Salin Artikel

Pria yang Mengamuk di Ciledug Disebut Sering Memalak Pedagang

TANGERANG, KOMPAS.com - Seorang pemuda yang mengamuk sambil melempar sebungkus nasi di warung makan di Peninggilan, Ciledug, disebut juga sering memalak.

Pemalakan itu dilakukan secara bergantian, terkadang oleh pemuda itu atau oleh temannya.

"Sudah sering malak, malahan ada temen-temanya yang satunya lagi kalau minta lebih parah lagi," kata Alya, pedagang sekaligus korban kepada wartawan, Kamis (3/8/2023).

Alya menceritakan, teman pemuda itu juga pernah mengamuk ketika meminta tahu dan tempe untuk camilan sambil menenggak minuman keras (miras).

Peristiwa itu terjadi setelah dua pekan tempat usaha Alya buka di Jalan Cipto Mangunkusumo.

"Kalau yang abang satu lagi itu kejadiannya memang sudah agak lama pas dua minggu usaha kami buka, dia ngamuk minta tahu tempe. Dia bilang buat dorongan minum," kata Alya.

"Namanya pedagang baru, dia minta tahu tempe katanya enak buat minumnya (miras). Itu saya kasih," tambah dia.

Kendati begitu, Alya resah atas perilaku para pemuda yang sering mengganggu usahanya.

"Iya resah. Bawaannya sudah waswas, soalnya trauma," ucap dia.

Sebelumnya diberitakan, sebuah video memperlihatkan seorang pemuda mengamuk sambil melemparkan sebungkus nasi di warung makan di Jalan Cipto Mangunkusumo, Peninggilan, Ciledug, Tangerang.

Pemuda itu bahkan mendorong dan mencoba memukul pekerja di warung makan tersebut.

Dalam video yang diunggah di akun Instagram @info_ciledug, disebutkan keributan itu terjadi pada Senin (31/7/2023) sekitar pukul 22.30 WIB.

Alya menjelaskan, pemuda berkaus merah itu awalnya hendak membeli paket nasi ayam dengan uang Rp 10.000.

Namun, permintaan pemuda tersebut ditolak pegawai warung makan karena uangnya tak cukup.

Sebagai gantinya, pegawai warung menawarkan paket nasi ikan, dan pemuda itu setuju.

Namun, setelah bungkusan berisi makanan itu diserahkan, pemuda tersebut justru mengamuk.

"Dia enggak terima karena kami kasih makanannya itu lauk sama nasinya digabung satu bungkus," kata Alya.

Dalam video rekaman CCTV yang beredar, pemuda itu membanting nasi bungkus ke lantai sambil marah-marah kepada pegawai warung makan.

Saat itu, seorang pegawai lain berupaya meminta penjelasan pemuda itu, tetapi dia malah semakin marah dan langsung mendorongnya.

Pemuda itu juga berusaha memukul pegawai warung makan, tetapi korban menghindar.

Alya mengakui, biasanya nasi dan lauk di warungnya selalu dibungkus terpisah.

Namun, Alya membungkus lauk dan nasi pemuda itu menjadi satu bungkusan atas persetujuan yang bersangkutan.

"Memang kalau biasanya, kami memang kalau ada makan di sini lauk sama nasinya dipisah. (Tapi) karena posisinya dia dekat, kami bilang 'ikan sama nasinya digabungin aja ya'. Dia bilang 'ya sudah terserah, gua dah lapar nih'," ucap Alya.

"Setelah disiapin dan dianterin. Eh, dia balik lagi bawa nasi itu langsung dibanting," tutur Alya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/08/03/16414941/pria-yang-mengamuk-di-ciledug-disebut-sering-memalak-pedagang

Terkini Lainnya

Cabuli 5 Anak di Cengkareng, Pelaku Masuk Rumah Korban dan 'Ngaku' Ingin Beli Pulsa

Cabuli 5 Anak di Cengkareng, Pelaku Masuk Rumah Korban dan "Ngaku" Ingin Beli Pulsa

Megapolitan
Murid dan Guru SMK Lingga Kencana Trauma, Menangis Saat Ditanya Kronologi Kecelakaan

Murid dan Guru SMK Lingga Kencana Trauma, Menangis Saat Ditanya Kronologi Kecelakaan

Megapolitan
Kontennya Diduga Merendahkan Bahasa Isyarat, Komika Gerall Dilaporkan ke Polisi

Kontennya Diduga Merendahkan Bahasa Isyarat, Komika Gerall Dilaporkan ke Polisi

Megapolitan
Soal Dugaan Bus Pariwisata SMK Lingga Kencana Tidak Laik Jalan, Yayasan Harap Polisi Beri Info Seterang-terangnya

Soal Dugaan Bus Pariwisata SMK Lingga Kencana Tidak Laik Jalan, Yayasan Harap Polisi Beri Info Seterang-terangnya

Megapolitan
Pemkot Depok Beri Santunan Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Pemkot Depok Beri Santunan Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bangun RDF di Rorotan Cilincing, Tampung 2.500 Ton Sampah Per Hari

Pemprov DKI Jakarta Bangun RDF di Rorotan Cilincing, Tampung 2.500 Ton Sampah Per Hari

Megapolitan
Percaya Bus Laik Jalan, Yayasan SMK Lingga Kencana: Kalau Tak Yakin, Enggak Diberangkatkan

Percaya Bus Laik Jalan, Yayasan SMK Lingga Kencana: Kalau Tak Yakin, Enggak Diberangkatkan

Megapolitan
Ketika Janji Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Minimarket Dianggap Mimpi di Siang Bolong...

Ketika Janji Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Minimarket Dianggap Mimpi di Siang Bolong...

Megapolitan
Suprayogi, Guru SMK Lingga Kencana yang Tewas dalam Kecelakaan Bus, Dikenal Perhatian dan Profesional

Suprayogi, Guru SMK Lingga Kencana yang Tewas dalam Kecelakaan Bus, Dikenal Perhatian dan Profesional

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Pihak Yayasan Merasa Kondisi Bus Layak

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Pihak Yayasan Merasa Kondisi Bus Layak

Megapolitan
Tidak Cukup Dibebastugaskan, Direktur STIP Diminta Bertanggung Jawab secara Hukum

Tidak Cukup Dibebastugaskan, Direktur STIP Diminta Bertanggung Jawab secara Hukum

Megapolitan
Polisi Selidiki Penyebab Tawuran di Kampung Bahari yang Bikin Jari Pelaku Nyaris Putus

Polisi Selidiki Penyebab Tawuran di Kampung Bahari yang Bikin Jari Pelaku Nyaris Putus

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

Megapolitan
Tawuran Pecah di Gang Bahari Jakut, 1 Korban Jarinya Nyaris Putus

Tawuran Pecah di Gang Bahari Jakut, 1 Korban Jarinya Nyaris Putus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke