JAKARTA, KOMPAS.com - DKI Jakarta menempati posisi ketiga sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada Kamis (21/9/2023) pagi.
Dikutip dari situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 06.45 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di DKI Jakarta berada di angka 156.
Angka itu menunjukan kualitas udara di Ibu Kota pada pagi ini masuk dalam kategori tidak sehat.
Namun kualitas udara pada Kamis pagi ini lebih baik dari hari kemarin yang berada pada posisi pertama di dunia dengan indeks di angka 166.
Sementara untuk konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta hari ini PM 2.5 dengan nilai 64,4
Konsentrasi tersebut 12,9 kali nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).
Cuaca di Jakarta pagi ini berkabut dengan suhu 25 derajat celsius, kelembapan 78 persen, gerak angin 7,4, dan tekanan sebesar 1012 milibar.
Selain menginformasikan tingkat polusi, situs IQAir merekomendasikan masyarakat untuk mengenakan masker, menghidupkan penyaring udara, menutup jendela, dan hindari aktivitas outdoor.
Tujuannya agar masyarakat dapat terhindar dari udara luar yang kotor.
Adapun kota dengan tingkat kualitas udara terburuk pertama yakni Dubai, Uni Emirat Arab, dengan indeks 161.
Lalu, kota dengan kualitas udara terburuk kedua di dunia adalah Kampala, Uganda, dengan indeks 157.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/09/21/07235231/sedikit-membaik-kualitas-udara-di-jakarta-tak-lagi-terburuk-di-dunia-pagi