Salin Artikel

Meski Jadi Korban Percobaan Pembunuhan Anaknya Sendiri, Ayah Rifki Ampuni Darah Dagingnya

JAKARTA, KOMPAS.com - Rifki Azis Ramadhan (23) memendam kebencian selama bertahun-tahun hingga berujung membunuh ibu kandungnya sendiri, Sri Widiastuti (43).

Selain membunuh ibunya, Rifki melukai ayahnya, Bakti Ajis Munir (49), di kediaman mereka, Jalan Takong, Depok, Kamis (10/8/2023).

Berdasarkan keterangan polisi, motif Rifki mengaku tega membunuh ibu dan melakukan percobaan pembunuhan terhadap ayahnya karena menyimpan dendam menahun usai kerap dimarahi sejak kecil.

Dendam tersebut membuncah setelah Rifki juga dituding menggelapkan uang dari perusahaan keluarga mereka.

Diketahui keluarga ini memiliki usaha berskala mikro di sektor pembuatan kardus kemasan dan pemilahan limbah kertas, yang juga berlokasi di kediaman mereka.

Cekcok itu bermula ketika Bakti dan istri mempertanyakan uang senilai puluhan juta yang diduga hilang karena kesalahan manajemen Rifki.

Dalam beberapa bulan terakhir, Rifki memang dipercaya sang ayah untuk mengurus keuangan usaha keluarganya setahun belakangan.

Dimarahi sejak kecil

Kapolsek Cimanggis Kompol Arief Budiharso berujar, Rifki membunuh ibu dan melukai ayahnya karena merasa sakit hati kerap dimarahi sejak kecil.

"Motif, pemicunya (pembunuhan dan penganiayaan), itu adanya rasa sakit hati dari tersangka terhadap orangtuanya," tuturnya saat konferensi pers di Mapolsek Cimanggis, Jumat (11/8/2023).

Arief menyebutkan, berdasarkan pemeriksaan, Rifki mengaku kerap dimarahi oleh kedua orangtuanya sejak masih duduk di bangku SD.

Suatu ketika, sang ayah pernah mengucapkan kata-kata yang dinilai tidak mengenakkan kepada Rifki.

"Kalau versi tersangka, korban (Bakti Ajis) menyampaikan bahwa, 'Lo tuh dari lahir sampai detik ini, coba sebutin satu saja apa yang membuat orangtuamu bangga', itu," ucap Arief.

Rifki semakin jengkel karena dituding tak transparan mengelola keuangan perusahaan keluarga.

"Orangtua menilai (Rifki) kurang transparan, ada hal yang disembunyikan. Akhirnya menuduh tersangka ini," tutur Arief.

Tak menyangka

Bakti mengaku dirinya memang protektif terhadap perkembangan satu-satunya anak lelaki di keluarga.

Namun, ia tidak menyangka, didikannya kepada anak pertama dari dua bersaudara itu mengakibatkan sakit hati terus tumbuh dalam diri Rifki.

”Mungkin ada miskomunikasi. Menurut saya, itu seharusnya enggak membuat dia sakit hati karena secara prosedur pekerjaan enggak ada penekanan, bicara keras, dan intimidasi," ujar Bakti dikutip dari Kompas.id.

"Cuma mungkin karena pergaulan di luar, kita tidak tahu. Dia sendiri di rumah baik-baik saja,” lanjutnya.

Mengikhlaskan dan memaafkan

Bakti kini memilih mengikhlaskan tragedi ini. Ketiadaan istri karena ulah anak sendiri ia anggap sudah menjadi takdir.

Walau bagaimanapun, Bakti tidak ingin menuntut hukuman berat untuk anaknya seiring permintaan maaf yang telah diucapkan.

"Enggak ada manusia lahir sempurna, itu enggak ada. Lebih banyak salah daripada benarnya. Bagaimanapun ini sudah terjadi, kehendak Yang Mahakuasa," kata Bakti.

"Saya berharap dia dapat hukuman seringan-ringannya, kelak jadi orang yang mawas diri, lalu bisa jadi orang bermanfaat buat orang banyak,” lanjutnya.

(Penulis: Muhammad Naufal | Editor : Larissa Huda, Jessi Carina, Nursita Sari)

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/08/14/18184911/meski-jadi-korban-percobaan-pembunuhan-anaknya-sendiri-ayah-rifki-ampuni

Terkini Lainnya

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Megapolitan
5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

Megapolitan
Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Korban Begal Bermodus "Debt Collector" di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke