Salin Artikel

Fakta Oknum Guru SMP Culik Siswanya yang Berkebutuhan Khusus, Sempat Pura-pura Enggak Tahu

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Seorang siswa berkebutuhan khusus berinisial NA (15) menjadi korban penculikan oleh oknum gurunya sendiri di Tangerang Selatan.

Peristiwa itu terungkap setelah polisi menindaklanjuti laporan orangtua NA atas peristiwa hilangnya anak mereka ketika sedang bersekolah pada 22 Juni 2023.

Saat melaporkan, orangtua NA menyertakan rekaman kamera pengawas ketika anak mereka keluar sekolah dan selanjutnya masuk ke mobil Xenia putih.

Dalam penyelidikannya, polisi mengungkap bahwa mobil yang ditumpangi NA merupakan kendaraan yang disewa GF, seorang guru sekaligus wali kelasnya NA.

Kronologi

Ayahanda NA, WS, mengatakan bahwa peristiwa penculikan bermula ketika NA sedang mengikuti kegiatan belajar di sekolahnya di kawasan Pondok Benda Baru, Pamulang, Tangerang Selatan, pada Rabu (21/6/2023).

Korban yang duduk di bangku kelas 8 sekolah menengah pertama (SMP) tiba-tiba disuruh pulang lebih awal oleh GF.

Kepada NA, GF menyampaikan bahwa orangtua korban sedang berada di Bandung.

NA diminta untuk menyusul menggunakan mobil yang sudah sediakan GF di sekitar lingkungan sekolah.

"Pelakunya wali kelas, makanya didengar omongannya sehingga si N ikut aja. Dia (wali kelasnya) bilang, 'Kamu disuruh menyusul ke Bandung naik Grab, itu sudah bapak siapin mobilnya warnanya putih'," kata WS kepada wartawan, Jumat (23/6/2023).

Mendengar omongan sang guru, korban bergegas menghampiri dan langsung memasuki mobil tersebut pada pukul 09.15 WIB.

Pergerakan korban saat itu terekam kamera pengawas atau CCTV yang terpasang di toko petshop sekitar sekolah.

Sejak saat itulah korban pun dinyatakan hilang dan tanpa ada kabar selama 30 jam.

WS beserta keluarganya pun membuat laporan ke Polsek Pamulang sambil menyertakan bukti rekaman CCTV beserta nomor kendaraan mobil tersebut.

Dalam pengejarannya, polisi akhirnya dapat menangkap pelaku dan menemukan korban di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor.

"Pelaku sudah ditangkap duluan, baru anak saya ditemukan, tapi lokasinya enggak terlalu berjauhan," ucap WS.

Sempat berlagak pilon

WS mengungkapkan, GF sempat berlagak pilon alias pura-pura enggak tahu terkait hilangnya NA ketika berada di sekolah sesaat jam pelajaran tengah berlangsung.

Padahal, orangtua NA menanyakan keberadaan anak mereka kepada GF di sekolah. Saat itu, GF bahkan sempat membantu mencari keberadaan NA.

"Si GF itu sempat bantu cari, tapi saat itu kayak pura-pura enggak tahu. Dia padahal tahu sebenarnya laporan saya bahwa anak saya hilang," kata WS.

WS mulanya tak menaruh kecurigaan terhadap GF. Sebab, GF yang notabene sebagai guru sekaligus wali kelas diyakini WS tak mungkin terlibat dalam penculikan tersebut.

"Memang awalnya saya enggak mengira bahwa wali kelasnya itu pelakunya," ucap WS.

Terkini, GF telah ditangkap polisi atas keterlibatan penculikan terhadap siswanya sendiri.

Dalam pengakuannya, GF menculik siswa berkebutuhan khusus itu karena disuruh orang lain.

"Pas anak saya sudah ketemu dan saya sempat ketemu dia (GF) dalam pengakuannya itu bilang kalau dia itu disuruh dan ditekan sama orang lain," kata WS.

Kendati demikian, WS belum dapat memastikan siapa seseorang yang memerintahkan GF untuk menculik putranya itu.

Ditetapkan sebagai tersangka

Kasie Humas Polres Tangsel Ipda Galih menambahkan, GF juga telah ditetapkan sebagai tersangka per Minggu (25/6/2023).

"Satu pelaku sudah diamankan, yang merupakan gurunya, berinisial GF, dan sudah ditetapkan sebagai tersangka," ungkap dia ketika dikonfirmasi, Minggu.

Meski begitu, Unit PPA Satreskrim Polres Tangsel masih melakukan pemeriksaan secara mendalam terhadap GF.

Sebab, kasus masih dikembangkan untuk mengungkap pelaku penculikan lainnya, termasuk motif penculikan anak berkebutuhan khusus tersebut.

"Pelaku masih dalam proses pemeriksaan secara mendalam, termasuk proses pengembangan untuk mengungkap pelaku lainnya," kata Galih.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/06/26/08064031/fakta-oknum-guru-smp-culik-siswanya-yang-berkebutuhan-khusus-sempat-pura

Terkini Lainnya

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke