Salin Artikel

Rekayasa Lalin KTT ASEAN Bikin Macet, Pekerja: Enggak Jelas Jam Buka Tutup Jalannya

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pekerja kantoran yang melintas di area Senayan, Gatot Subroto dan Slipi mengeluh soal kemacetan sejak Selasa (5/9/2023) pagi hingga sore ini.

Kepadatan lalu lintas itu imbas ditutupnya sejumlah akses jalan di beberapa lokasi, untuk penyelenggaraan KTT ASEAN Ke-43 di Jakarta.

Masalahnya, menurut mereka tidak ada informasi jelas soal jam buka-tutup jalan yang terdampak.

Seperti yang dikatakan Arifaldi Dasril (48), seorang pekerja kreatif di kawasan Patal Senayan, Jakarta Selatan ini tidak bisa kembali ke kantornya usai meeting dengan klien di area Senopati, karena terjebak macet parah di kawasan Bundaran Senayan City.

"Jam empat sore macet total dari bundaran Ratu Plaza. Yang Sency itu sampai ujungnya di Jalan Sisimangaraja sana lagi," ujar dia kepada Kompas.com, Selasa (5/9/2023).

Ternyata selain pagi hari, akses jalan menuju kawasan Sudirman pun juga ditutup saat sorenya.

"Jam empat itu tadi ditutup. Jadi jalan yang dari Kebayoran Baru mau ke Sudirman itu enggak bisa lewat. Semua dibuang (dialihkannya) ke jalan yang di belakang Senayan City, Jalan Hang Lekir. Kan aku lumayan jauh kalau mutar lewat sana, jadi memutuskan untuk enggak balik kantor lagi," lanjut Arif.

Sedangkan di siang harinya, kata Arif, macet parah juga terjadi di depan Pacific Place Mall.

Arif menilai, informasi jalur alternatif pun tidak jelas dan tidak ada pemberitahuan jauh-jauh hari kepada kantornya, yang memang berjarak hanya satu kilometer dari kawasan Gelora Bung Karno.

Sebagai informasi, komplek GBK menjadi salah satu venue dalam rangkaian acara KTT ASEAN Ke-43 di Jakarta.

"Enggak jelas menurut aku untuk hari ini, enggak jelas jam buka tutupnya. Contohnya sore tadi nggak ada informasi kalau jalan ke Sudirman akan ditutup jam empat. Enggak ada pengumuman entah di mana soal hal itu," ujar dia.

Akibatnya, hal ini menimbulkan kendala lain bagi pekerja yang terimbas, karena bingung mengatur jadwal kegiatannya. Terkhusus yang berhubungan dengan eksternal perusahaan.

"Menurut aku, untuk pekerja kantoran yang enggak mobile ke mana-mana dan harus di kantor nine to five saja itu sudah cukup mengganggu. Apalagi buat kita, pekerja industri kreatif yang kita bikin event, press conference lain-lain," tutur dia.

Seharusnya, kata Arif, kebijakan yang menyangkut kepentingan banyak pihak seperti ini bisa direncanakan lebih matang dan disosialisasikan dari jauh hari.

"Jadi kita bisa ngatur, kalau kita mau bikin event, ya enggak di minggu ini, gitu loh. Ini kita enggak ada info sama sekali. di jalan pun enggak ada info (jam buka tutup dan pengarahan jalan) sama sekali," tandas dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/09/05/21303881/rekayasa-lalin-ktt-asean-bikin-macet-pekerja-enggak-jelas-jam-buka-tutup

Terkini Lainnya

Satu Motor Warga Ringsek Diseruduk Sapi Kurban yang Mengamuk di Pasar Rebo

Satu Motor Warga Ringsek Diseruduk Sapi Kurban yang Mengamuk di Pasar Rebo

Megapolitan
Soal Wacana Duet Anies-Sandiaga pada Pilkada Jakarta 2024, Gerindra: Enggak Mungkinlah!

Soal Wacana Duet Anies-Sandiaga pada Pilkada Jakarta 2024, Gerindra: Enggak Mungkinlah!

Megapolitan
Viral Video Plt Kadis Damkar Bogor Protes Kondisi Tenda di Mina, Pj Wali Kota: Ada Miskomunikasi

Viral Video Plt Kadis Damkar Bogor Protes Kondisi Tenda di Mina, Pj Wali Kota: Ada Miskomunikasi

Megapolitan
Bentrok Dua Ormas di Pasar Minggu Mereda Usai Polisi Janji Tangkap Terduga Pelaku Pembacokan

Bentrok Dua Ormas di Pasar Minggu Mereda Usai Polisi Janji Tangkap Terduga Pelaku Pembacokan

Megapolitan
Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Megapolitan
Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Megapolitan
Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Megapolitan
Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke