JAKARTA, KOMPAS.com - Kualitas udara DKI Jakarta pada Rabu (13/9/2023) pagi masuk kategori tidak sehat.
Dikutip dari laman pengukuran kualitas udara IQAir, indeks kualitas udara di DKI Jakarta per pukul 07.00 WIB tercatat di angka 158.
Jakarta berada di peringkat keempat dalam urutan kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Kualitas udara Jakarta pada pagi ini lebih buruk dibandingkan Selasa (12/9/2023) pagi.
Pantauan Kompas.com, di kawasan Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan, langit Ibu Kota pagi ini tidak secerah Selasa kemarin.
Warna langit Jakarta kali ini tak sepenuhnya biru, tetapi sedikit lebih pudar dan berkabut. Hal ini pengaruh meningkatnya angka polusi berdasarkan data IQAir.
Pada Selasa kemarin, beredar sejumlah foto lanskap Jakarta dengan latar langit yang cerah dan tidak terlalu berkabut di media sosial.
Indeks kualitas udara Ibu Kota pada Selasa per pukul 06.00 WIB tercatat di angka 140, masuk kategori tidak sehat.
Konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta pagi ini yakni PM 2.5, dengan nilai konsentrasi 68,5 mikrogram per meter kubik.
Konsentrasi tersebut 13,7 kali nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).
Situs IQAir merekomendasikan masyarakat untuk mengenakan masker, menghidupkan penyaring udara, menutup jendela, dan hindari aktivitas luar ruangan.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga telah mengambil beberapa langkah untuk mengatasi masalah polusi udara, antara lain penerapan work from home (WFH) bagi aparatur sipil negara (ASN) dan melakukan razia uji emisi kendaraan bermotor.
Selain itu, upaya lain yang dilakukan yakni penyiraman jalan dengan water cannon dan menyemprotkan air dari atap gedung tinggi di Ibu Kota.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/09/13/08243731/kondisi-udara-jakarta-pagi-ini-benarkah-langitnya-sudah-lebih-cerah