JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Jakarta International Expo angkat bicara menanggapi pengakuan salah satu pedagang kerak telor, Adi (52), yang harus membayar Rp 17 juta untuk berjualan selama Jakarta Fair berlangsung.
Direktur Marketing Jakarta International Expo, Ralph Scheunemann mengungkapkan bahwa biaya sewa lapak yang dipatok oleh pihaknya kepada pedagang kerak telor hanya Rp 5,5 juta.
"Beberapa tahun terakhir, itu kami sudah serahkan kepada pihak ketiga (untuk mengelola pedagang kerak telor). Dalam hal ini, LSM yang ada di DKI Jakarta," kata Ralph saat ditemui Kompas.com di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat pada Sabtu (17/6/2023).
"Artinya, kita sendiri hanya men-charge sekitar Rp 5,5 juta untuk satu titik pedagang kerak telor," tegas Ralph melanjutkan.
Dia menyampaikan, uang senilai Rp 5,5 juta itu hanyalah untuk administrasi, kebersihan, hingga listrik selama Jakarta Fair berlangsung hingga 16 Juli 2023 mendatang.
"Kalau kita lihat dari situ, kan tidak ada ambil keuntungan sama sekali. Nah, kalau memang pihak ketiga mengambil keuntungan segitu, tanyakan kepada pihak ketiga," ucap Ralph.
Diberitakan sebelumnya, Adi mengaku harus membayar Rp 17 juta agar bisa berjualan selama Jakarta Fair berlangsung.
Ia mengaku menyetorkan bayaran itu ke paguyuban pedagang kerak telor.
Selanjutnya, paguyubanlah yang meneruskan pembayaran itu kepada penyelenggara Jakarta Fair.
Adi yang sudah bertahun-tahun berjualan di Jakarta Fair ini mengungkapkan, harga sewa lapak itu lebih mahal dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 16 juta.
Meski menurut dia Rp 17 juta merupakan nominal yang besar, Adi mengucap syukur bahwa setiap tahunnya dia mendapatkan keuntungan selama berjualan di Jakarta Fair.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/06/17/21212611/pengelola-jiexpo-angkat-bicara-soal-pedagang-kerak-telor-bayar-sewa-rp-17