Salin Artikel

Warga Kebon Jeruk Tolak Proyek Gorong-gorong Dekat Rumahnya, Sebut Itu Dibangun Sepihak

Protes dilakukan warga menggunakan spanduk bertuliskan "Kami warga RT 004 RW 02 yang bertempat tinggal di nomor 32 s/d 40 menolak dengan tegas dan tidak memberikan persetujuan untuk dibangunnya gorong-gorong air yang melintasi wilayah kami".

Salah satu warga bernama Elta (34) menilai, proyek itu dijalankan secara sepihak. Sebab, tak semua warga menerima pembangunan saluran air di jalan umum.

"Kami enggak terima karena ini jalan buntu, jalan umum sebelum proyek itu. Sudah ada beberapa mediasi memang dari kelurahan, kalau enggak salah tiga kali," ujar Elta saat ditemui di kediamannya, Senin (18/9/2023).

"Kami sempat datang sekali, tetapi mandek karena menurut kami pihak kelurahan lebih berpihak mereka, malah mengajak adu data," lanjut dia.

Elta menyebutkan, beberapa pekerja yang kerap bolak-balik untuk memonitor pembangunan gorong-gorong mengaku sebagai karyawan PT United Family Food (Unifam).

Pihak perusahaan mengeklaim kepemilikan tanah yang posisinya tepat berada di samping rumah Elta.

"Beberapa penduduk di sini termasuk ayah saya, Pak Rafael, ada kepemilikan tanahnya total seluas jalan yang dibangun gorong-gorong kurang lebih 800 meter, tetapi papa baru bisa beli 400 meter," jelas dia.

Sebelumnya, lanjut Elta, pihak perusahaan telah meminta izin untuk membangun saluran di sana. Namun, hal ini ditolak oleh beberapa warga termasuk keluarganya.

Kata Elta, proyek gorong-gorong itu disebut dibangun untuk sarana olahraga terpadu sekaligus mencegah banjir. Kendati demikian, ia merasa tak pernah ada masalah banjir di wilayahnya.

"Tiba-tiba hari Senin, 11 september, bongkar paksa dari pihak sana, dan mengeklaim sudah mendapat persetujuan dari warga RT 004 RW 02, tetapi bukan (meminta) kepada kami yang terdampak," ungkap Elta.

Pihak perusahaan, menurut dia, meminta persetujuan dari warga lain yang area rumahnya tidak dilewati gorong-gorong.

"Kami melayangkan somasi ke pihak swasta tersebut, proyek tanggal 12 itu dihentikan dari pihak sana sampai ada adu data," ucap dia.

Kemudian, pada Sabtu (16/9/2023) lalu, sejumlah petugas datang dan mengeruk lahan tersebut.

Mereka membawa backhoe serta ekskavator untuk menggali tanah. Petugas juga memasukkan pipa beton ke dalamnya.

"Sabtu kemarin, dari jam 09.00 WIB langsung keroyokan, bahkan mobil dipindahkan paksa," imbuhnya.

Ia menyampaikan, gorong-goring rampung dalam dua hari. Petugas pun menutupnya kembali dengan semen.

Elta dan warga yang terdampak pun masih mempertimbangkan langkah selanjutnya agar permasalahan ini bisa terselesaikan.

Penjelasan pemilik proyek

Sementara itu, pemilik proyek menyebutkan bahwa pembangunan itu bukan proyek PT Unifam, melainkan hibah dari sang pendiri perusahaan, yakni Susylia Sukana.

"Sehubungan dengan adanya informasi dan pernyataan yang mengaitkan nama PT Unifam, kami memastikan bahwa pekerjaan pembangunan saluran air tersebut bukan proyek dari PT Unifam," ujar Juru Bicara Susylia, Windy Prastiwi, dalam keterangan tertulis, Kamis (21/9/2023) malam.

Windy menjelaskan, saluran air itu dibangun di atas tanah milik Susylia. Pihaknya pun mengaku telah menyosialisasikan pembangunan tersebut kepada warga yang rumahnya berada di sekitar bidang tanah Susylia.

"Sosialiasi secara door-to-door sebanyak tiga kali dengan disaksikan oleh Ketua RT dan RW, pertemuan yang diselenggarakan oleh RW setempat sebanyak satu kali," ungkap Windy.

"Maupun mediasi yang diselenggarakan oleh kelurahan setempat sebanyak tiga kali, terhitung sejak bulan Mei sampai dengan bulan September 2023," lanjut dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/09/18/21441341/warga-kebon-jeruk-tolak-proyek-gorong-gorong-dekat-rumahnya-sebut-itu

Terkini Lainnya

Pelajar Paket B Tewas Dikeroyok di Kemang

Pelajar Paket B Tewas Dikeroyok di Kemang

Megapolitan
Camat Kembangan Tak Larang Spanduk Dukungan Pilkada jika Dipasang di Pekarangan Rumah

Camat Kembangan Tak Larang Spanduk Dukungan Pilkada jika Dipasang di Pekarangan Rumah

Megapolitan
Bandar Narkoba yang Sembunyikan Sabu di Jok Motor Ternyata Residivis

Bandar Narkoba yang Sembunyikan Sabu di Jok Motor Ternyata Residivis

Megapolitan
Cerita Pelamar Kerja di Gerai Ponsel Condet, Sudah Antre Panjang, tetapi Diserobot Orang

Cerita Pelamar Kerja di Gerai Ponsel Condet, Sudah Antre Panjang, tetapi Diserobot Orang

Megapolitan
Tak Sabar Menunggu Antrean Wawancara, Sejumlah Pelamar Kerja PS Store Condet Pilih Pulang

Tak Sabar Menunggu Antrean Wawancara, Sejumlah Pelamar Kerja PS Store Condet Pilih Pulang

Megapolitan
Polisi Bongkar Markas Judi “Online” yang Dikelola Satu Keluarga di Bogor

Polisi Bongkar Markas Judi “Online” yang Dikelola Satu Keluarga di Bogor

Megapolitan
Cegah DBD, Satpol PP DKI Minta Warga Aktif Lakukan PSN 3M Plus

Cegah DBD, Satpol PP DKI Minta Warga Aktif Lakukan PSN 3M Plus

Megapolitan
Sulit Dapat Kerja, Eks Karyawan Rumah Makan Banting Setir Jadi PKL di GBK

Sulit Dapat Kerja, Eks Karyawan Rumah Makan Banting Setir Jadi PKL di GBK

Megapolitan
Heru Budi Optimistis Ekonomi Jakarta Tetap Tumbuh lewat Berbagai Gelaran 'Event'

Heru Budi Optimistis Ekonomi Jakarta Tetap Tumbuh lewat Berbagai Gelaran "Event"

Megapolitan
Pemeriksaan Kesehatan Mental Ibu yang Cabuli Anak Kandungnya Rampung, tapi Belum Ada Kesimpulan

Pemeriksaan Kesehatan Mental Ibu yang Cabuli Anak Kandungnya Rampung, tapi Belum Ada Kesimpulan

Megapolitan
'Perjuangan Mencari Kerja Memang Sesusah Itu...'

"Perjuangan Mencari Kerja Memang Sesusah Itu..."

Megapolitan
Bandar Narkoba di Penjaringan Mengaku Dapat Sabu dari Matraman

Bandar Narkoba di Penjaringan Mengaku Dapat Sabu dari Matraman

Megapolitan
Polisi Selidiki Oknum Sekuriti Plaza Indonesia yang Pukuli Anjing Penjaga

Polisi Selidiki Oknum Sekuriti Plaza Indonesia yang Pukuli Anjing Penjaga

Megapolitan
Kasus Akseyna 9 Tahun Tanpa Perkembangan, Polisi Klaim Rutin Gelar Perkara

Kasus Akseyna 9 Tahun Tanpa Perkembangan, Polisi Klaim Rutin Gelar Perkara

Megapolitan
Polisi Sebut Benda Perdukunan Milik DS Tak Terkait Kasus Pembunuhan Bocah Dalam Galian Air di Bekasi

Polisi Sebut Benda Perdukunan Milik DS Tak Terkait Kasus Pembunuhan Bocah Dalam Galian Air di Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke