Salin Artikel

Ada Perumahan Elite Terbengkalai di Cakung, Sudah Belasan Tahun Tak Dihuni

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah padatnya penduduk Jakarta dan tingginya kebutuhan akan hunian, justru terdapat sebuah perumahan elite terbengkalai di jantung ibu kota.

Perumahan elite yang kini tak terurus itu terletak di Jalan Pulosidik, Kelurahan Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur.

Perumahan bernama JIEP Grand Bizhome itu milik PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP).

Pantauan di lokasi, Kamis (3/8/2023), perumahan itu memiliki dua akses masuk yang hanya berjarak sekitar 100 meter saja.

Akses masuk pertama, jika berjalan dari arah Danau Rawa Gelam, ditutup oleh sebuah gerbang berwarna hitam.

Sementara itu, akses kedua terbuka untuk umum.

Pada akses masuk, terdapat sebuah pos satpam bertuliskan "JIE" di atasnya.

Pos satpam itu berukuran cukup kecil, namun memiliki satu kamar mandi kecil dan meja dengan wastafel.

Bagian dalam dan luar tembok dan kaca jendela pos satpam penuh dengan coretan piloks berwarna hitam dan biru muda.

Sisi kanan dan kiri pos adalah jalur lebar yang bisa dilewati satu motor dan satu mobil dalam satu waktu.

Dari dua jalur beraspal itu, hanya satu yang bisa dilewati, yaitu jalur di sisi kanan pos satpam.

Sebab, jalur pada sisi kiri pos satpam penuh dengan rerumputan dan semak belukar.

Dedaunannya pun rimbun sampai-sampai jalanan dan halaman rumah yang terbengkalai penuh dengan rontokan daun.

Jalanan juga dipenuhi rumput yang tumbuh dari sela-sela konblok.

Sisi kanan dan kiri jalan penuh dengan semak-semak dan rerumputan yang tinggi.

Bahkan, ada kabel listrik yang salah satu kabelnya memiliki tanaman rambat.

Tepat di seberang pos satpam, ada sebuah area yang dulunya merupakan taman terbuka. Ada fitur air mancur yang masih berdiri kokoh di sana, namun airnya sudah tak menyala.

Bekas taman terbuka ini berada di tengah-tengah kawasan perumahan elite terbengkalai itu.

Taman itu dikelilingi oleh belasan rumah yang sudah hancur. Setiap rumah sudah tidak memiliki pintu dan jendela.

Atapnya pun banyak yang bolong karena beberapa genting menghilang. Beberapa balkon tidak memiliki pagar pembatas.

Setiap rumah dihiasi oleh coretan piloks, baik pada tembok bagian dalam maupun luar deretan hunian itu.

Cat tembok pun sudah banyak yang pudar. Bahkan, tembok pada beberapa rumah tampak retak dan berjamur.

Perumahan itu dibangun pada 2010 dan pembangunannya sudah selesai pada 2012.

Selanjutnya, perumahan itu juga sempat dihuni oleh pembelinya.

Namun, sepengetahuannya, memang tidak banyak orang yang membeli dan menghuni rumah di perumahan tersebut. 

"Ada penghuninya itu dua keluarga. Sudah dibeli (rumahnya), kabarnya. cuma yang nempatin satu (keluarga). Cuma enggak lama, paling 6 bulanan," kata Dasuki.

Ia pun tak tahu pasti mengapa penghuni perumahan itu akhirnya memutuskan untuk pindah. Namun, ia menduga keluarga itu tak betah karena lingkungan yang sepi.

Setelah tak lagi berpenghuni, perumahan itu akhirnya dibiarkan terbengkalai hingga kondisinya seperti sekarang.

Kompas.com masih berupaya menghubungi PT JIEP selaku pengembang perumahan tersebut.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/08/03/15465221/ada-perumahan-elite-terbengkalai-di-cakung-sudah-belasan-tahun-tak-dihuni

Terkini Lainnya

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi : Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi : Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Megapolitan
Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Megapolitan
4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke