Salin Artikel

Asal Muasal Blok G Kini Jadi "Sarang" Penjahat, Bermula dari Ditinggal Pembeli akibat Pandemi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, semakin terbengkalai. Mayoritas lapak di sana sudah ditinggalkan penjual.

Blok G Tanah Abang tampak gelap gulita dan kumuh. Di antara los-los yang dulunya menjadi tempat pedagang berjualan, kini hanya tersisa tumpukan sampah.

Saat Kompas.com menyusuri kawasan itu pada Kamis (6/7/2023), di sana hanya ada potongan manekin, tumpukan sisa kain, sisa sampah plastik yang terbakar, dan berbau pesing.

Padahal, Blok G pernah menjadi harapan baru bagi pedagang kaki lima (PKL) yang direlokasi dari luar Pasar Tanah Abang. Kawasan ini pernah jadi rebutan PKL pada masanya.

Namun sayang, kawasan yang pernah jadi harapan bagi sebagian besar PKL itu kini perlahan menimbulkan citra negatif karena dianggap sebagai sarang penjahat.

Diduga jadi tempat pesta miras dan sabu

Dugaan Blok G Pasar Tanah Abang sebagai tempat pesta minuman keras (miras) dan sabu ini diperkuat dengan temuan botol plastik bekas air mineral berlubang dan dua sedotan plastik.

Alat itu diduga sebagai bong yang digunakan untuk menghisap sabu. Tidak jauh dari situ, turut ditemukan sebuah plastik klip.

Selain itu, di lantai tiga juga turut terlihat sejumlah pecahan botol kaca bekas minuman keras (miras).

Hal itu terbukti dari tutup botol berwarna ungu bertuliskan merek anggur merah. Sejumlah pedagang mengeluhkan aktivitas preman pada malam hari.

Seorang pedagang berinisial DT (45) mengatakan, sejak sepi akibat pandemi Covid-19, lantai dua dan tiga di sentra busana yang terbengkalai itu beralih fungsi menjadi sarang preman dan pelaku kejahatan.

"Kalau sore dan malam, di lantai dua dan tiga itu banyak pelaku kejahatan. Preman, jambret bahkan memakai narkoba di situ," kata DT, Kamis (6/7/2023).

Pedagang resah

Kondisi Blok G yang menjadi sarang penjahat itu, menurut DT, sungguh meresahkan. Namun, dia pasrah karena tidak tahu harus melapor kepada siapa.

“Mau lapor juga enggak tahu mau ke siapa. Kalau bisa ditangkap mereka. Ini sangat meresahkan pedagang,” tutur pedagang pakaian itu.

Selain DT, pedagang berinisial RU turut mengeluhkan hal serupa. Para preman atau pengguna narkoba, kata RU, biasanya beraktivitas setelah pedagang pasar menutup kios.

Kebanyakan pedagang di Blok G sudah mengetahui aktivitas preman di lantai atas. Namun, para pedagang tidak berani melapor.

"Kan kami di sini ada los. Kalau kami melapor, yang ada kami nanti diganggu. Bahkan nanti pihak pasar bisa mengusir pedagang," ungkap RU.

Bakal direvitalisasi

Kondisi yang kini meresahkan pedagang itu membuat Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono turun tangan untuk membenahi Blok G Pasar Tanah Abang.

Kerja sama Pemprov DKI Jakarta dan Polres Jakarta Pusat dilakukan karena permasalahan yang terjadi di kawasan Pasar Tanah Abang itu merupakan tindakan kriminalitas.

"Kalau menyangkut terkait kriminalitas kami kerja sama dengan polres," ucap Heru.

etua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Ismail berujar, pasar yang terbengkalai itu terjadi akibat dari pembiaran permasalahan di Tanah Abang oleh PD Pasar Jaya selaku pihak pengelola.

Ismail berpandangan, seharusnya PD Pasar Jaya langsung merespon setiap keluhan yang disampaikan dan mengecek kondisi di lapangan.

"Tidak kemudian menunggu hingga akhirnya ada kejadian seperti ini baru melakukan tindakan," jelas Ismail.

Polisi bantah

Polisi membantah soal tudingan Blok G Pasar Tanah Abang jadi sarang preman dan tempat untuk "nyabu" usai mengecek langsung lantai dua dan tiga pada Jumat (7/7/2023).

Polisi mengatakan tidak ada jejak kaki di lantai pasar yang kotor sebagai indikasi kawasan itu sering dilalui orang. Temuan botol yang diduga bong dianggap tak mengandung narkotika.

Namun, ada kemungkinan lain yang tengah diselidiki polisi. Polisi menduga kios dengan kode A LO 2 ACT 149 itu hanya menjadi tempat penyimpanan bong buatan.

Selain itu, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin menduga, bong atau alat isap sabu yang ditemukan di Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, ditaruh oleh warga yang iseng.

"Dari alat bukti yang kami amankan di lantai dua itu kami cek, kandungan apa yang ada di botol mineral itu. Ternyata hasilnya negatif," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin saat dihubungi wartawan, Rabu (12/7/2023).

Kendati demikian, Komarudin menegaskan pihaknya akan terus memantau kawasan Blok G Pasar Tanah Abang.

Klaim PD Pasar Jaya

Manajer Humas PD Pasar Jaya Agus Lamun menjelaskan, jajaran PD Pasar Jaya selaku pihak pengelola pasar di Jakarta sudah mengecek langsung ke kawasan Blok G.

"Dari situ manajemen tidak menemukan adanya barang bukti terkait dugaan tindakan kriminalitas di Pasar Tanah Abang Blok G," ucap Agus, Sabtu (8/7/2023).

Agus berdalih, sebelumnya pengecekan itu, Pasar Jaya juga selalu melakukan upaya preventif, untuk menjamin keamanan dan ketertiban kawasan Pasar Tanah Abang.

"Manajemen Perumda Pasar Jaya sudah melakukan tindakan preventif guna memastikan tidak adanya tindakan kriminalitas di pasar-pasar," kata Agus.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/07/13/06350721/asal-muasal-blok-g-kini-jadi-sarang-penjahat-bermula-dari-ditinggal

Terkini Lainnya

Pelajar Paket B Tewas Dikeroyok di Kemang

Pelajar Paket B Tewas Dikeroyok di Kemang

Megapolitan
Camat Kembangan Tak Larang Spanduk Dukungan Pilkada jika Dipasang di Pekarangan Rumah

Camat Kembangan Tak Larang Spanduk Dukungan Pilkada jika Dipasang di Pekarangan Rumah

Megapolitan
Bandar Narkoba yang Sembunyikan Sabu di Jok Motor Ternyata Residivis

Bandar Narkoba yang Sembunyikan Sabu di Jok Motor Ternyata Residivis

Megapolitan
Cerita Pelamar Kerja di Gerai Ponsel Condet, Sudah Antre Panjang, tetapi Diserobot Orang

Cerita Pelamar Kerja di Gerai Ponsel Condet, Sudah Antre Panjang, tetapi Diserobot Orang

Megapolitan
Tak Sabar Menunggu Antrean Wawancara, Sejumlah Pelamar Kerja PS Store Condet Pilih Pulang

Tak Sabar Menunggu Antrean Wawancara, Sejumlah Pelamar Kerja PS Store Condet Pilih Pulang

Megapolitan
Polisi Bongkar Markas Judi “Online” yang Dikelola Satu Keluarga di Bogor

Polisi Bongkar Markas Judi “Online” yang Dikelola Satu Keluarga di Bogor

Megapolitan
Cegah DBD, Satpol PP DKI Minta Warga Aktif Lakukan PSN 3M Plus

Cegah DBD, Satpol PP DKI Minta Warga Aktif Lakukan PSN 3M Plus

Megapolitan
Sulit Dapat Kerja, Eks Karyawan Rumah Makan Banting Setir Jadi PKL di GBK

Sulit Dapat Kerja, Eks Karyawan Rumah Makan Banting Setir Jadi PKL di GBK

Megapolitan
Heru Budi Optimistis Ekonomi Jakarta Tetap Tumbuh lewat Berbagai Gelaran 'Event'

Heru Budi Optimistis Ekonomi Jakarta Tetap Tumbuh lewat Berbagai Gelaran "Event"

Megapolitan
Pemeriksaan Kesehatan Mental Ibu yang Cabuli Anak Kandungnya Rampung, tapi Belum Ada Kesimpulan

Pemeriksaan Kesehatan Mental Ibu yang Cabuli Anak Kandungnya Rampung, tapi Belum Ada Kesimpulan

Megapolitan
'Perjuangan Mencari Kerja Memang Sesusah Itu...'

"Perjuangan Mencari Kerja Memang Sesusah Itu..."

Megapolitan
Bandar Narkoba di Penjaringan Mengaku Dapat Sabu dari Matraman

Bandar Narkoba di Penjaringan Mengaku Dapat Sabu dari Matraman

Megapolitan
Polisi Selidiki Oknum Sekuriti Plaza Indonesia yang Pukuli Anjing Penjaga

Polisi Selidiki Oknum Sekuriti Plaza Indonesia yang Pukuli Anjing Penjaga

Megapolitan
Kasus Akseyna 9 Tahun Tanpa Perkembangan, Polisi Klaim Rutin Gelar Perkara

Kasus Akseyna 9 Tahun Tanpa Perkembangan, Polisi Klaim Rutin Gelar Perkara

Megapolitan
Polisi Sebut Benda Perdukunan Milik DS Tak Terkait Kasus Pembunuhan Bocah Dalam Galian Air di Bekasi

Polisi Sebut Benda Perdukunan Milik DS Tak Terkait Kasus Pembunuhan Bocah Dalam Galian Air di Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke