara langsung.

Namun, saat Kompas.com sudah tiba di lokasi, Ipda Sri justru tak bisa ditemui dan tak lagi merespons panggilan telepon atau pesan singkat.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/06/16/14130471/pencabulan-bocah-oleh-lansia-di-cipayung-terang-benderang-tapi-pelaku

Terkini Lainnya

Seorang Remaja Dibacok Gangster di Depok, Terjebak Portal Saat Hendak Kabur

Seorang Remaja Dibacok Gangster di Depok, Terjebak Portal Saat Hendak Kabur

Megapolitan
Jatuhnya Pesawat Latih Tecnam P2006T di BSD: Pilot, Kopilot, dan Teknisi Tewas di TKP

Jatuhnya Pesawat Latih Tecnam P2006T di BSD: Pilot, Kopilot, dan Teknisi Tewas di TKP

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 20 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 20 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong | Beda Nasib Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez di Kasus Narkoba

[POPULER JABODETABEK] Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong | Beda Nasib Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez di Kasus Narkoba

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Megapolitan
RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

Megapolitan
Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Megapolitan
Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Megapolitan
'Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak...'

"Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak..."

Megapolitan
Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Megapolitan
Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Megapolitan
Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Megapolitan
Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Megapolitan
Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Megapolitan
Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke